Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berbicara tentang Kekurangan Orang Lain Harus Dibarengi dengan Solusi

15 Januari 2020   06:41 Diperbarui: 15 Januari 2020   23:35 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Kompas.com

Kelebihan dan kekurangan menjadi bagian tak terpisahkan dari kepribadian kita. Kelebihan yang kita miliki bisa menjadi nilai plus dalam sebuah relasi sosial. Hal ini juga bisa menjadi inspirasi bagi hidup orang lain.

Sebaliknya, kekurangan bisa menjadi bahan pelajaran bukan saja untuk diri kita yang berkekurangan, tetapi juga bagi orang lain. karenanya, koreksi di antara satu sama lain sangatlah penting.

Koreksi itu merupakan upaya untuk mengevaluasi kekurangan yang kita miliki dan dampaknya dalam relasi dan konteks sosial. Bukan tidak mungkin dengan koreksi tersebut muncul solusi yang bisa memberikan manfaat.

Koreksi itu bukan semata-mata soal membicarakan dan mengungkapkan kekurangan yang ada pada diri seseorang.

Acap kali terjadi dalam sebuah relasi sosial di mana pembicaran tentang kekurangan orang lain menjadi topik utama. Dari pelbagai sisi orang berusaha mengupas kekurangan orang tersebut.

Tidak jarang juga terjadi, sisi-sisi yang dikupas itu dihubungkan dengan latar belakang keluarga, pendidikan dan konteks tertentu.

Namun sayangnya di balik itu tidak adanya solusi yang hadir dari pembicaraan itu. Hanya sebatas pembicaraan seputar kekurangan orang lain, tetapi tidak dibarengi dengan upaya untuk memberikan jalan keluar agar bisa mengatasi kekurangan tersebut. Jadinya, pembicaraan itu seolah terperangkap dalam kotak "gosip-menggosip" semata.

Kekurangan orang lain bisa menjadi bahan pelajaran. Pelajaran itu bergantung dari intensi dan hasil yang dicapai dari pembicaraan itu. Kalau intensi untuk memecahkan persoalan, pata titik itulah pembicaraan itu bermanfaat.

Sebuah pembicaraan tentang kekurangan mesti mengarah pada pencarian dan penemuan sebuah solusi. Kalau sebuah pembicaraan yang merupakan buah dari pemikiran yang rasional dan logis serta dibarengi dengan pelbagai pengalaman tertentu, hal itu bisa mengarah pada solusi tertentu.

Tetapi kalau pembicaraan hanya terbatas karena sentimen perasaan, latar belakan dan kepentingan tertentu, pembicaraan itu bisa terperangkap pada lahirnya pandangan dan tingkah laku yang salah.

Tidak jarang terjadi, solusi acap kali hadir dari evaluasi pada sebuah masalah dan kekurangan yang terjadi.

Evaluasi itu tidak sebatas pembicaraan tentang kekurangan yang terjadi. Tetapi lebih dari itu, ada rekomendasi yang bisa memberikan solusi untuk persoalan yang terjadi.

Ya, pembicaraan tentang kekurangan orang lain kerap terjadi dalam sebuah relasi sosial. Bahkan ada orang yang merasa nyaman dan terbiasa membicarakan kekurangan orang lain.

Persoalannya saat pembicaraan itu tidak memberikan manfaat. Atau juga pembicaraan itu hanya menciptakan label pada orang yang menjadi obyek pembicaraan. Pada titik inilah, pembicaraan itu hanya merupakan sebuah bentuk penghancuran kepribadian orang lain.

Padahal kalau intensi pembicaraan untuk pencarian masalah, pastinya ada manfaat yang diperoleh. Kita bisa membantu yang bermasalah dan kita juga bisa belajar dari persoalan yang terjadi.

Saya kira banyak kekurangan yang terjadi dari pribadi-pribadi yang terikat dalam sebuah relasi sosial. Kekurangan itu menyebabkan persoalan dalam konteks sosial.

Tugas kita sebenarnya adalah mengevaluasi kekurangan yang ada sembari mencari dan menawarkan solusi yang tepat sasar pada persoalan yang terjadi.

Jangan biarkan pembicaraan kita hanya menjadi buah bibir dan hasil tulisan, tetapi di balik itu kita tidak memberikan manfaat berupa solusi yang tepat sasar.

Semua kita bisa belajar dari kekurangan kita asalkan kita bisa menyadari kekurangan itu. Salah satu cara agar kita atau orang menyadari kekurangan di dalam diri adalah lewat koreksi.

Koreksi itu bukan sekadar membeberkan kekurangan yang ada, tetapi koreksi itu adalah upaya untuk mencari solusi agar persoalan dan kekurangan yang ada bisa mendapatkan solusi yang terbaik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun