Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pentingkah Mengundang Para Pejabat dalam Acara Nikah?

14 Januari 2020   06:02 Diperbarui: 14 Januari 2020   12:40 1166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Figur-figur yang diundang dalam sebuah pernikahan itu beraneka macam. Biasanya, mereka yang diundang mempunyai faktor relasi tertentu. Relasi itu bisa berupa faktor ikatan kekeluargaan, teman, pekerjaan dan latar belakang tertentu.

Tetapi tidak jarang terjadi, undangan juga diberikan kepada figur-figur tertentu. Salah satunya, figur pejabat politik dari instansi pemerintah negara seperti gubernur, bupati, anggota DPRD dan lain sebagainya.

Meski tidak terikat hubungan kekeluargaan dan latar belakang tertentu, mereka diundang. Mereka bahkan mendapat tempat khusus. Biasanya di depan. Ini bergantung dari desain tempat resepsi.

Umumnya, mereka diundang karena motif hormat kepada pemimpin setempat. Tanggapan mereka atas undangan juga sekiranya bentuk partisipasi mereka dalam kehidupan masyarakat. Dengan ini, walaupun mereka duduk sebagai pemimpin, mereka tidak jauh dari konteks hidup masyarakat.

Bahkan tidak sedikit kesempatan acara nikah (para) pejabat ini mendapat tempat untuk berbicara selama acara undangan itu.

Pertanyaan lebih jauh, apakah kehadiran seorang pejabat memberikan makna lebih pada sebuah undangan nikah? Apakah perlu mengundang seorang pejabat dalam sebuah acara nikah?

Di satu sisi, tidak sedikit orang melihat ini sebagai sebuah gengsi dan mencari nama. Semakin banyak pejabat yang datang, hal ini dinilai bisa menaikan popularitas dari pemilik acara nikah.

Semakin banyak pejabat yang diundang, semakin banyak orang bisa memuji resepsi tersebut. Walaupun pada kenyataannya, antara pengundang dan (para) pejabat yang diundang tidak mempunyai hubungan kekeluargaan atau ikatan latar belakang sedikit pun.

Kalau faktor gengsi, hemat saya, perayaan nikah kehilangan maknanya. Dalam arti, makna sebuah resepsi pernikahan adalah untuk menyatakan syukur dan bukannya untuk pamer dengan keberadaan undangan dari figur-figur tertentu.

Memang hal ini kembali bergantung kepada pihak yang mengundang. Pihak pengundang berhak mengundang siapa saja ke acara mereka.

Tetapi di balik itu, pihak pengundang juga mesti menyadari keberadaan pihak-pihak yang diundang secara umumnya. Biasanya yang diundang berasal dari latar belakang dan kepentingan yang berbeda. Karena ini, kita mesti mengantisipasi aneka pandangan yang terjadi pada sebuah perayaan nikah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun