Pada umumnya juga si perempuan menyadari budaya ini. Tetapi karena kepercayaan yang diyakini, perempuan akan beraksi seolah tidak setuju dengan aksi tersebut.
Lebih jauh lagi, menurut kepercayaan orang Hmong, adalah sesuatu yang tidak baik saat perempuan tidak bereaksi seperti tidak menangis dan berteriak saat ditarik oleh kelompok dari pihak pria.
Sebelum memasuki rumah, kedua pasangan akan melewati ritual. Selama tiga hari atau lebih, sang perempuan akan tinggal di rumah pihak laki-laki. Walaupun demikian, kedua pasangan ini belum bisa melangsungkan hubungan laiknya suami-istri walaupun tinggal dalam satu rumah.
Setelah tiga hari, pihak laki-laki akan pergi ke keluarga pihak perempuan dan menyampaikan kalau anak mereka sudah menikah. Pihak laki-laki juga akan menyerahkan perak, uang koin, ternak babi, ayam dan ayam dan anggur beras untuk upacara pernikahan.
Tetapi jika laki-laki tidak mempunyai mahar untuk pihak perempuan, dia mesti hidup di rumah pihak perempuan hingga dia bisa membayar dowry untuk keluarga pihak perempuan. Setelah kedua keluarga dari pihak sudah sepakat, mereka pun bisa dinikahkan seturut tradisi setempat.
Setiap budaya mempunyai keunikan masing-masing. Di balik budaya yang dihidupi berdiam kepercayaan yang dianut dan dipegang dengan kuat.
Kepercayaan itulah yang akan selalu menjadi fondasi kuat bagi para penganut budaya itu. Sejauh kepercayaan itu ada dan hidup dalam benak orang-orang, sejauh itu pula budaya itu akan hidup di tengah masyarakat.
Seperti misal, budaya "wendo wina" di Manggarai. Budaya ini sudah tergerus jaman. Jarang dan bahkan tidak terdengar lagi budaya ini.
Yang terjadi sekarang ini adalah proses lamaran. Lamaran itu merupakan pendekatan personal antara kedua belah pihak yang melibatkan kesepakatan keluarga secara umum.
Kalau keluarga sepakat, aturan budaya akan menjadi bagian dari proses relasi kedua belah pihak tanpa perlu perempuan ditarik dan dibawa tanpa sepengetahuan keluarganya.
Sumber: travel sense Asia. com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H