Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ide Pak Nadiem, Titik Tolak Menjadikan Sekolah sebagai Rumah yang Nyaman

5 Desember 2019   07:30 Diperbarui: 5 Desember 2019   07:45 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekolah juga tidak menjadi rumah kedua saat ada peserta didik yang menjadi korban bullying dari sesama temannya di sekolah. Karena aksi bullying yang dialami, seorang peserta didik bisa saja enggan ke sekolah atau merasa takut berada di lingkungan sekolah.

Minggu lalu seorang ibu berkisah tentang situasi yang dialami oleh puteri kecilnya. Sang ibu begitu marah karena anak perempuannya menjadi korban bullying di sekolah.

Karena ini, sang ibu mau melaporkan peristiwa itu ke pihak berwajib kalau hal itu dihentikan. Tetapi sebelumnya, dia sudah melaporkan hal itu ke pihak sekolah.

Alasan sang ibu adalah dia tidak ingin mentalitas anaknya terganggu karena ketidaknyamanan di sekolah.

Ibu ini benar. Sekolah mestinya menjadi rumah kedua, dalam mana peserta didik merasa nyaman dan jauh dari situasi bullying.

Saya sangat suka konsep dari sekolah pada pendidikan Taman Kanak-Kanak (TKK). Selain sekolah menyediahkan ruang kelas, sekolah juga menyediahkan tempat khusus bermain.

Jadinya, situasi rumah seolah ditransfer ke lingkungan sekolah. Anak-anak mendapat ruang untuk mengekspresikan diri laiknya di rumah.

Para guru umumnya begitu ramah, bersahabat dan pandai menemani anak-anak yang berusia sekitar 4-6 tahun. Karena ini, peserta didik merasa nyaman berada di sekolah walaupun mereka tinggal jauh dari orangtua.

Situasi semakin berbeda saat mulai masuk Sekolah Dasar. Sudah tidak ada banyak ruang yang bisa memungkinkan seorang peserta didik bermain sesuai usianya.

Rutinitas biasanya terjadi adalah seorang peserta didik pergi ke sekolah, ke ruang kelas, bermain saat waktu istirahat dan kemudian pulang ke rumah.

Tidak hanya di lingkungan Sekolah Dasar. Situasi ini pun juga terjadi hingga level SMP dan SMA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun