Makanya tidak jarang terjadi, meski secara intelektual bagus di sekolah, tetapi kalau kepribadiannya tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan, yang bersangkutan bisa diperingatkan dan bahkan dikeluarkan.
Di balik seluk beluk kehidupan sekolah berasrama, setiap orang pastinya mempunyai cerita dan pengalaman yang berbeda. Ada pengalaman sukacita karena berhasil melewati jenjang pendidikan dalam masa waktu yang ditentukan.
Sukacita juga terlahir saat bertemu dengan teman baru  dari pelbagai daerah dan dengan mereka membangun persahabatan untuk sekian waktu. Sebagian besar membangun persahabatan sejak SMP hingga tamat di bangku SMA.
Ada pula kisah sedih karena harus meninggalkan rumah dan keluarga untuk pertama kali. Kesedihan ini terjadi karena harus keluar dari zona nyaman menuju tempat baru.
Ada juga pengalaman sedih saat beberapa teman dikeluarkan karena melakukan kesalahan yang sangat sensitif. Persahabatan harus berakhir karena aturan menentukannya.
Pendeknya, ada rupa-rupa yang terjadi sewaktu mengalami sekolah berasrama. Satu garis besar dari pengalaman-pengalaman itu adalah sekolah berasrama selalu memberi kenangan bagi siapa saja yang pernah tinggal dan mengalaminya.
Kenangan itu hadir lewat kisah dan tingkah laku setiap alumni. Setiap individu pastinya mempunyai pengalaman-pengalaman bermakna saat berada di sekolah berasrama.
Kalau pengalaman bermakna itu ada, tinggal di sekolah berasrama pun bukanlah pengalaman yang sia-sia.
Saya juga yakin kalau pengalaman-pengalaman di sekolah berasrama memberikan kontribusi pada pertumbuhan dan perkembangan seorang individu menjadi pribadi yang berkualitas. Karena itu, sekolah berasrama selalu dikenang karena nilai dan makna yang ditimbah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H