Kedisiplinan yang diterapkan di sekolah juga diterapkan kepada kami anak-anak di rumah.
Prinsip ayah adalah pendidikan bagi para murid mesti menjadi pendidikan bagi anak-anak. Karena saat kami, anak-anak sukses berkat didikan ayah sebagai seorang guru, dia pun tidak mempunyai beban untuk menerapkan proses pendidikan itu kepada para murid di sekolah.
Puji Tuhan, dari kami empat bersaudara, kami semua berhasil menyelesaikan pendidikan akhir dan mendapat kerja yang baik.
Kedua, sebagai seorang guru, ayah dikenal oleh banyak orang. Tentunya, yang mengenal ayah umumnya adalah mantan murid-muridnya.
Saya masih ingat seorang meminta pertemanan di salah satu platform media sosial hanya karena nama belakang saya serupa dengan nama ayah. Mereka meminta pertemanan karena ayah saya sebagai mantan guru.
Bahkan beberapa di antaranya menanyakan kabar tentang ayah dan menyampaikan salam kepada ayah. Mereka pastinya menimbah pengalaman tertentu dari figur ayah kami sebagai seorang guru. Dengan pengalaman itu, mereka ingin membaginya kepada kami, anak-anaknya.
Menjadi anak seorang guru adalah kebanggaan bagi saya dan mungkin bagi anak-anak guru yang lainnya. Pengalaman dan pendekatan mereka sebagai guru menjadi harta kekayaan yang sulit dibahasakan, tetapi selalu membekas di hati.
Guru pun mempunyai status yang istimewa, tidak hanya di lingkup sosial tetapi juga di hati keluarga. Jasa seorang guru tak terkira. Mereka adalah garda terdepan bagi perkembangan pendidikan kita.
Selamat Hari Guru!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H