Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jangan Anggap Enteng Saat Anak Marah Kepada Orangtua

23 November 2019   13:02 Diperbarui: 24 Juni 2021   16:56 1003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jangan Anggap Enteng Saat Anak Marah Kepada Orangtua (unsplash/caleb-woods)

Sumber foto BBC Family & Education News
Sumber foto BBC Family & Education News
Tetapi kalau anak-anak yang menjadi marah, bisa saja mereka tidak melihat tujuan dan nilai kemarahan itu. Bagusnya kalau anak-anak melihat dan menyadari kemarahan mereka itu. Maksudnya mereka menyadari kalau kemarahan mereka mempunyai nilai yang bisa dipertanggungjawabkan.

Tetapi kalau kemarahan itu hanya sekadar luapan emosi karena keinginan mereka tidak tercapai atau juga karena kesalapahaman antara mereka dengan orangtua, kemarahan seperti itu tidak boleh dianggap enteng.

Mestinya orangtua mengambil langkah antisipasi untuk meredahkan emosi itu, mengembalikannya pada kondisi normal dan memberikan solusi yang bisa menghilangkan kemarahan itu dari dalam diri seorang anak.

Kemarahan pada diri anak-anak bukanlah persoalan gampang. Kadang anak-anak menjadi marah kepada orangtua hanya karena keinginan mereka tidak terkabulkan atau keputusan orangtua yang dinilai tidak bijak.

Baca juga : Anak Marah? Sogoklah Dia!

Saya ingat cerita tentang seorang anak dari anggota keluarga kami. Anaknya meminta sejumlah uang kepada orangtuanya. Permintaannya itu ditolak. Karena permintaannya itu ditolak, dia menjadi begitu marah dan lantas melontarkan ancaman untuk melakukan bunuh diri.

Pada persoalan ini, kemarahan pada anak terjadi karena orangtua menganggap enteng pada luapan emosi anak. Saat mereka menjadi marah, orangtua membiarkannya begitu saja atau juga orangtua mengambil jalan pintas guna meredahkan kemarahan tersebut.

Padahal kemarahan pada diri anak tidak segampang yang dipikirkan. Pasalnya, pertumbuhan dan perkembangan mental anak berbeda dengan orangtua. Anak-anak butuh pendampingan termasuk dalam pengolahan emosi.

Pada titik inilah, orangtua mempunyai peran krusial dalam mengarahkan emosi anak-anak. Orangtua pastinya lebih tahu kepribadian seorang anak. Dan mereka juga semestinya tahu bagaimana mengarahkan emosi  anak saat berhadapan dengan persoalan tertentu.

Menjadi soal saat orang tua melakukan pembiaran pada emosi yang terjadi pada seorang anak. Pembiaran ini bisa mengakibatkan keterasingan pada diri anak.

Misalnya, seorang anak merasa sedih, tetapi dia tidak mendapat tempat di keluarga untuk mengutarakan kesedihannya itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun