Biasanya kita akan menjadi mahir pada bidang tertentu, kalau kita konsisten mempraktikan dan melakukan bidang itu.Â
Tetapi kalau kita kadang-kadang mempraktikkannya, hasilnya pun bisa tidak akan sesuai dengan apa yang kita harapankan. Singkatnya, praktis yang terus menerus akan mengarahkan kita pada hasil yang lebih baik. Â
Begitu pula dalam sebuah komptesi sepak bola yang mengedepankan pengumpulan poin. Menang besar tidaklah cukup kalau tidak dibarengi dengan konsistensi meraih hasil yang positif dari pertandingan demi pertandingan.
Sebaliknya kemenangan demi kemenangan yang diraih meski dengan skor tipis bisa saja mengantarkan sebuah tim pada kesuksesan. Acap kali hasil poin penuh lebih penting daripada jumlah skor yang tercipta.
Pada laga keempat kompetesi liga champions dari grup A (7/11/19), Real Madrid berhasil mengatasi Galatasaray dengan skor besar (6-0).
Kemenangan Real Madrid ini mengangkat nama Rodrygo di langit Santiago Bernabeu. Tidak tanggung-tanggung, pemain remaja asal Brasil ini berhasil mencetak hat-trick.
Kegemilangan Rodrygo adalah pencapaian yang luar biasa bagi dirinya dan harapan baru bagi kubu Real Madrid.
Berkat hat-tricknya itu, Rodrygo berhasil menjadi pemain termuda Brasil yang mencetak hat-trick di liga champions. Selain itu, dia juga menjadi pemain tercepat yang mencetak dua gol dalam waktu yang singkat, yakni 6 menit 14 detik.
Kegemilangan Rodrygo mesti diacungi jempol. Meski demikian, kemenangan besar ini bukanlah satu-satunya tolok ukur untuk mencapai sebuah kesuksesan. Kecuali kalau konteksnya dalam laga final.
Kalau format kompetesinya berupa pengumpulan poin seperti dalam kompetesi La Liga, kualifikasi grup liga champions dan sistem laga sistem kandang-tandang, kemenangan besar tidak menjadi jaminan mutlak untuk mencapai kesuksesan. Bahkan hasil-hasil seperti itu bisa menjadi kabur kalau tidak membuahkan hasil akhir berupa juara.
Kemenangan besar Real Madrid mungkin menenangkan hati fans atas hasil imbang saat di tahan Real Betis (0-0) di kandangnya sendiri pada pekan ke-11 kompetesi La Liga.
Padahal kalau pada pekan itu Real Madrid berhasil memenangi laga itu, Real Madrid bisa mengambil puncak klasemen dari Barcelona yang pekan itu juga dilibas oleh Levante (1-3). Makanya, konsistensi sebuah tim menjadi tolok ukur untuk meraih kesuksesan dan bukan semata-mata kemenangan besar.
Konsistensi Tim adalah Kunci Kesuksesan
Terlepas dari kegemilangan Rodrygo saat berlaga melawan Galatasaray, sebuah pertanyaan mencuat. Apakah Real Madrid akan terus melanjutkan hasil positif ini?
Hasil positif itu adalah kemenangan meski dengan skor tipis. Paling tidak, ada poin yang terkumpul untuk menguatkan posisi di kompetesi. Â
Toh, kompetesi La Liga hanya soal mengumpulkan poin. Jumlah skor yang tercipta bisa membantu tim kalau saja poin yang sama dikumpulkan oleh lebih satu tim. Yang paling penting adalah meraih kemenangan dan mendapatkan poin. Â
Kemenangan besar Real Madrid bisa dijadikan titik tolak untuk menunjukkan konsistensi tim. Konsistensi tim pula yang bisa menilai apakah kemenangan besar bisa dihargai ataukah hanya sekadar sebuah catatan sejarah.
Konsistensi tim juga akan mendukung apakah Rodrygo bisa terus tampil gemilang atau tidak. Bagaimana pun juga, kegemilangan Rodrygo dalam laga melawan Galatasaray tidak lepas dari kontribusi dan konsistensi tim secara umum.
Tetapi kalau tidak adanya konsistensi dan hasil akhir yang baik, kemenangan dengan skor besar dan kegemilangan satu pemain tidak akan bernilai.
Lihat saja catatan Real Madrid di lima laga terakhir pada kompetesi La Liga musim ini. Dari lima laga terakhir itu, Real Madrid sedikitnya tidak menunjukkan konsistensi yang cukup siginifikan.
Sejak pekan ketujuh kompetesi La Liga, Real Madrid ditahan imbang Atletico Madrid (0-0), kemudian menang melawan Granada (4-2).
Lalu Real Madrid kalah dengan skor tipis dari Mallorca (0-1). Kemudian Real Madrid menang besar melawan Leganes (5-0). Dan pekan kesebelas lalu, Real Madrid ditahan imbang Real Betis (0-0).
Catatan dari lima laga terakhir ini menunjukkan ketidakkonsistensi di tubuh Real Madrid. Ketidakkonsistensi ini tidak dibarengi dengan kualitas skuad yang ada di tubuh El Real.
El Real hanya berhasil mengumpulkan 8 poin dari 15 poin. Â Sementara Barca dari lima terakhir berhasil mengumpulkan 12 poin dan kehilangan tiga poin. Padahal kalau El Real konsisten, mereka bisa saja bergerak jauh dari Barcelona yang pekan lalu tersungkur di kandang Levante. Begitu pun sebaliknya, kalau Barcelona agak sedikit konsisten, Real Madrid bisa gigit jari.
Konsistensi menjadi kunci sukses bagi Real Madrid musim ini. Dengan skuad yang dimilikinya, sejauh ini Zidane kelihatannya berusaha mencari formula yang tepat agar bisa menciptakan konsistensi tim.
Beberapa pemain baru terus diberi peran agar mereka menemukan kemampuan terbaik mereka bersama Real Madrid. Hal ini dibuktikan lewat penampilan Federico Valverde (21 tahun).
Musim ini, Zidane menempatkan kepercayaan besar pada pemain asal Uruguay ini. Sejauh ini, Valverde sudah bermain sebagai starter dalam lima laga. Bahkan Valverde menjadi salah satu pemain yang tampil gemilang saat Real Madrid mengalahkan Galatasaray.
Dengan memberikan kepercayaan dan membangkitkan kualitas para pemain, Zidane bisa saja sedang mencari konsistensi tim. Walaupun demikian, pencarian konsistensi tidak boleh diulur-ulur karena tim lain juga berpacu untuk mengejar poin.
Tentunya, untuk mendapatkan konsistensi tim dibutuhkan formula yang tepat. Karenannya, penampilan Real Madrid dalam laga melawan Galatasaray bisa menunjukkan awal baru bagi konsistensi Real Madrid.
Kegemilangan Rodrygo bisa menjadi daya suntik tambahan untuk menggerakan tim pada konsistensi dan jalur kesuksesan yang diharapkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H