Situasi seperti ini kadang terjadi di dunia sepak bola terlebih khusus di tanah air kita. Perkelahian antara pemain terjadi karena permainan keras. Para pemain tidak suportif untuk mengakui kesalahan dan menerima hukuman yang diberikan oleh hakim lapangan.
Para pemain cenderung bermain kasar hanya untuk melukai pemain lawan. Selain itu, pemain yang dikasari mencari momen untuk membalas perlakuan yang sama. Â
Kalau hal seperti ini terus terjadi, tidak heran dunia sepak bola tidak mengalami kemajuan. Para pemain tidak suportif untuk melakonkan pertandingan di lapangan hijau. Kompetesi menjadi yang terbaik dibaikan karena permainan kasar yang cenderung disengajai.
Ekspresi Son Heung-min terhadap cedera yang dialami oleh Gomez adalah bahasa suportivitas sebagai sesama pemain. Cedera pemain lawan tidak boleh dilihat sebagai sesuatu yang patut dibanggakan. Tetapi hal itu menjadi bahan evaluasi dalam melihat penampilan diri di lapangan hijau.
Semoga saja banyak pemain sepak bola yang belajar dari Son Heung-min yang melihat kalau pemain sepak bola adalah sebuah kompetesi yang dilakonkan dengan sportivitas. Bermain sepak bola bukan kesempatan untuk bertindak kasar.
Bertanding adalah kesempatan untuk menunjukkan kualitas diri sebagai pemain. Sehingga saat tidak sengaja mencederai pemain lawan, para pemain terbuka menerima hukuman, meminta maaf kepada pemain lawan dan menyesali diri untuk tidak melakukan perbuatan yang sama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H