Selain itu, kadang kala saya memakai ponsel untuk menulis dan membaca artikel. Sejauh ini, kalau ada ide untuk menulis, saya segera mungkin untuk menuangkan ide itu di ponsel. Selain untuk menulis, ponsel pintar yang saya miliki digunakan juga untuk membaca artikel-artikel yang menarik.
Terkadang, masih juga ada beberapa orang yang memiliki ponsel pintar yang mahal hanya untuk show, gengsi dan ikut tren. Tetapi di balik itu manfaat lain dari kepemilikan ponsel pintar tidak terlalu dipedulikan.
Gengsi mengalahkan nilai fungsi
Soal gengsi adalah soal yang cukup rumit. Apalagi di saat sekarang, di mana banyak orang hanya suka meniru orang lain.
Tidak heran, pergantian ponsel menjadi hal yang lumrah. Ganti ponsel hanya ikut orang lain, ganti ponsel karena gengsi. Jadinya, nilai ponsel hanya bergantung pada gaya hidup.
Bahkan tak jarang, karena ambisi ini, ada yang melakukan pemaksaan kepada orangtua dan bahkan ada yang melakukan perbuatan yang tidak baik.
Merawat ponsel bergantung pada manfaat
Merawat ponsel bukanlah persoalan yang gampang. Hemat saya, perawatan ponsel pintar sangat bergantung pada cara pandang kita atas kepemilikan ponsel.
Kalau kita menempatkan nilai ponsel sebagai penunjang komunikasi, kita akan cenderung untuk menggunakannya untuk komunikasi tanpa peduli pada apa merek dan harganya. Sebaliknya, kalau kita melihatnya dari sisi style dan gaya hidup, kita akan mudah mengganti ponsel kita seturut perkembangan yang sedang terjadi.
Begitu pula kalau kita menilai ponsel dari sisi untuk membuat video dan mengambil foto, kita akan cenderung menggunakan ponsel untuk kepentingan itu. Karena itu, ketahanan sebuah ponsel bergantung bagaimana kita menggunakannya.
Seturut pengalaman saya, ponsel pintar saya masih awet karena saya memakainya lebih untuk berkomunikasi. Dengan ponsel pintar saya ini, komunikasi dengan sesama tetap menjadi lancar walaupun modelnya sudah tidak mengikuti arus zaman sekarang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI