Hari Minggu (20/10/19) akan menjadi awal periode kedua pemerintahan Jokowi. Di periode kedua ini, Jokowi akan didampingi Mar'uf Amin. Lewat notifikasinya, Kompasiana kira-kira bertanya seperti ini, "apa harapan saya untuk pemerintahan Jokowi di periode kedua?"
Sebagai kompasioner, pertanyaan ini menarik untuk dijawab sebagai bagian dari partisipasi dalam hidup berkomunitas di kompasiana. Selain itu, daripada hanya mencari gagasan dari tempat dan topik lain, topik tentang harapan Jokowi dua periode ini adalah kesempatan untuk melatih daya pikir sebagai warga negara dalam melihat dinamika politik tanah air.
Bagi Bpk Presiden Jokowi, pelantikannya pada 20 Oktober ini adalah periode kedua jabatannya sebagai presiden. Pastinya, pengalaman di periode pertama 2014-2019 akan menjadi pelajaran untuk menjalankan pemerintahan di periode kedua. Ragam pengalaman di periode pertama juga bisa menjadi baju pelindung untuk menghadapi dinamika politik tanah air.
Ada tiga harapan saya pada pemerintahan Jokowi di periode kedua.
Pertama, lanjutkanlah pesan sila kelima, Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Mewujudnyatakan sila kelima ini bukanlah persoalan yang gampang untuk konteks Indonesia. Hal ini bisa disebabkan oleh luasnya wilayah Indonesia, situasi dan kondisi negara yang kadang kurang mendukung, dan masalah birokrasi.
Wilayah Indonesia yang begitu luas tidak mudah dipantau. Tidak heran, masih adanya wilayah yang terisolasi, tak berlistrik, dan infrastruktur jalan dan fasilitas publik yang parah. Kalau mau melihat kondisi seperti ini, datanglah dan kunjungilah ke beberapa wilayah di Flores, NTT atau juga ke tempat-tempat lain.
Makanya, perwujudan sila kelima yang kerap didengungkan oleh pemerintah di periode pertama belum sepenuhnya berjalan sesuai harapan.
Memang persoalan seperti ini bersentuhan langsung dengan pekerjaan pemerintah daerah. Tetapi pemerintah daerah adalah salah satu bagian dari sistem pemerintah pusat. Makanya, mampukah Jokowi membawa pesan sila kelima hingga dilanjutkan pada level pemerintah daerah bahkan aparatur desa?
Melanjutkan pesan sila kelima adalah harapan saya untuk periode kedua dari pemerintahan Jokowi. Selain mengedepankan pembentukan sumber daya manusia, kiranya di periode kedua ini, ada kabar sukacita bagi daerah-daerah yang belum berlistrik, yang jalannya masih rusak dan yang fasilitas publiknya masih ada.
Kedua, tindak tegas aksi radikalisme dan terorisme. Persoalan ini adalah ancaman serius bagi stabilitas negara. Kasus penusukan Bpk Wiranto masih segar dalam ingatan kita. Pejabat negara ditusuk di depan umum oleh orang yang diklaim sudah dirasuk ide radikalisme.
Ide-ide radikal selalu menjadi awal bagi aksi teror. Kehadiran ide radikal selalu ada sumbernya. Inilah yang akan menjadi pekerjaan rumah dan  kerja keras pemerintah guna menyumbat sumber-sumber yang membawa paham-paham radikal ke tengah masyarakat.