Dalam keadaan seperti ini, kita akan merasa tertekan, tersudutkan, dan kehilangan kemampuan menangkap sisi terbaik dari sebuah pernikahan. Pada akhirnya, kita akan menikah dengan orang yang salah, atau kehilangan kemampuan kebahagiaan sehari sebelum prosesi pernikahan dimulai. Lalu dimana kebahagiaannya?
Tahukah kamu? Memberi sebuah seruan berulang tanpa sebuah edukasi yang benar tentang pernikahan, itu ibarat memaksa orang buta berperang di garis depan tanpa membawa senapan dan tanpa mengetahui medan perang.Â
Saya pernah mendengar sebuah pesan klasik,"Hidup itu berputar dan berulang, semua orang akan melewati fase menjadi anak, remaja, dewasa dan menua. Pemainnya saja yang berubah dan berganti posisi, sekarang kau menjadi anak, esok kau sudah berubah menjadi orangtua."
Kita tidak bisa mengulangi waktu. Tidak bisa berhenti menjadi anak kecil selamanya, pun kita tidak bisa menghindari masa tua yang sedang menanti di depan mata. Kita tidak bisa memilih bertahan menjadi remaja selamanya, karna merasa masa remaja adalah masa paling bahagia dan penuh kebebasan. Suka atau tidak suka, kita pasti berubah dan maju terus mengikuti waktu; Lahir, menjadi anak-anak, remaja, dewasa, menua dan meninggal.
Sesedih itukah sebuah kehidupan?
Tidak teman-teman, kabar baik dari kehidupan itu adalah sekali pun kita tidak bisa memutar waktu tetapi kita bisa mempertahankan atau menciptakan momen indah kita dari masa ke masa, mempertahankan dan mengulang kenangan indah yang membawa kita menjadi manusia baru setiap hari, bahkan dalam dunia pernikahan.
Bagaimana maksudnya?
Sewaktu kecil kita bahagia bermain berlari kesana kesini dengan bebas dan merdeka, memiliki mainan boneka atau mobil-mobilan, bahkan melalui tontonan yang diputar di televisi. Tidak alasan pasti, hanya saja bahagianya itu benar-benar sangat bahagia. Â Menjelang remaja atau dewasa kita mulai meninggalkan dan melupakan semua kejadian itu.Â
Tanpa sadar, ada bagian yang hilang dari diri kita; Sensasi kebahagiaan semasa kanak-kanak.
Lalu bagaimana kita bisa mengembalikan sensasi kebahagiaan itu?
Semua bisa kita alami dan rasakan kembali tepat saat kita menikah dan sudah memiliki anak.