Mohon tunggu...
Dorma Jadi Haulian Situmorang
Dorma Jadi Haulian Situmorang Mohon Tunggu... Lainnya - Halo dunia :)

Halo apa kabar? :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

(Fiksi Horor) Malam Mencekam...

14 Mei 2011   19:03 Diperbarui: 28 November 2021   15:00 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bagaimana, nyenyak tidurnya?".

"Iya, terimakasih ibu telah mau menerimaku untuk satu malam disini", ucapku dan segera meraih teh didepanku.

"Apa rencanamu selanjutnya, akan tinggal disana atau akan mencari rumah baru?", ucap Ibu Ratna dengan lembut. Ha...? apa yang sudah diketahui tetanggakku yang satu ini.

"Apa yang sudah ibu ketahui tentang tempat tinggal saya itu?, tanyaku dengan pandangan curiga, mungkinkah mereka menyembunyikan sesuatu?

"Kamu beruntung masih ada saat ini, karna sebenarnya kamar itu tidak sehat. Banyak yang sudah terjadi dikamar itu, dan tidak pernah ada yang keluar dengan selamat. Hanya kamu yang pertama", Ibu Ratna menuturkan dengan ekspresi sedih.

"Memangnya ada apa dikamar itu, bu? tolong beritahu saya, karna saya harus tahu apa yang sebenarnya saya hadapi".

"Saya juga kurang jelas dengan cerita yang sebenarnya, hanya saja yang saya tahu... dulu pemilik yang sebenarnya adalah suami-istri dengan dua anak. Suatu hari, entah apa yang telah terjadi suaminya, secara tiba-tiba membunuh semua keluarganya lalu bunuh diri. tidak ada yang tahu apa yang telah terjadi." Cerita Ibu Ratna dengan kesulitan, tampak kesedihan terlukis di wajahnya.

"Kenapa saya tidak diberitahu sebelumnya.."

"Bagaimana mungkin mereka memberitahukan cerita seperti itu, tidak akan ada yang membeli kamar dengan kisah mencekam itu.".

"Lalu... apa yang harus  saya lakukan, bu. Terusterang saya tidak bisa tinggal disana", ucapku kembali cemas.

"Saran saya, sebaiknya kamu pindah saja dan cari rumah yang baru dan nyaman. Disini kamu tidak sehat, setiap hari saya selalu mendengar suara-suara dari sana. Untungnya tidak pernah ada kejadian aneh ditempat saya." Ucapnya sambil menatapku dengan kasihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun