Mohon tunggu...
Dorma Jadi Haulian Situmorang
Dorma Jadi Haulian Situmorang Mohon Tunggu... Lainnya - Halo dunia :)

Halo apa kabar? :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

(Fiksi Horor) Malam Mencekam...

14 Mei 2011   19:03 Diperbarui: 28 November 2021   15:00 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pintu kamar kubuka dengan sangat pelan-pelan sekali, dan kucoba melirik sekitar ruangan tamu, tidak ada siapa-siapa. Aku keluar sambil bersandar di tembok kucoba melirik kearah dapur, tidak ada siapa-siapa. Kemana dia? siapa dia? mungkinkah dia petugas apartement? Tapi darimana dia mendapatkan kunciku? Lancang sekali dia masuk kedalam rumahku, akan aku tegur dia besok.

Setelah memastikan seisi rumahku aman dan sudah terkunci, kembali aku masuk kedalam kamar dan mencoba kembali tidur. "Praaanngg...", aku kaget. Ada yang jatuh didapur, siapa yang ada di dapur? Kkali ini aku langsung bangun dari tempat tidurku dan segera menuju dapur. Tidak ada siapa-siapa disana dan tidak ada benda yang jatuh. Apa barusan yang terjadi?

"Draaap-draaap-draaap... ngiikkk... klik", aku menoleh kamarku, pintunya tertutup, ada seseorang. Yah, aku yakin ada seseorang yang sedang main-main denganku, dengan melangkah cepat aku segera menuju kamarku dan segera membuka pintu kamar. "Klik-klik", aneh. Engselnya terkunci, padahal aku tidak menguncinya. "Bukkk-buukkk-buukkkk...", suara dari dalam membuatku mulai ketakutan. Siapa itu-siapa itu? Ada dengan apartemen ini.

"Siapa didalam...? hey... keluar... ini rumahku... keluaaarrr....." teriakku dengan ketakutan.

"...", tiba-tiba suara didalam kamar tidak terdengar lagi. Kutatap pintu yang engselnya mulai bergerak-gerak, dan segera kuraih pigura foto yang kuletakkan didekat pintu kamarku, sepertinya seseorang itu sebentar lagi keluar.

"Klik", ha...? suara pintu rumahku terbuka aku terkejut dan hampir menjatuhkan pigura foto ditanganku. Dengan kaki gemetar aku berjalan ke arah pintu rumahku, tidak ada siapa-siapa dan pintu rumahku terbuka. Aku keluar dan melihat lorong apartemen lantai dua, tidak ada siapa-siapa. Siapa yang telah membuka pintu rumahku? dari luar pintu aku dapat melihat pintu kamarku, dan telah terbuka. Ada apa sebenarnya dengan apartement ini.?

Kutatap jam tanganku, waktu menunjuk pukul 3.o6 wib. Hampir subuh, rasanya aku tidak sudah tidak mampu untuk istirahat. Aku tidak berani masuk kedalam kamarku. Kuhampiri pintu tetanggaku, cepat-cepat aku membunyikan bel-nya sambil sekali-kali melihat ke arah kamarku. "Ayoo... tolong, bangunlaaahh..", ucapku tanpa sadar dengan penuh ketakutan.

"Ada apa...? kenapa kamu pucat sekali...?', Ibu Ratna tetanggaku yang baik hati membukakan pintunya. Thanks God, aku segera masuk kedalam rumahnya, dia menatapku dengan pandangan sedih, dan kasihan.

"Istirahat-lah disini. tidak usah berkata apa-apa". Ucapnya dengan lembut dan menenangkanku dengan mengusap-usap bahuku, pelan-pelan aku mulai rileks dan mulai merasakan kelelahan yang luar biasa hingga aku tertidur di sofa Ibu Ratna.

***

"Hei, bangun...", seseorang membangunkanku. Ha...? dimana ini..? ah, aku baru ingat. Ini rumahnya Ibu Ratna. Segelas teh hangat telah diletakkan diatas meja dan wanginya sangat enak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun