Kalimat sederhana itu benar-benar memiliki nyawa untuk selalu mengingatkan saya untuk tetap menjaga omongan, terutama di dunia maya. Di sisi lain, peraturan tentang etika berpendapat pun sudah diatur dengan hukuman yang setimpal. Terlebih, sudah banyak contoh kasus orang yang terjerat hukum karena omongan mereka yang tak terkendali di depan publik, entah berhubungan dengan pilpres maupun isu lainnya. Kasus-kasus tersebut bisa menjadi pelajaran yang sangat berharga untuk kita bukan?
Memang kita harus jeli dan teliti dalam menentukan pemimpin bangsa ini agar membawa perubahan yang lebih baik. Namun alangkah indahnya bila kita juga mampu memposisikan diri sebagai warga negara yang selalu menjunjung tinggi rasa kasih sayang seperti yang sedang banyak dirayakan pada hari ini. Seperti yang saya katakan, dari daripada memperdebatkan tentang pro kontra merayakan Valentine, mungkin lebih baik menjadikan makna dari Valentine yaitu hari kasih sayang sebagai refleksi diri sejauh mana kita berucap dan bersikap terutama tentang perjalanan menuju pilpres 2019 ini, kasih sayang kepada siapapun, bukan hanya untuk kekasih semata.Â
Betapa indahnya jika frasa Hari Kasih Sayang ini mampu menjadi pengingat agar kita selalu bisa mengendalikan diri dan bisa memposisikan diri sebaik-baiknya menghadapi pilpres mendatang.
Melalui tulisan ini, semoga bisa membawa manfaat dan berkah bagi yang membacanya. Have a great day!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H