Salah satu impian yang lama terpendam akhirnya terwujud. Sejak kecil, saya berharap suatu saat nanti bisa menginjakkan kaki di Pulau Sulawesi dan akhirnya terwujud. Senang rasanya saya mendapat kesempatan mengunjungi beberapa tempat wisata dan kampus di Makassar.Â
Nah, cerita kali ini yaitu tentang perjalanan wisata di Ramang-ramang Makassar bersama rombongan program Indonesia-China Youth Exchange Program (ICYEP).Â
Cerita berawal ketika saya dan beberapa teman lainnya terpilih dalam kompetisi esai nasional bertajuk Write to China dan berkesempatan melakukan kunjungan ke Provinsi Fujian, China selama seminggu.
Ketika kami di China, kebetulan sedang musim semi alias spring jadi udara disana cukup dingin. Ditambah lagi aktivitas kunjungan yang sangat padat dari pagi hingga malam hari yang cukup menguras energi.Â
Mungkin karena kelelahan setelah berkeliling di berbagai tujuan wisata di Xiamen, Zhanzhou, Fuzhou, dan Sanming. Ditambah pula pola makan yang tidak terkontrol, hingga suhu yang cukup dingin, dua hari sebelum pulang ke Indonesia saya mengalami flu yang sangat berat.Â
Tapi kondisi tersebut tidak menurunkan semangat saya dan teman-teman untuk menjelajahi Indonesia dan mengenal beragam kampus, objek wisata, spot kuliner, serta komunitas budaya karena semuanya fully funded alias Gratis!
Nah, sepulang dari China, kami masih harus mengikuti perjalanan kunjungan maupun perjalanan wisata ke berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Ramayana Ballet di Prambanan, Monas, Klenteng Sam Po Kong, Angklung Ujang Bandung, dan beberapa lainnya, termasuk ke Ramang-ramang yang berada di utara Makassar. Ramang-ramang ini menjadi salah satu kunjungan wisata yang sangat asyik dan tak terlupakan.
Bagi yang belum tahu, Ramang-ramang ini merupakan pegunungan kapur megah terbesar di Indonesia dan kedua terbesar di dunia lho. Lokasinya sekitar 45 kilometer dari kota Makassar.Â
Di tempat ini setiap wisatawan akan berkesempatan menyusuri sungai yang masih sangat alami dengan berbagai tanaman air yang menghiasi sembari menyusuri pegunungan kapur yang tampak sangat hijau dan cantik ini.Â
Nah, saat sampai di Ramang-ramang, kami sudah disambut dengan dermaga yang memiliki beberapa perahu kayu yang siap mengantarkan kami menyusuri sungai.
Karena cuaca disana saat itu sangat panas dan berbeda ketika kami berada di China, akhirnya beberapa diantara kami menyewa topi anyaman khas Ramang-ramang untuk melindungi kepala.Â
Satu persatu kapal mulai berjalan menyusuri sungai yang bernama Sungai Puthe. Suara aliran air yang menenangkan hati, diiringi pula dengan kicauan burung, disuguhkan dengan pemandangan dahsyat yaitu barisan pohon nipah atau pohon palem yang tumbuh dirawa, serta berbagai bentuk tebing karst (kapur) yang menjulang tinggi dan berwarna hijau karena dipenuhi tanaman liar benar-benar memukau setiap pengunjung yang datang.
Bukan hanya itu, ketika berkunjung ke Ramang-ramang ini, terdapat pula spot-spot menarik lainnya yang bisa dikunjungi seperti telaga bidadari dengan air yang sangat jernih, meskipun tak sempat kesana karena sudah basah kuyup dengan keringat dan beberapa teman Chinese sudah tidak kuat jalan, akhirnya kami pun batal mengunjungi telaga bidadari.
Selain itu, kami juga mampir di salah satu goa yang dijuluki Goa Kingkong. Goa Kingkong ini merupakan batu karst yang memiliki bentuk yang menyerupai wajah seekor kingkong, serta jejak tangan misterius, namun saya tak sempat mendengarkan dengan jeli apa yang disampaikan pemandu saat bercerita tentang legenda di sana.Â
Sensasi seperti jelasah alam menjadi daya tarik tersendiri saat menuju ke goa ini. Lucunya, teman-teman dari China tak tahu bahwa kami akan menuju ramang-ramang yang ternyata harus melintasi hamparan sawah.Â
Beberapa diantara mereka memakai high heels, sepatu berbulu, baju yang mewah, sepatu mahal, dan dandan super cantik bak ke pesta. Akibatnya, mereka kerap kali mengeluh karena sepatu kotor, kepanasan, bahkan ada juga yang tidak melanjutkan perjalanan.
Pemandangan alami ini menjadi daya tarik yang luar biasa bagi saya pecinta alam karena masih sangat asri dan bersih, jauh berbeda dengan hiruk pikuk di perkotaan.Â
Walaupun kami harus berjalan cukup jauh untuk melihat beragam spot di Ramang-ramang, tapi keindahan dan keunikan tempat ini takkan tergantikan. Keren banget!
Bagi yang hobi fotografi, Ramang-ramang sangat cocok untuk menjadi objek foto alam dengan kemegahan yang sangat menakjubkan. Adanya tebing karst yang menjulang tinggi, berbagai jenis pohon yang menghiasi bibir sungai, pemandangan hamparan sawah yang membentang luas, suara gemercik air sungai serta kicauan merdu dari burung yang menari-nari di sekitar lokasi benar-benar menyempurnakan tempat wisata satu ini. I really recommend Ramang-ramang for your holiday list. Truly magnetizing!
PS: Thanks to Fastpay for ecouraging me, finally I published this story 😊
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H