Mohon tunggu...
Dony Cahyono
Dony Cahyono Mohon Tunggu... Penulis - Linguistics student.

Cause writing is somehow addictive

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Belajar Mendidik Anak dan Membina Rumah Tangga dari "Sky Castle"

7 Februari 2019   12:22 Diperbarui: 9 Februari 2019   15:34 770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover Sky Castle. Source: Asianwiki

Menonton drama korea satu ini memang spesial dan edukatif. Berawal dari ketertarikan saya pada instagram story salah satu aktris Indonesia yang berbagi informasi tentang rekomendasi tontonan inspiratif, saya akhirnya tertarik menonton drama korea (drakor) berjudul Sky Castle. 

Berhubung sedang libur cukup panjang dan kuota internet gratis masih sangat banyak dan bingung mau dibuat apa, akhirnya saja iseng buka Viu untuk nonton Sky Castle.

Sky Castle berhasil mencetak sejarah dengan meraih rekor rating drakor tertinggi di Korea. Dengan rating ini, banyak obrolan dan review beredar hingga sampai di telinga saya yang membuat semakin penasaran. Drakor satu ini sangat memiliki nilai-nilai yang inspiratif dalam membina keluarga. Apa saja ya? Yuk simak ulasannya berikut ini.

1. Skenario yang Sesuai dengan Kehidupan Nyata
"Apapun akan dilakukan orangtua untuk memberi yang terbaik kepada anaknya."

Itulah kalimat yang menggambarkan drama ini. Drama Sky Castle menceritakan kehidupan lima keluarga dari kalangan atas yang berpendidikan tinggi, berprofesi sebagai dokter rumah sakit ternama, dan juga dosen, plus tinggal di perumahan elite yang dinamai Sky Castle. Penghuni Sky Castle ini berjuang dan bersaing untuk dapat menyekolahkan anaknya di universitas ternama.

Beragam upaya dilakukan orangtua agar anaknya dapat diterima di universitas ternama yang disebutkan di drama ini, yaitu Seoul National University. Lebih dari itu, sebenarnya ambisi orangtua agar anaknya dapat diterima di kampus favorit adalah untuk meningkatkan prestise atau harga diri keluarga agar tetap di pandang mulia di mata orang lain.

Sebagai orang-orang kelas atas, rasa gengsi muncul jika anaknya gagal menjadi pemicu untuk memaksakan sang anak untuk menuruti apa yang dikehendaki orangtua.

Pada drama ini, anak menjadi korban dari ambisi orangtua yang berlebihan seperti yang terjadi pada Young-jae yang pada akhirnya stres setelah belajar penuh tekanan untuk bisa masuk di jurusan kedokteran Seoul National University (SNU).

Ia kemudian kabur dari rumah. Bahkan sang ibu, Myung-joo, bunuh diri karena tidak tahan menanggung kecewa dan malu karena anak kebanggaannya ternyata mengkhianatinya. 

Dengan cerita yang tidak terlalu bertele-tele, drakor dengan rating tertinggi ini berhasil membuka mata bahwa seberapa pun orang tersebut kaya dan memiliki jabatan yang terhormat tidak dapat menjadi acuan untuk mendidik anak dengan sempurna.

Tidak selamanya seorang anak harus mengikuti jejak orangtua. Juga, orang yang mungkin berpendidikan rendah atau dari kalangan biasa bukan berarti mereka tidak bisa meraih mimpi besar. This value is priceless.

cuplikan gambar dari Viu.com
cuplikan gambar dari Viu.com
2. Keserakahan Tak Membawa Kebahagiaan
Di drama ini, para orangtua dengan gigih berusaha mencetak anaknya menjadi sosok yang mereka inginkan tanpa memperhatikan apa yang sebenarnya diinginkan sang anak.

Soo-han, Seo-joon, Se-ri, Ye-bin, maupun Young-jae yang benar-benar dipaksa belajar orangtua mereka agar mendapatkan nilai mentereng di kelas dan diterima di universitas favorit yang diidamkan orangtua mereka. Di sisi lain, ayah mereka juga gigih mendapatkan jabatan tinggi di tempat kerjanya seperti dokter Kang Joon-sang.

Dengan ambisi tersebut, mereka akhirnya memilih tutor belajar Kim Joo-young, yang ternyata ia berniat menghancurkan keluarga para murid didikannya sebagai pelampiasan kekesalan atas kegagalan putri geniusnya yang mengalami gangguan jiwa.

Tragisnya, Seo-jin, dengan sadar mengorbankan anak orang lain sebagai tersangka pembunuhan demi melindungi anaknya, Kang Ye Seo, agar tidak terganggu konsentrasi dan tetap mendapatkan nilai tinggi demi masuk SNU. Padahal yang korban dari pembunuhan adalah Kim Hye-na yang tak lain adalah siswi cerdas saingan terberat Kang Ye Seo di kelasnya. 

Pembunuh Hye-na tak lain adalah guru les dari Ya Seo agar ia tak lagi memiliki saingan. Mengetahui hal tersebut, justru ibu Ya Seo berusaha membela anaknya dan menjadikan anak orang lain sebagai pelaku, sehingga tidak mengganggu konsentrasi Ye Seo untuk belajar. Hingga pada akhirnya mereka menyesali perbuatan tersebut dan Ye Seo mundur dari sekolah.

Fenomena ini menjadi salah satu contoh dari drakor Sky Castle bahwa keserakahan mampu benar-benar menutup mata hati seseorang sehingga lupa bagaimana untuk menjaga keharmonisan dengan orang lain.

Bukan hanya itu, pada akhirnya seorang anak pun juga menjadi korban dari ambisi orangtua, meskipun ambisi tersebut baik. Karena kehendak orangtua yang terlalu memaksakan anaknya wajib menjadi seperti yang mereka inginkan, justru bisa menjadi boomerang kapan saja.

cuplikan gambar dari Viu.com
cuplikan gambar dari Viu.com
3. Benarkah "We All Lie"?
We All Lie akan kerap terdengar saat menonton Sky Castle sebagai official soundtrack dari drakor satu ini. Bukan tanpa sebab, We All Lie menjadi epitome bagaimana orang-orang rela menjadi palsu dan penuh kebohongan untuk memperoleh pengakuan dan pujian dari orang lain.

Dari drakor ini, guru les bernama Kim Joo Young rela mencuri soal ujian sekolah agar memastikan anak didiknya selalu mendapatkan nilai 100 dan lolos di jurusan kedokteran SNU. Ia juga menyembunyikan anaknya yang mengalami gangguan jiwa di vila terpencil untuk mempertahankan citra diri sebagai guru les yang andal bagi muridnya.

Selain itu, Seo-jin juga berbohong dengan mengaku sebagai lulusan dari universitas Australia dan dari keluarga terpandang agar diterima oleh keluarganya dan bisa mendapat pujian dari sesama penghuni Sky Castle. Juga ada Se Ri yang berbohong kuliah di Harvard demi memuaskan ambisi ayahnya yang ingin dipandang sebagai ayah sukses, dan seterusnya

Drama ini memberikan edukasi yang mendalam tentang fenomena gengsi yang akhirnya mengalahkan akal sehat dalam mencapai tujuan yang diinginkan. 

Demi sebuah pengakuan dan kehormatan, kebohongan yang berakibat fatal pun dilakukan dan membawa dampak buruk di kemudian hari. Nilai ini tergambar dengan apik di drakor karya Jo Hyun Tak ini.

cuplikan gambar dari Viu.com
cuplikan gambar dari Viu.com
4. Meredam Ego Demi Keluarga
Tidak hanya tentang kebohongan dan ketamakan orangtua, namun di sisi lain, drama ini juga menggambarkan betapa tulus sosok orangtua memberikan upaya terbaik untuk kebahagiaan keluarga. Seong-hye misalnya, istri yang selalu berusaha sabar menghadapi suaminya yang pemarah dan keras dalam mendidik anak-anaknya. 

Namun ia memiliki prinsip yang kuat dan melakukan berbagai upaya untuk mengingatkan suami untuk tidak menekan anak-anaknya. Ada juga dokter Yang Woo yang selalu menenangkan istrinya saat sedang marah meskipun ia juga tertekan di tempat kerja karena harus menghamba pada dokter Joon Sang, tetangganya.

Masih banyak lagi adegan yang menceritakan bahwa peran istri dan suami sangat penting untuk keharmonisan keluarga. Penting untuk meredam ego saat terjadi masalah di dalam keluarga, meskipun sepertinya berat karena saya juga belum merasakan memimpin keluarga.

Namun, drama Sky Castle membuktikan bahwa meskipun sangat sulit, memperjuangkan keharmonisan keluarga dan mendidik anak dengan cara yang tepat menjadi sebuah refleksi bagi penontonnya tentang bagaimana cara bersikap di kehidupan berkeluarga.

cuplikan gambar dari Viu.com
cuplikan gambar dari Viu.com
5. Bagaimana Mendidik Anak?
Terkait pertanyaan ini, jawabannya tentu beragam karena kondisi, kebutuhan, dan permasalahan keluarga yang berbeda-beda. Namun dari drama Sky Castle, nilai-nilai untuk mendidik anak yang ditunjukkan antara lain yaitu; pertama, dengan memberikan dukungan kepada anak tentang apa yang ia impikan namun tetap memberikan kontrol dan batasan agar lebih terarah.

Melihat bagaimana perjuangan Young Jae, Ya Seo, Ya Bin, dan kawan-kawannya yang memiliki passion berbeda, dengan orangtua yang cenderung memaksakan kehendak, mereka berusaha keras untuk melakukan yang terbaik.

Kedua, kasih sayang dan perhatian kepada anak yang terus mengalir. Di tengah kesibukan dan gaya hidup yang serba mewah, para orangtua terutama para ibu di Sky Castle sangat memperhatikan anak-anaknya.

Mereka benar-benar fokus mendidik sebaik-baiknya yang mereka bisa demi masa depan sang anak. Mereka juga menggelar diskusi buku bersama yang diikuti orangtua beserta anaknya, memberi kelas tambahan, menciptakan ruang belajar kondusif, dan masih banyak lagi.

Drama ini tak melulu membahas tentang gaya hidup kaum elite, namun lebih cenderung tentang membina keluarga dan mendidik anak-anak menjadi sosok yang sukses di masa depan. Poin satu ini sangat layak untuk ditiru untuk memprioritaskan pendidikan anak.

Ketiga, berlaku adil dengan semua anak-anak tanpa memprioritaskan salah satunya. Karena setiap anak terlahir dengan bakat dan minat yang berbeda, apapun itu harus mendapat dukungan penuh dari orangtua. Juga, Sky Castle menunjukkan bahwa orangtua memang perlu memberikan perhatian dan kasih sayang, namun juga perlu bersikap tegas. 

Dengan komunikasi yang intensif yang ditunjukkan keluarga Soo-im dan saling mendukung, mereka sekeluarga mampu menghadapi beragam masalah dan memiliki hubungan dengan tetangga lainnya dengan baik tanpa harus menunjukkan sisi kemewahan. Ia selalu tampil sederhana di kalangan Sky Castle namun menjadi satu-satunya sosok yang paling bijak menghadapi masalah dan membantu orang lain, salah satunya dengan menulis buku Good Bye Sky Castle.

Source: dreamer.id
Source: dreamer.id
6. Popularitas Sky Castle yang Memuncak
Di luar semua nilai positif yang tercermin dari drakor Sky Castle ini, banyak penonton yang merasa puas hingga membuat drama yang ditulis oleh Yoo Hyun Mi ini meraih rekor tertinggi. Drama yang sedang Hype ini bahkan dikomentari juga oleh puuluhan artis dari negeri gingseng ini dengan review sangat memuaskan.

Dengan paduan skenario yang apik, didukung pemeran yang mumpuni, gambar yang berkualitas, dan nilai moral yang sangat tinggi, drama korea ini membuktikan bahwa genre drama keluarga juga mampu memikat jutaan mata dan menjadi inspirasi banyak keluarga. Dengan selingan humor ringan namun sangat menghibur, setiap penonton disuguhi karya yang menarik dan edukatif.

Awalnya saya merasa drama ini membosankan karena hanya bercerita tentang bahtera rumah tangga sedangkan saya belum berumah tangga jadi kurang pas. Namun lama kelamaan drama ini berhasil memancing rasa penasaran untuk menonton hingga episode ke 20 dan mendapat banyak pelajaran berharga bagi saya untuk bersikap dan memimpin keluarga di masa yang akan datang. I really recommend this drama, especially to all parents out there.

Nah, kalau menurut kamu, apa yang paling disukai dari drama ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun