Mohon tunggu...
Agung Trianto
Agung Trianto Mohon Tunggu... -

Sehari-harinya berprofesi sebagai tukang jepret dan tukang ketik di sebuah majalah remaja lokal dari kota Bandung. Seorang bujangan kelas cheap bastard yang mensyukuri hidup.. also find me at http://dontorro.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Yang Paling Indonesia, Ya Gegar Budaya!

15 Mei 2011   06:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:40 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Karena semakin banyak orang yang mengikuti hal yang tadinya 'cult' itu, pada akhirnya terjadi booming besar-besaran. Karena booming itulah hal yang tadinya 'cult' dan eksklusif tersebut akhirnya berubah menjadi trend yang diikuti semua orang. Lalu semuanya mulai terbagi menjadi 2 kategori. Yang 'normal' karena menggunakannya dengan wajar dan yang 'alay' karena hanya sekedar ikut-ikutan.


Fase Keempat: Breakdown


Akhirnya, trend mulai meredup dan perlahan-lahan ditinggalkan. Pada tahap ini orang-orang 'cult' yang menciptakan trend tersebut mulai berpindah ke hal lain yang mereka anggap lebih menarik, dan menciptakan calon trend yang baru. Lalu, orang-orang yang lain akan mengikuti hal 'cult' baru yang muncul, sehingga akhirnya memulai siklus yang sama.


*Untuk definisi 'cult' dan 'alay' silakan cari sendiri di Google, karena kalau saya jelaskan disini nanti jadi terlalu panjang tulisannya.


Kalau tidak percaya dengan pemaparan di atas, anda tidak usah susah-susah menghubungi saya untuk bertanya. Anda tinggal melihat saja lingkungan sekitar, teman-teman dan keluarga anda. Membuktikannya sangat mudah. Anda punya akun Facebook? Jika ya, saya sangat yakin salah satu dari sekian banyak alasan anda membuat akun tersebut adalah karena diajak atau ikut-ikutan teman anda. Kalau anda malu mengakuinya, di dalam hati juga cukup kok.


Haruskah Kita Bangga? Tentu Saja!


Sekarang pertanyaannya adalah, apa kita layak membanggakan fenomena gegar budaya ini? Ya, sudah tentu kita harus bangga. Terutama untuk booming penggunaan internet dan media sosial. Penggunaan media sosial , terutama Twitter, secara tidak langsung memperkenalkan Indonesia ke mata dunia. Pengguna Twitter dunia telah mengetahui apa yang terjadi di Indonesia melalui hashtag-hashtag seperti #indonesiaunite, #prayforindonesia #timnasgaruda sampai #peterporn.


Memang, tidak semuanya dalam konteks yang baik. Tapi pengaruhnya sangat besar. Bahkan seorang Bruce Dickinson, vokalis band legendaris Iron Maiden, bisa mengetahui kasus yang menimpa Ariel Peterpan . Belum lagi bintang porno Vicky Vette yang rajin mengikuti isu-isu yang sedang hangat di Indonesia. Bahkan ia sampai membuat akun di KasKus, salah satu forum online terbesar di Indonesia. Ini adalah bukti nyata kekuatan pengaruh dari internet dan media sosial.


Karena gegar budaya internet dan media sosial, dunia bisa mengenal Indonesia dengan lebih jauh. Mari kita memanfaatkannya untuk memperkenalkan hal-hal yang baik tentang Indonesia kepada dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun