Mohon tunggu...
DoNo Salim
DoNo Salim Mohon Tunggu... -

Seorang pemuda yang hanya ingin membagi dunianya lewat sebuah tulisan-tulisan ringan yang menghibur dan menginspirasi semua orang.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mahasiswa 1/2 Abadi (BAB II, Part 1 : Moving On....)

7 Mei 2017   11:20 Diperbarui: 7 Mei 2017   11:30 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dono aja, Pak, soalnya dia pakai Batik sendiri hari ini, paling cocok jadi ketua kelas," celetuk seorang Mahasiswa dari bagian belakang, berusaha mencari cara agar gue menjadi ketua kelas. "Iya Pak, SETUJU!" Beberapa Mahasiswa lainnya, ikut menimpali kalimat tersebut dan mendukung gue untuk menjadi ketua kelas.

"Dono kamu jadi ketua kelas di kelas ini, ya?" tanya Pak Dosen sambil mendekat ke arah tempat duduk gue.

"Saya jadi ketua kelas, Pak? Tapi, saya belum pernah jadi ketua kelas sebelumnya, Pak," tanya gue dengan penuh keraguan.

"Gapapa, kamu cuma bantu kasih informasi ke teman-teman kamu aja, kalau misalkan ada dosen yang gak masuk, dosen mau kirim materi, atau informasi terkait dengan ujian kalian nanti. Cuma gitu saja kok tugasnya."

Menjadi ketua kelas? Seumur-umur, gue belum pernah menjadi ketua kelas sama sekali dari SD hingga SMA. Bagi gue, sejak dulu, menjadi ketua kelas merupakan pekerjaan yang menyeramkan, karena setiap harinya kita harus berani berbicara di depan kelas. Jujur, sejak dulu gue memang merupakan tipe pelajar yang sangat pendiam dan tidak terlalu aktif di kelas. Bahkan, saking diamnya gue, tidak sedikit teman kelas yang mengira kalau gue sedang kerasukan arwah penunggu sekolah yakni, Pocong Bisu.

Berbekal kalimat, bahwa menjadi ketua kelas itu gampang, gue pun memulai tugas pertama sebagai ketua kelas yakni, membentuk grup kelas di BBM. Pada masa ini, BBM alias BlackBerry Messenger memang menjadi sosial media yang paling digandrungi untuk berkomunikasi oleh anak muda. Dengan memberanikan diri, gue pun mencoba berdiri di depan kelas untuk meminta PIN BBM dari teman-teman sekelas gue. Tidak butuh waktu lama, akhirnya gue berhasil mendapatkan selembar kertas berisikan seluruh PIN BBM dari teman sekelas gue. Kini, grup kelas di BBM pun sudah jadi dan siap diramaikan.

Di kelas YJ ini, sebenarnya gue juga sekelas dengan Icha, tapi dia sudah punya teman baru sekarang dan gue gak enak buat mengganggu dia. Merasa kesepian, gue pun berusaha untuk mencari teman baru. Sambil melihat-melihat ke sekeliling, gue menemukan beberapa sosok orang yang menurut gue unik dan menarik kalau dijadikan teman. Pandangan gue tertuju ke arah 4 orang pria yang tengah duduk dalam 1 kelompok, namun mereka sibuk dengan gadget mereka masing-masing.

"Heh, maaf ganggu, kenalin nama aku, Dono." Ujar gue memperkenalkan diri, yang seketika langsung membuyarkan pandangan 4 orang pria sekaligus dari layar Handphone-nya masing-masing.

"Oh iya, Don, salam kenal, nama gue, Adit," ujar seorang pria berkaca mata dengan tubuh agak tinggi dan kumis yang agak lebat, mirip Om Indro Warkop saat muda.

"Kenalin, kalo gue, Gilang," saut seorang pria bekulit cokelat dengan mata agak sipit dengan rambut belah pinggir dan sedikit tipis di bagian sampingnya. Mirip, kayak jalur kutu buat balapan sepatu roda.

"Kalo gue Gabriel, Don," ujar seorang bertubuh kurus dan cukup tinggi, dengan rambut poni ke samping. Wajahnya bersih mirip seperti bule dan terbilang lebih tampan dari gue, kurang lebih sih, kayak Steven William, gitu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun