Mohon tunggu...
DoNo Salim
DoNo Salim Mohon Tunggu... -

Seorang pemuda yang hanya ingin membagi dunianya lewat sebuah tulisan-tulisan ringan yang menghibur dan menginspirasi semua orang.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mahasiswa 1/2 Abadi (BAB II, Part 1 : Moving On....)

7 Mei 2017   11:20 Diperbarui: 7 Mei 2017   11:30 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah perbincangan gue dengan Farah, tiba-tiba saja, ada seorang perempuan yang masuk ke dalam ruangan dengan wajah bingung. Nampak, dia kebingungan mencari tempat duduk yang kosong. Dengan spontan, gue pun melaimbaikan tangan gue ke arahnya dan mengatakan, "Duduk di sini aja, kosong kok."

Tanpa menjawab, perempuan berkerudung hitam itu pun langsung duduk di depan gue, sambil sekilas melemparkan senyuman tipisnya ke arah gue.

"Heh, lo anak kelompok KA juga, ya? Kenalin nama gue, Farah," ujar Farah kembali sok kenal ke perempuan berkerudung hitam yang baru saja duduk sebelahnya, dengan sambil menyodorkan tangannya.

"Iya nih, gue agak telat, soalnya tadi ke toilet dulu. Gue Icha, salam kenal ya," jawab Icha juga sambil menyodorkan tangannya.

"Oiya, kenalin juga, dia Dono, anak rantau dari luar pulau," ujar Farah, coba memperkenalkan gue dengan Icha.

"Kenalin, nama aku Dono. Salam kenal ya, Icha," kata gue sambil senyum ke arahnya.

"Iya Dono, salam kenal juga, ya." Jawab Icha, sambil membalas dengan senyuman tipis ke arah gue.

Pertama kali melihat wajah Icha, gue merasa adem banget, serasa lagi dimandiin pakai Es batu 1 ember. Dia seorang gadis berkerudung hitam, dengan kaca mata bulat mirip kacamata Bo-Bo-Ho, lengkap dengan senyuman yang manis. Setelah berbincang lebih jauh, gue jadi tahu, kalau nama asli Icha sebenarnya adalah Khoirunisa. Lalu, kenapa dipanggil Icha? Gue gak habis pikir, kenapa orang-orang yang nama belakangnya 'Sa' selalu dipanggil dengan 'Cha', gitu? Misalnya, Khoirunisa jadi Icha, Anisa jadi Icha, dan Melissa jadi Icha juga. Lalu, apa harus kalau gue mau beli micin merek 'Sasa' di warung, gue harus bilang, beli micin merek 'Cha-cha' juga? Gue jadi gak habis pikir, kenapa orang-orang jaman sekarang senang banget ganti nama dengan nama yang aneh-aneh. Biar apa coba? Biar keliatan keren, gitu? Misalnya, Bambang jadi Bams, lalu Ridho jadi Edho, hingga Baim jadi Aim. Tapi gue penasaran, kalau misalkan gue juga ikutan ganti nama biar keren. Kira-kira nama apa yang cocok buat gue, ya? Biasanya nama keren itu, mengambil bagian dari nama kita dan kemudian dipersingkat lagi. Contoh nama lengkap gue adalah, Sudono Salim, maka ada beberapa opsi nama yang bisa gue pakai. Misalnya, Donsal, Dolim, atau bahkan, Susalim. Nama terakhir, meskipun aneh, tapi lumayan menarik juga. Susalim? Ya, susunya anak alim. Gurih!

Beberapa saat mengobrol dengan Icha, gue merasa obrolan kami nyambung satu sama lain. Walaupun, nampak terlihat pemalu, ternyata Icha orangnya gokil dan seru juga. Farah seru juga sih, tapi setidaknya kalau dengan Icha, gue gak melulu ngobrol soal JKT 48 doang. Ketika tengah asyik-asyiknya mengobrol, tiba-tiba saja, kakak PK kelas gue masuk dan mereka berdiri di depan kelas. Sambil memegang sebuah spidol, nampak seorang perempuan dengan pipi agak chubby berkerudung abu-abu memperkenalkan diri. Gian Tiara adalah namanya. Namun, ia meminta untuk tidak dipanggil Kak Gian, melainkan Kak Giant alias Jayen. Sedangkan, kakak PK yang satu lagi, entah siapa namanya, dia nampak pendiam dan enggan memperkenalkan diri. Setelah beberapa saat mengobrol dan basa-basi, kemudian Kak Gian menyuruh kita untuk bersiap menuju ke lapangan. Katanya sih, kita disuruh berkeliling mampir ke stand-stand Ormawa dan UKM, gitu.

"Ormawa itu apa? UKM itu apa?" celetuk seorang Maba dari pojok belakang sebelah kanan.

"Jadi, UKM itu Unit Kegiatan Mahasiswa, sejenis kaya ekstrakuliler di SMA, gitu. Kalo Ormawa itu Organisasi Mahasiswa, ya semacam kayak OSIS di SMA, tapi tingkatnya lebih tinggi lagi, gitu," ujar Kak Gian berusaha menjawab pertanyaan dari seorang Maba tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun