Mohon tunggu...
DoNo Salim
DoNo Salim Mohon Tunggu... -

Seorang pemuda yang hanya ingin membagi dunianya lewat sebuah tulisan-tulisan ringan yang menghibur dan menginspirasi semua orang.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mahasiswa 1/2 Abadi (Bab 1, Part 2 : Mau Jadi Apa?)

14 April 2017   11:27 Diperbarui: 14 April 2017   21:00 994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya wanita menyeramkan itu pergi juga. Mungkin, dia sudah tertabrak gerobak tukang somay, saat lagi berusaha mencari Raffi Ahmad di seberang jalan. Entah, kebetulan atau memang membawa berkah, setelah kepergian wanita itu, tiba-tiba hujan deras turun mengguyur kota Tangerang di sore itu. Bingung harus melakukan apa saat hujan, kami pun memutuskan untuk menonton Youtube menggunakan komputer yang ada di toko. Pada masa ini, Raditya Dika sedang menjadi primadona di dunia Youtube dengan mini series komedinya, Malam Minggu Miko. Kami pun, tidak mau ketinggalan untuk menonton tayangan tersebut. Seri demi seri Malam Minggu Miko pun berlangsung, kami saling bergantian melemparkan gelak tawa saat menyaksikan aksi konyol dari Miko yang diperankan oleh Raditya Dika itu. Hingga sampai akhirnya, tiba-tiba terputar secara otomatis, sebuah film Indonesia yang belum pernah kami tonton sebelumnya. Film itu berjudul, Kambing Jantan.

Kambing Jantan? Awalnya gue mengira, kalau film ini bercerita tentang manusia serigala yang muncul di acara Aqiqah-an, gitu. Ternyata, gue salah. Setelah film itu dimulai, akhirnya gue baru mengetahui kalau Kambing Jantan adalah Film pertama dari Raditya Dika yang diangkat dari Novelnya sendiri dengan judul yang sama. Dari novel diangkat menjadi film? Keren! Itulah yang terlintas di benak gue, kala mengetahui hal tersebut. Kekaguman gue terhadap Raditya Dika semakin bertambah, setelah sebelumnya gue mulai mengangguminya lewat aksi Standup Comedy-nya yang sangat cerdas dan lucu banget.

Kami pun, langsung mulai menonton film Kambing Jantan dengan serius. Berbeda dengan Malam Minggu Miko, film ini tidak terlalu banyak menonjolkan unsur komedi di dalamnya. Bahkan, bisa dbilang film ini, lebih banyak sedihnya daripada lucunya. Secara garis besar sih, film ini menceritakan tentang pengalaman Raditya Dika saat menjalani pacaran jarak jauh dengan pacarnya. Raditya Dika di Australia, sedangkan pacarnya yang bernama, Kebo, masih setia menunggu di Indonesia. Setengah jam lebih kami menonton, gue melihat kejanggalan terjadi pada kakak gue. Dia hanya diam saja, menatap dengan pandangan kosong ke arah layar komputer.

"Kenapa?" tanya gue, sambil menepuk pundaknya pelan.

"Gapapa," kata kakak gue dengan singkat.

"Ini pasti soal Australia lagi, ya?" tanya gue, sambil mem-pause sejenak adegan yang sedang berputar di Youtube.

"Iya, semuanya hampir sama. Mulai dari alur, lokasi, bahkan sampai setiap detail kejadiannya."

Ternyata benar kata orang, bahwa setiap tempat itu akan selalu meninggalkan cerita dan cinta. Meskipun, kaki kita sudah tidak menapak di tempat tersebut, namun kenangannya akan selalu mengikuti sampai kapan dan dimana pun. Sama halnya seperti yang dialami oleh kakak gue. Mungkin, gue tidak tahu dan tidak mau tahu terlalu jauh, soal kehidupan pribadinya. Tapi setidaknya, dari kejadian hari ini, gue jadi tahu, kalau dia belum bisa sepenuhnya melupakan kenangannya di Australia.

Semua berawal dari saat dia masih di Bali, ketika itu, dia memiliki seorang pacar yang merupakan sesama karyawan di tempat kerjanya yang lama. Sampai akhirnya dia berangkat ke Australia, mereka pun harus menjalin hubungan jarak jauh atau lebih sering dikenal dengan LDR (Long Distance Relationship). Sempat bertahan selama setahun, setelah keberangkatannya ke Australia, namun akhirnya mereka harus merelakan hubungan mereka berakhir di tengah jalan. Padahal, hubungan mereka telah berjalan hampir 4 tahun lamanya. Sungguh disayangkan, namun tak bisa disalahkan juga, mungkin itu sudah keputusan terbaik untuk semuanya.

Bicara soal LDR, gue merupakan salah satu orang yang bisa dikatakan sedikit kontra dengan tipe pacaran seperti ini. Bagi gue, menjalin hubungan jarak jauh itu sama aja kayak, saat lagi lapar dan pingin makan Indomie, tapi kita cuma bisa nonton di Youtube. Semu. Awalnya sih, mungkin kita akan merasa terbiasa, melepas rindu melalui kabar. Namun lama-kelamaan, kabar saja tidak cukup, ketika rasa curiga sudah datang menghampiri sebuah hubungan. Menurut gue, ketika dalam hubungan jarak jauh sudah muncul rasa saling curiga, maka sulit untuk bisa saling percaya lagi. Kenapa? Bagi gue, cinta itu punya mata yang sering kita sebut dengan, mata hati. Terkadang, segala sesuatu itu harus terlihat, bukan hanya saja bisa dirasakan, namun tidak bisa dilihat dan digenggam. Kenapa begitu? Mungkin, seperti ini gambaran singkatnya.

Dikisahkan suatu hari Dona dan Doni, harus berpacaran jarak jauh, karena Doni baru saja diterima kerja di Arab Saudi, sebagai tukang gali sumur. Sedangkan, Dona masih setia di Indonesia, menjadi sales marketing dari keripik Maichi. Awalnya, hubungan mereka baik-baik saja, namun semakin lama hubungan mereka menjadi tidak sama seperti dulu lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun