Mohon tunggu...
Donni Hadi Waluyo
Donni Hadi Waluyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - FM BI Institute

Suami dan Ayah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

3 Hal yang Bunuh Kreativitas

2 Februari 2016   12:22 Diperbarui: 2 Februari 2016   19:02 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam kebanyakan organisasi ada empat siklus periode yang dilalui.

Pertama adalah periode kelahiran. Cirinya organisasi ini aktif memantau ancaman dan peluang bisnis. Banyak melakukan tindakan pengambilan risiko. Berorientasi pada tindakan. Sistem komunikasinya lancar baik internal maupun eksternal. Kebanyakan pekerjanya adalah pekerja keras dan cerdas, memburu posisi unggul. Inovatif dan banyak eksperimen. Semua anggota sangat terinspirasi oleh visi, misi, nilai perusahaan.

Kedua adalah periode pertumbuhan. Cirinya mulai menerapkan prinsip manajemen. Lahirlah bermacam-macam peraturan dan SOP. Semakin sedikit berinovasi. Menduplikasi pengalaman sukses sebelumnya. Sukses diukur dari kinerja finansial. Kepuasan karyawan mulai ‘keluar’ dari kriteria sukses perusahaan. Masuk zona nyaman (kurang kritis terhadap ancaman dan peluang). Fokus pada efisiensi tanpa memperhatikan efek pada budaya perusahaan.

Ketiga adalah periode kematangan. Organisasi mulai mencapai posisi unggul. Organisasi berkembang baik horizontal maupun vertikal. Unit di dalam organisasi berubah menjadi kerajaan kecil (muncul ego sektoral dan silo-silo). Kompetisi dalam unit terjadi, memperebutkan sumber daya. Stagnan, memegang teguh kebiasaan dan perilaku lama. Menghindari pengambilian risiko. Semangat kerja menjadi lemah. Mengabaikan ancaman dari kompetitor. Merasa sudah nomor satu dan tidak ada saingan.

Keempat adalah periode penurunan. Organisasi tidak sadar bahwa perusahaan memasuki posisi turun (decline). Masih mempertahankan cara lama dan marah bila ada usulan perubahan dan kritik. Memelihara 'in box thinking' hanya memikirkan unit masing-masing. Ujungnya adalah kematian.

Kreativitas mulai dibunuh di periode pertumbuhan dan kematangan. Di periode penurunan orang sudah malas kreatif. Yang masih berakal kreatif pasti sudah keluar dari organisasi itu.

Solusinya, organisasi yang baik akan terus-menerus menjaga spirit seolah sedang berada pada periode kelahiran. Walau sudah unggul tetap cemas, tetap cari inovasi, tetap waspada.

Merasa sudah nomor satu akan membunuh kreativitas.

3. Berhenti Kreatif

Setiap orang itu kreatif. Keputusan untuk kreatif atau tidak, ada di diri kita. Jadi, tidak perlu menyalahkan pola pendidikan Indonesia. Tidak usah repot mencari kambing hitam. Kalau kita nggak kreatif, itu adalah salah kita sendiri. Kita berhak memilih mau larut dalam rutinitas, mau mengikuti siklus bebal dari organisasi, mau terpengaruh pendidikan, atau tidak. Itu keputusan kita.

Jadi tetapkan dalam diri Anda bahwa Anda mau kreatif. Berlatih berpikir nyeleneh, melihat dari sisi yang berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun