Mohon tunggu...
Doni saputra
Doni saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Traveling

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Putus Kuliah Bukan jadi Halangan untuk Sukses

8 Desember 2024   23:01 Diperbarui: 9 Desember 2024   04:34 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Muhamad Reza Junianto, yang lebih akrab disapa Jawa, adalah seorang pemuda kelahiran Palembang, Sumatra Selatan, pada 20 Juni 1998. Ia merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dan memiliki dua adik kandung yang masih kecil. Sejak kecil, Reza dikenal sebagai pribadi yang aktif dan penuh semangat.

Kecintaannya pada petualangan dan penjelajahan dunia mulai tampak sejak usia dini, yang membuatnya selalu ingin mencoba hal-hal baru dan mengukir pengalaman hidup yang tak terlupakan. Kepribadiannya yang ramah dan penuh rasa ingin tahu membuatnya mudah bergaul dan belajar dari setiap orang yang ia temui.

Riwayat Pendidikan Reza 

Reza memulai pendidikan dasarnya di SD Negeri Tugu Ibu yang terletak di Depok. Setelah beberapa tahun, keluarga Reza pindah ke Bandung, dan ia melanjutkan pendidikan di SD Cipedes 4. Meskipun mengalami perpindahan yang cukup besar, Reza berhasil beradaptasi dengan cepat dan tetap menunjukkan prestasi yang baik di sekolah.

Setelah lulus dari SD, Reza melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 26 Bandung. Di sinilah ia mulai mengenal berbagai pelajaran yang lebih menantang dan mengembangkan minatnya di bidang sains dan teknologi. Semangat untuk belajar dan rasa ingin tahu yang besar terus mendorongnya untuk berprestasi di bidang akademik.

Reza kemudian melanjutkan pendidikan di SMA 2 Pasundan Bandung, yang semakin mengasah kemampuannya dalam berbagai bidang, terutama di bidang teknologi. Selama masa SMA, ia aktif dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung minatnya, terutama dalam hal komputer dan teknologi.

Setelah lulus SMA, Reza memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, memilih Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung sebagai tempat untuk mendalami ilmu yang sangat ia minati, yaitu Teknik Komputer. Reza merasa bahwa bidang ini sangat cocok dengan hobinya yang sejak kecil suka mengutak-atik perangkat komputer dan mencari hal-hal baru di dunia teknologi.

Namun, perjalanan pendidikan Reza tidak berjalan mulus seperti yang diharapkannya. Meskipun memulai kuliah dengan penuh semangat, ia menghadapi sejumlah tantangan yang membuatnya terhenti di semester lima. Meskipun demikian, pengalaman selama kuliah memberikan banyak pelajaran berharga bagi Reza, yang membentuknya menjadi pribadi yang lebih kuat dan penuh tekad untuk terus maju, meskipun ia tidak dapat menyelesaikan pendidikan tinggi di jalur yang ia pilih. Reza tetap berkomitmen untuk mengejar impian dan terus belajar, meski melalui jalan yang berbeda.

Awal Perjalanan Karir

Selama kuliahnya, Reza mulai mencari pekerjaan di Bandung untuk menambah biaya kuliahnya. Setelah beberapa minggu mencari, suatu hari ada saudaranya yang menawarkan untuk ikut ke Jakarta dan mencari kerja di sana. Namun, hasilnya tetap sama, dan akhirnya Reza kembali ke Bandung dengan satu CV di tangannya. Tanpa disangka, CV tersebut memberinya kesempatan untuk melamar di sebuah toko bangunan. Kebetulan, saat Reza datang, dia langsung bertemu dengan manajer toko tersebut dan diinterview pada hari itu juga. Tak lama setelah itu, Reza diterima bekerja sebagai Sales di bagian ubin dan keramik.

Reza bekerja di toko bangunan itu selama tiga bulan, namun pada akhir 2018, dia memutuskan untuk keluar. Pada awal tahun 2019, Reza menerima kabar dari pihak kampus bahwa dia akan di-drop out (DO). Meskipun kecewa, Reza menerima kenyataan tersebut dan mulai fokus mencari pekerjaan. Setelah dua bulan mencari tanpa hasil, seorang teman mengajaknya untuk berjualan ayam penyet di daerah Tegalega. Reza hanya bertahan dua bulan sebelum akhirnya memutuskan untuk keluar dari bisnis tersebut. Dia mengatakan kepada temannya bahwa dia ingin mencoba masuk ke dunia industri kreatif, karena dia ingin belajar desain, membuat video, dan mengedit video, meskipun kemampuannya dalam bidang tersebut masih terbatas.

Dengan tekad dan hobi mengedit video, Reza pun mulai mencari lowongan di industri kreatif dan akhirnya berhasil bergabung dengan sebuah perusahaan sebagai editor video. Awalnya, Reza merasa bingung dengan keterbatasannya dalam hal editing. Namun, beruntung ada seorang senior di perusahaan yang mengajarinya cara mengedit video. Berkat bantuan senior tersebut, Reza pun mulai menguasai bagian editing. Pada akhir 2019, Reza dipromosikan menjadi content creator.

Tak lama setelah itu, Reza bertemu dengan seseorang yang dia panggil "Abang". Abang ini memiliki cita-cita untuk membangun sebuah Production House (PH). Saat itu, Reza sudah mulai menguasai dunia editing, dan bersama Abang dan seorang fotografer bernama Danan, mereka memutuskan untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Proyek pertama mereka dilakukan di Malaysia, dengan tugas membuat 10 video untuk 10 perusahaan di sana. Namun, dari sepuluh proyek tersebut, hanya tiga video yang berhasil diselesaikan karena banyaknya kesalahan, seperti jadwal yang berantakan dan perencanaan yang kurang matang. Meski begitu, Reza tidak menyerah. Dia semakin bersemangat untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut.

Setelah proyek di Malaysia, Reza menerima kabar duka bahwa Abang meninggal dunia pada Desember 2019. Pada awal 2020, Reza berdiskusi dengan Danan mengenai kelanjutan mimpi Abang. "Apakah kita lanjutkan, atau kita masing-masing saja?" tanya Reza saat diskusi itu. Karena semangat yang masih membara, mereka memutuskan untuk melanjutkan mimpi Abang. Meskipun Danan sempat mengungkapkan kekhawatirannya tentang modal, Reza meyakinkan Danan bahwa selama mereka memiliki keterampilan, niat baik, dan semangat, pasti ada jalan.

Singkat cerita, Reza mendapatkan proyek di Bandung. Namun, proyek tersebut belum bisa dianggap sukses karena banyaknya kesalahan, seperti penyewaan alat produksi yang mahal, yang membuat biaya membengkak. Dari pengalaman itu, Reza belajar bahwa hasil yang bagus tidak selalu bergantung pada peralatan canggih, tetapi pada keterampilan dan kemauan untuk bekerja keras.

Setelah proyek itu selesai, masalah baru muncul. Pandemi Covid-19 mulai menghambat semua pekerjaan mereka. Danan pun sempat berpisah dengan Reza karena lockdown. Namun, pada akhir Oktober 2020, Reza memberanikan diri untuk keluar dari rumah meskipun situasi masih dalam keadaan lockdown. Mereka bertemu dengan istri almarhum Abang, yang bertanya apakah mereka masih ingin melanjutkan mimpi Abang. Dengan semangat yang tetap menyala, Reza dan Danan menjawab ingin melanjutkannya. Dengan bantuan istri almarhum, mereka kembali melanjutkan produksi, dan PH yang semula bernama Aksalara Productions diubah menjadi Wise Productions.

Pada November 2020, produksi pun berjalan lagi hingga akhir April 2021. Namun, karena perbedaan visi dan misi antara istri almarhum dengan Reza dan Danan, mereka akhirnya memutuskan untuk berpisah. Meskipun demikian, mereka mencapai kesepakatan bahwa semua aset dan kantor akan diambil oleh istri almarhum, sementara Reza dan Danan hanya membawa nama Wise Productions.

Perjalanan Reza penuh dengan tantangan dan pembelajaran, namun semangatnya untuk terus maju dan memperbaiki diri menjadikannya lebih kuat dalam menghadapi setiap rintangan

Wiseprod productions

Sumber : Aset Pribadi
Sumber : Aset Pribadi

Pada Mei 2021, Reza dan Danan memutuskan untuk melanjutkan perjalanan rumah produksi (PH) yang sebelumnya dikenal dengan nama Wise Productions. Mereka melakukan rebranding, mengubah nama menjadi Wiseprod Productions. Namun, mereka segera menyadari bahwa tantangan besar menanti. Tanpa kantor, peralatan memadai, atau modal yang cukup, menjalankan PH ini terasa seperti mimpi yang jauh dari kenyataan. Dalam masa sulit itu, Reza dan Danan sering menghabiskan waktu di sebuah angkringan di kawasan Dago, Bandung. Hampir setiap hari mereka berkumpul di sana, berdiskusi, dan mencari solusi untuk menghidupkan kembali Wiseprod. Di tengah obrolan hangat suatu hari, Reza berkata kepada Danan, "Kayaknya kita harus cari orang baru yang bisa memanage semuanya." Danan pun setuju.

Mereka mulai mencari tambahan anggota tim, hingga akhirnya bertemu Hafid, sosok yang kemudian bergabung bersama mereka. Namun, Danan menyadari bahwa PH ini masih membutuhkan seseorang yang bisa mengelola bagian pemasaran. Reza pun teringat kepada Tito, seniornya di Aksalara Productions, tempat ia pertama kali belajar produksi dari nol. Tito adalah orang yang sangat berjasa bagi perkembangan Reza. Dengan segera, Tito diajak bergabung sebagai kepala pemasaran.

Tak berhenti di situ, mereka juga merekrut Pepe sebagai videografer. Dengan bergabungnya Tito dan Pepe, Wiseprod Productions akhirnya memiliki tim yang solid, beranggotakan lima orang: Reza, Danan, Hafid, Tito, dan Pepe. Meski sudah memiliki tim, tantangan besar tetap menghadang. Mereka masih belum memiliki kantor dan alat produksi yang memadai. Namun, tekad dan semangat mereka tidak pernah surut. Pada masa sulit itu, sebuah titik terang datang dari klien lama mereka, sebuah perusahaan di bidang pendidikan. Sebelumnya, perusahaan ini pernah meminta mereka untuk membuat video promosi, namun karena keterbatasan anggaran, Reza menawarkan jasa tersebut secara gratis. Ternyata, kebaikan itu berbuah manis.

Perusahaan tersebut kembali menghubungi Wiseprod, kali ini dengan tawaran kerja sama. Mereka menyediakan kantor dan alat-alat produksi dengan syarat Wiseprod membantu proses produksi konten perusahaan tersebut. Tawaran ini diterima dengan penuh syukur oleh Reza dan tim. Dengan fasilitas yang memadai, mereka akhirnya memiliki tempat dan alat untuk bekerja dengan lebih profesional. Tak berhenti di situ, seiring waktu, Wiseprod Productions terus berkembang. Awalnya mereka hanya memiliki satu klien, yaitu perusahaan pendidikan yang bekerja sama dengan mereka. Namun, dalam waktu singkat, klien Wiseprod bertambah hingga mencapai 17 perusahaan yang tersebar di Pulau Jawa.

Salah satu pencapaian besar mereka adalah membantu sebuah merek parfum asal Bandung, Jayrose, berkembang dari nol hingga menjadi salah satu produk parfum yang populer di platform TikTok. Selain itu, mereka juga berhasil mendapatkan proyek dari pemerintah daerah, termasuk bekerja sama dengan Bupati Subang.

Kesuksesan Wiseprod Productions terus melesat hingga tahun 2022. Mereka akhirnya mampu menyewa kantor sendiri dan berdiri secara mandiri. Meski begitu, kerja sama dengan perusahaan yang dulu membantu mereka tetap terjalin erat sebagai bentuk penghargaan atas dukungan di masa sulit.

Wiseprod Productions adalah bukti nyata bahwa kerja keras, kolaborasi, dan sikap pantang menyerah mampu mengubah tantangan menjadi kesuksesan. Dari angkringan sederhana di Dago hingga menjadi rumah produksi dengan belasan klien ternama, perjalanan mereka menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Puncak Kesuksesan 

SUMBER : Aset pribadi
SUMBER : Aset pribadi
 

Perjalanan Wiseprod Productions tidak berhenti di Bandung saja. Setelah meraih kesuksesan di dalam negeri, kini mereka berhasil menembus pasar internasional. Proyek mereka telah merambah hingga ke Malaysia, Hong Kong, dan Jepang. Hal ini menjadi pencapaian besar yang tak pernah terbayangkan oleh Reza, salah satu pendirinya.

Reza mengingat kembali masa-masa sulitnya. Dahulu, ia sempat menjadi sales di toko bangunan, bahkan berjualan ayam penyet untuk menyambung hidup. Namun, siapa sangka perjalanan panjang yang penuh lika-liku itu membawanya ke kehidupan yang jauh lebih baik.

Wiseprod Productions melewati banyak tantangan, termasuk menghadapi badai COVID-19, di mana hampir semua kegiatan terhenti. Meski begitu, Reza dan tim tetap bertahan dengan keyakinan penuh. Filosofi ini tercermin dari logo Wiseprod Productions yang terinspirasi oleh Gunung Tangkuban Perahu di Bandung. Logo tersebut menggambarkan kapal yang terus berlayar di tengah ombak besar. Bagi Reza, logo ini menjadi simbol perjuangan: "Sebesar apa pun ombak yang menerjang, kapal harus terus melaju."

Keyakinan, semangat, dan konsistensi itulah yang membawa Wiseprod Productions dari sebuah PH kecil menjadi nama yang disegani di dunia produksi kreatif.

Pada April 2024, Reza membuat keputusan besar dalam hidupnya. Ia memutuskan untuk meninggalkan Wiseprod Productions, rumah produksi yang ia bangun dengan susah payah bersama timnya. Keputusan ini lahir dari kepribadiannya yang gemar berpetualang dan mencoba hal-hal baru sejak kecil.

Reza memilih untuk memulai karier di industri konstruksi, sebuah bidang yang benar-benar berbeda dari dunia kreatif yang selama ini digelutinya. Ia bergabung dengan perusahaan kontraktor milik saudaranya, membantu membangun dan membranding perusahaan tersebut dari awal.

Keputusannya sempat menuai banyak komentar. Ada yang berkata, "Kamu sudah sukses, kenapa masih mau memulai dari nol lagi?" Namun, Reza tidak terpengaruh oleh omongan orang. Ia tetap fokus pada tujuannya. Baginya, kehidupan adalah tentang terus bergerak maju dan memberikan yang terbaik dalam setiap langkah.

Saat ini, Reza tinggal di Semarang dan menjabat sebagai Manajer Proyek di salah satu proyek besar: pembangunan Hotel SwissBell. Dalam peran barunya, Reza tidak hanya memanfaatkan keterampilan manajemen yang ia pelajari dari dunia kreatif, tetapi juga membuktikan bahwa keberanian untuk mencoba sesuatu yang baru selalu membawa hasil yang luar biasa.

Reza selalu berpegang teguh pada prinsip hidupnya:
"Setiap hal yang saya temui dalam hidup, saya akan memberikan yang terbaik. Walaupun berat, semuanya harus dijalani dengan konsistensi dan ikhlas."

Prinsip ini yang menjadi fondasi keberhasilannya, baik di dunia kreatif maupun konstruksi.

Kisah hidup Muhamad Reza Junianto, atau yang akrab disapa Jawa, adalah potret inspiratif seorang pemuda yang tak pernah menyerah meskipun menghadapi berbagai rintangan. Berawal dari bekerja menjadi sales di toko bangunan, ia menapaki perjalanan hidup yang penuh perjuangan, dari berjualan ayam penyet hingga mendirikan Wiseprod Productions, sebuah rumah produksi kreatif yang sukses merambah pasar internasional.

Perjalanan Reza mengajarkan bahwa keberanian untuk bermimpi, semangat untuk belajar, dan kemampuan beradaptasi adalah kunci untuk meraih kesuksesan. Meskipun harus menghadapi berbagai kegagalan, seperti drop out dari bangku kuliah dan tantangan finansial, Reza terus melangkah maju, mewujudkan mimpinya dengan konsistensi dan keyakinan.

Ketika berada di puncak kesuksesan bersama Wiseprod Productions, Reza memilih untuk memulai perjalanan baru di industri konstruksi, menunjukkan bahwa kesuksesan bukanlah akhir, melainkan pijakan untuk petualangan baru. Kini, sebagai manajer proyek pembangunan Hotel SwissBell di Semarang, Reza membuktikan bahwa dengan prinsip hidup yang kuat memberikan yang terbaik dan menjalani segalanya dengan Ikhlas tidak ada batasan untuk terus berkembang.

Kisah Muhamad Reza Junianto menjadi pengingat bahwa kegigihan dan keberanian untuk mencoba hal baru dapat membuka pintu kesuksesan yang tak terduga. Reza adalah contoh nyata bahwa setiap langkah kecil, jika dilakukan dengan tekad besar, dapat membawa seseorang menuju pencapaian luar biasa.

 

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun