Mohon tunggu...
Doni Guntoro
Doni Guntoro Mohon Tunggu... -

I'm a punk. I'm not junk.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Untuk Apa PSSI Berbohong?

17 Desember 2012   06:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:30 1059
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

"Menurut FIFA, mereka mendengar pembentukan task force yang sebenarnya tak perlu.  FIFA mengingatkan kepada PSSI bahwa pembentukan task force bisa dianggap sebagai bentuk intervensi pemerintah yang sangat ditabukan FIFA."


Kalimat di atas saya kutip dari situs resmi PSSI.

Jujur saja, saya salut dengan kegigihan PSSI yang mengirim delegasinya ke Jepang untuk menjelaskan langsung permasalahan sepakbola Indonesia kepada FIFA. Delegasi ini juga bertujuan menjadi yang paling depan mengabarkan kepada perkembangan rapat Exco FIFA. Terbukti, berita pertama seputar rapat Exco adalah tentang bertemunya delegasi ini dengan Presiden FIFA Sepp Blatter.

Saya kutip dari KOMPAS

"FIFA juga mendengar rencana pembentukan task force yang sebenarnya tak perlu. FIFA mengingatkan pembentukan task force bisa dianggap sebagai bentuk intervensi pemerintah," ujar Halim.

Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal PSSI Halim Mahfudz dalam pesan layanan singkat kepada Kompas, Kamis siang. Halim menyebutkan, selain Blatter, pejabat FIFA yang ditemui pengurus PSSI adalah Sekjen Jerome Valcke dan Direktur Asosiasi Thierry Regenass.


Tapi ternyata peliput Rapat Exco FIFA bukan hanya delegasi PSSI, ada juga koresponden Tribunnews yang hadir di Jepang. Dalam wawancara khususnya dengan Sepp Blatter, pernyataan bertolak belakang justru muncul dari mulut Presiden FIFA.

T: Pemerintah Indonesia membuat Task Force ada komentar?

B: Pemerintah harus segera membantu permasalahan ini di Indonesia dan ini bagus.

T: Apa bukan campur tangan?

B: Tidak, Tidak, jangan dilihat sebagai campur tangan. Saya tak melihat sebagai campur tangan dan ini justru bantuan pemerintah untuk penyelesaian masalah di Indonesia agar bisa cepat dan baik. Satu lagi, jika sanksi diberikan maka otomatis bantuan keuangan dari FIFA juga akan berhenti.


Kenapa pernyataan dari orang yang sama bisa bertolak belakang, berbeda 180 derajat?

Tidak ada penjelasan lagi selain: ada salah satu peliput yang berbohong.

Jadi siapa yang berbohong? Apakah Richard Susilo, koresponden Tribunnews (grup KOMPAS) ataukah Halim Mahfudz yang jadi corong PSSI?

Jika melihat aksi Presiden AFC, Zhang Jilong yang justru mengabarkan Rita Subowo (Ketua Task Force) soal kedatangan timnya ke Indonesia bulan Januari nanti, tentu hal ini berarti tidak mungkin FIFA melarang campur tangan pemerintah.  Apalagi jika ditambah pernyataan Sekretaris Jenderal AFC Alex Soosay mengungkapkan kekecewaannya dengan keputusan PSSI yang membatalkan nota kesepahaman (MoU) yang disepakati di Kuala Lumpur oleh PSSI sendiri dan KPSI. Terlihat ada agenda tersembunyi di balik kengototan PSSI.

Sudah sering kita mendengar kabar KPSI memelintir dan menerjemahkan secara asal surat-surat dan instruksi dari FIFA. Dengan tuduhan dimotori oleh kelompok yang punya agenda besar di Pemilu 2014, tentu wajar jika KPSI disebut berani menghalalkan segala cara.

Namun kini PSSI yang ternyata memelintir FIFA. Untuk apa PSSI nekat mengabarkan berita seolah ingin menegaskan dengan segala cara bahwa FIFA hanya mempercayai PSSI, tidak boleh ada pihak lain?

Apakah PSSI punya agenda besar juga di Pemilu 2014 nanti?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun