Mohon tunggu...
Doni Cahyadi
Doni Cahyadi Mohon Tunggu... -

Seorang manusia biasa yang berharap bisa memberikan sesuatu yang luar biasa dalam kehidupan yang hanya sekali ini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lelaki Berselendang Langit

2 Januari 2013   05:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:39 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi".

Setelah kejadian itu, nama Uwais kembali tenggelam tak terdengar beritanya.

Usai bin Jabir bercerita, bahwa Uwais mendatangi Kufah,

“ kami sedang berkumpul dalam sebuah halaqoh dalam rangka mengingat Allah, dan Uwais ikut duduk bersama kami, jika ia mengingatkan para hadirin yang duduk dalam halaqoh tentang akhirat maka nasehatnya sangat mengena hati kami tidak sebagaimana nasehat orang lain. Suatu hari aku tidak melihatnya maka aku bertanya kepada teman-teman halaqoh kami,

“Apakah yang sedang dikerjakan oleh orang yang biasa duduk dengan kita, mungkin saja ia sakit?”,

“Orang yang mana?”, tanya salah seorang dari mereka.

Aku berkata, “Orang itu adalah Uwais Al-Qoroni”, lalu aku ditunjukan dimana tempat tinggalnya, maka akupun mendatanginya.

“Semoga Allah merahmatimu, dimanakah engkau?, kenapa engkau meninggalkan kami?”, tanyaku.

“Aku tidak memiliki rida’ (selendang untuk menutup tubuh bagian atas), itulah yang menyebabkan aku tidak menemui kalian.”, maka akupun melemparkan rida’ku kepadanya untuk kuberikan kepadanya, namun ia melemparkan kembali rida’ tersebut kepadaku, lalu akupun mendiamkannya beberapa saat.

“Jika aku mengambil rida’mu ini kemudian aku memakainya dan kaumku melihatku maka mereka akan berkata, “Lihatlah orang yang cari muka ini (riya’) tidaklah ia bersama orang ini hingga ia menipu orang tersebut atau ia mengambil rida’ orang itu”. Aku terus bersamanya hingga iapun mengambil rida’ku.

“Keluarlah hingga aku mendengar apa yang akan mereka katakan!”, aku memberi jaminan. Maka iapun memakai rida’ pemberianku lalu kami keluar bersama. Lalu kami melewati kaumnya yang sedang bermasjlis, sedang berkumpul dan duduk-duduk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun