Mohon tunggu...
Doni Bastian
Doni Bastian Mohon Tunggu... Penulis - SEO Specialist - Konsultan Pemeliharaan Ikan Koi

Sekadar berbagi cerita..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kitab Suci Bukan Fiksi, Ini Alasannya

12 April 2018   00:12 Diperbarui: 12 April 2018   00:24 1980
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Ada seorang yang bernama Rocky Gerung (RoGer). Dia dikenal sebagai Dosen Filsafat di Universitas Indonesia. Dalam sebuah acara di Televisi Swasta yang ditayangkan tempo hari, sempat menyatakan dengan tegas dan bahkan memberi penjelasan detail  bahwa Kitab Suci itu adala fiksi.  Menurut saya, RoGer melakukan 'Blunder' (kesalahan besar). 

Mengapa? Berikut ini alasan saya :

1. Definisi 'Fiksi' menurut KBBI

fiksi/fik*si/ n1Sas cerita rekaan (roman, novel, dan sebagainya); 2 rekaan; khayalan; tidak berdasarkan kenyataan: nama Menak Moncer adalah nama tokoh -- , bukan tokoh sejarah;3 pernyataan yang hanya berdasarkan khayalan atau pikiran

Sesuai dengan definisi kata 'fiksi' tersebut, sangat jelas bawa fiksi itu adalah sebuah cerita rekaan atau khayalan.  Apakah Kitab Suci itu adalah rekaan atau khayalan yang dibuat oleh manusia sebagaimana karya sastra seperti novel, cerpen, prosa atau puisi? Jelas tidak. Kitab suci itu berisi Wahyu Ilahi sama sekali bukan dikarang oleh manusia. 

Apakah ada buktinya, bahwa Kitab Suci adalah Wahyu Ilahi ? 

Mungkin itu yang akan ditanyakan oleh RoGer. Untuk menjawabnya tidaklah mudah. Sebab bukti yang sah, tentu akan merujuk pada ketentuan hukum dan Undang-Undang. Nah, sampai disini seperti berada di persimpangan jalan.

Kitab Suci tentu tak bisa dikaitkan dengan pasal dan ayat-ayat hukum bikinan manusia karena keduanya adalah hal yang berbeda. Sebab Kitab Suci diyakini oleh umat beragama sebagai Wahyu Ilahi.  Kadangkala sebuah keyakinan tidak perlu bukti.

2. Fiksi adalah lawan dari Fakta (Realitas)

Lebih lanjut, RoGer juga menjelaskan bahwa Fiksi adalah lawan dari Fakta. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa jika tidak ada faktanya, maka disebut fiksi. Jika sebuah novel Fiksi, memang tak pernah ada wujud realitasnya, sebab itu hanyalah cerita khayalan semata. Tapi untuk Kitab Suci, tidaklah demikian

Saya ambil contoh salah satu kisah di dalam Kitab Suci yaitu tentang Surga dan Neraka. Apakah itu fiksi karena tidak ada faktanya? Jika ada manusia yang  masih hidup, lalu berusaha mencari dimana Surga dan Neraka itu berada,  jelas saja dia tak akan pernah menemukannya,  bahkan orang akan menilainya sebagai orang gila. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun