Terik,,,,, terik,,,,, Bunyi Hujan di atas genteng,,, air mata nya turun,, di lindungan hujan,,,sambil tersenyum melihat awan,,,oh indahnya,,,,kekuasaan tuhan,,,
Tuhan ku,,Engkau berjanji dalam kalam mu,,engkau tidak akan memberi sesuatu problem pada hidup kami, jikalau kami tidak mampu menanganinya.
Terimakasih tuhan ku,dalam sujud syukur ku,,bola mata ku di kelilingi oleh kesedihan dan air mata yang berlinang.
Nama nya"
Lalu Edwin Suhendra,,,
Yang hidup sebatang kara di pinggir jalan untuk membantu prekonomian kakek neneknya,,
sang pedagang kaki lima,,,,di awal subuh,,,jejak nya terbangun dengan azan-azan.
dan sindagurau Rizki yang terbawa oleh embun-embun pagi.
Oh,,,, ketika diri ini, melihatnya  rasa sedih ini,
 datang secara tiba-tiba,
yang tadinya kami akan bergembira bersama sama, menikmati penongkrongan yang di temani lagu lagu anak bangsa.
Awal perjalanan hidupnya menjadi pedagang,,edwin di sambut dengan kerasnya angin dan kerasnya hujan yang turun.
dalam lubuk hati kecilnya,,ingin menangis,,akan tetapi dia inggat pada prekonomian yang semakin menipis,, sehingga rasa tangguhnya datang dalam energinya di badan yang kurus
untuk menjalani kehidupannya yang sepahit itu,
Berkerja sambil kuliyah,,,
Tak seindah rebahan di hotel bintang sembilan yang rasanya empuk,,,
itu lah yang di rasakan oleh edwin saat ini.
tidurnya hanya lembaran kardus,setiap malam dia mendengar suara kendaraan yang terlintas di telinga nya,tak seindah lagu" yang di main kan oleh anak-anak bangsa,,,sambil berpoya-poya.
Badannya yang kurus,,dekil yang di perpum oleh polusi polusi setiap hari,,
Makannya berkurang hanya untuk mencari keuntungan,,,, saat ini dia berjualan di pinggir jalan yang berlokasi di jalan Rumak,Lombok barat.
Setiap saat dia hanya menunggu dan melayani dengan etika dan moral tingkat tinggi,,yang melebihi etika dan moral para profesor.
Sopan,santun,ramah,dan jujur itulah yang di bawa oleh sang pedagang semangka,,
"Lalu Edwin Suhendra"
Hasil Observasi:
Pendapat sehari yang tidak  begitu teraturÂ
Terkadang sehari pendapatannya;Rp.150.000.00
Bahkan,seharinya;Rp.20.000.00
Hal itu yang membuat saya semakin sedih melihat edwin, dalam hal ini kita bisa mengambil sebuah pelajaran kepadanya ,
"Bahwa masa muda kita harus menghabisi dengan berkerja keras,
"Bahkan orang-orang yang kaya dan terkenal saat ini pasti sudah menginjak beberapa duri.
 sebelum dia kaya dan terkenal.
Hidupnya tidak seindah pemuda pemuda yang lain,yang hanya mengangkat tangan terus di kasih sama orang tuanya.
Namun edwin tidak mau begitu,dia inggin bersikap mandiri dalam hidupnya.
Poto Bersama Lalu edwin Suhendra;
Pedagang semangka. Â Â
Sang pemuda kreatif,inovatif.
Tempat berdomisili;indonesia.
Provensi;NTB.
Kabupaten;Lombok Tengah.
Desa;Kateng.
Dusun;peluk
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI