Mohon tunggu...
Doni Rahma
Doni Rahma Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Panggil saja oey

akun ini hanya menyalurkan apa yang ada di otak saya. kemudian merangkainya menjadi frasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Krisis Air: Ketidakadilan & Beban Ganda Perempuan

2 Desember 2024   16:39 Diperbarui: 2 Desember 2024   18:36 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menyelamatkan air adalah menyelamatkan kehidupan dan dunia. Air berdampak pada setiap lini kehidupan manusia: kesehatan dan harapan hidup, penanggulangan kemiskinan, pemberdayaan perempuan, ketahanan pangan, dan ketahanan energi (Utusan Khusus PBB Khusus Air, Retno Marsudi). 

Penggalan kalimat tersebut tertuang dalam kolom opini koran Kompas edisi 1 November 2024 bersamaan dengan dimulainya tugas beliau sebagai utusan khusus PBB. Pernyataan tersebut menurut saya memiliki dua arti. Pertama, bahwa air memiliki peran penting dalam keberlangsungan umat manusia didunia. 

Kedua, krisis air yang melanda dunia hari ini perlu segera untuk ditangani. Air adalah kompenen utama dalam kehidupan sehingga sangat relevan apabila pendapat Retno Marsudi menganai krisis air perlu mendapat atensi lebih wabilkhusus untuk para pemangku kebijakan dan kepala negara.

Dalam Persepktif telogis air digunakan hampir diseluruh praktek ritual keagamaan. Agama islam menggunakan air sebagai media penyuci diri baik itu dari hadas besar ataupun hadas kecil. Kemudian agama kristen air juga digunakan sebagai media pembaptisan serta dalam agama hindu para umatnya menyakini bahwa air sebagai salah satu unsur alam sehingga dianggap suci. 

Lalu jika topiknya bergeser dari teologis ke biologis kita pun bisa melihat bahwa tubuh manusia 70% penyusunya adalah air. Bagaimanapun bentuknya baik itu berupa urusan teologis, biologis hingga domestik selama kehidupan umat manusia masih ada di dunia ini maka air terus akan dibutuhkan sampai kapanpun.

Semakin pesatnya pertumbuhan umat manusia dalam kurun waktu beberapa puluh tahun ini tidak dapat dipungkiri turut berkolerasi dengan semakin meningkatnya kebutuhan air terlebih di Indonesia sendiri. 

Kebutuhan air Indonesia menurut laporan Asian Developemnt Bank 2016 rata-rata orang indonesia yang tinggal di perkotaan adalah 120 liter/hari sedangkan untuk di desa berada dikisaran 80 liter/hari. Penggunaan air tersebut diproyeksikan akan terus meningkat hingga tahun 2030 mendatang. 

Tingginya penggunaan air ini menyebabkan terjadinya eksploitasi besar-besar besaran terhadap berbagai sumber air baik dipermukaan (Surface Water) ataupun yang ada di dalam bawah tanah (Underground Water). Diberbagai kota-kota besar di Indonesia karena kebutuhan air bersih yang sangat besar banyak masyarakat pun kemudian membuat sumur sebagai salah satu solusi untuk mendapatkan air bersih. Lalu pertanyaannya apakah air akan terus ada?

KETERSEDIAAN AIR TERANCAM

Ketersediaan air bersih hari ini semakin sulit untuk didapatkan sebagaimana dari dampak buruk dari aktivas manusia itu sendiri (antropogenik). Pertama, aktivitas manusia seperti adanya kegiatan industrialiasasi selain memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara tetapi disisi lain juga memiliki dampak negatif. 

Dengan semakain majunya tingkat industrialisasi ditandai menjamurnya pabrik-pabrik ternyata berdampak negatif saling bersinggungan satu sama lain. Seperti contoh pembuangan limbah sisa produksi seringkali langsung dialirkan menuju sungaki begitu saja tanpa proses pengolalahan terlebih dahulu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun