Mohon tunggu...
doni heru (asep)
doni heru (asep) Mohon Tunggu... Administrasi - mahasiswa

bulu tangkis, berenang, volly ball

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Opini Progam Bantuan Sosial bagi Kesejahteraan Lansia di Indonesia

20 April 2024   16:39 Diperbarui: 20 April 2024   17:54 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Penulis : Doni Heru Setyawan

Pentingnya Bantuan Sosial bagi Lansia 

            Bantuan sosial bagi lansia adalah suatu bentuk tanggung jawab sosial yang tak terhingga dalam menjaga kesejahteraan dan harga diri generasi yang telah memberikan sumbangan besar dalam pembangunan masyarakat. Mereka, sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kerangka sosial, membutuhkan perlindungan dan perhatian khusus mengingat berbagai tantangan yang mereka hadapi, mulai dari menurunnya kesehatan hingga hilangnya sumber pendapatan dan dukungan sosial. Bantuan sosial bagi lansia yang bersifat inklusif harus melibatkan berbagai aspek kebutuhan mereka, termasuk akses terhadap layanan kesehatan yang terjangkau, dukungan sosial yang memadai, fasilitas transportasi yang ramah bagi lansia, serta aksesibilitas terhadap kegiatan sosial dan rekreasi. Selain itu, program ini harus memperhatikan keragaman dalam populasi lansia, termasuk kondisi sosial, ekonomi, dan kesehatan mereka.

            Dalam pandangan penulis, program bantuan sosial bagi lansia menjadi alat penting untuk memastikan bahwa mereka dapat menjalani hidup yang layak dan bermartabat di tengah-tengah masyarakat. Namun, keberhasilan program ini sangat tergantung pada seberapa inklusif dan komprehensif  kebijakan tersebut dijalankan.

            Lebih dari sekadar menjadi penerima manfaat, lansia juga harus didorong untuk berpartisipasi secara aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program bantuan sosial. Pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh lansia merupakan aset berharga yang dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam pembentukan kebijakan yang lebih efektif. Bantuan sosial bagi lansia bukanlah sekadar tanggung jawab moral, tetapi juga merupakan investasi dalam pembangunan sosial yang berkelanjutan. Melalui pendekatan yang inklusif dan holistik, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung bagi lansia untuk menjalani kehidupan yang bermartabat dan berarti dalam masyarakat.

Tantangan 

Program bantuan sosial bagi lansia yang diberikan pemerintah meruapakansuatau langkah penting dalam menjaga kesejahteraan dan kehormatan generasi lansia di Indonesia. Namun, seperti halnya banyak program sosial, ini juga menghadapi sejumlah tantangan yang perlu diperhatikan dengan serius.

  • Salah satu masalah utama adalah keterbatasan anggaran yang dialokasikan untuk program ini. Meskipun bantuan sosial sangat diperlukan, namun dana yang tersedia mungkin tidak mencukupi untuk mencakup semua kebutuhan serta jumlah lansia yang memerlukan bantuan.
  • Selain itu, distribusi bantuan sosial seringkali tidak merata, dan akses terhadap program-program ini belum memadai di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini dapat mengakibatkan sebagian lansia tidak mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan dengan tepat waktu.
  • Kualitas layanan kesehatan dan sosial juga masih menjadi masalah serius. Lansia sering kesulitan mendapatkan perawatan kesehatan yang berkualitas, terutama di daerah pedesaan atau terpencil. Ini dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup dan kesehatan yang tidak optimal bagi mereka.

            Tantangan lainnya termasuk kesulitan dalam mengidentifikasi lansia yang benar-benar membutuhkan bantuan, serta adaptasi terhadap perubahan demografis dan kebutuhan lansia seiring bertambahnya usia penduduk. Oleh karena itu, pemerintah perlu melakukan evaluasi dan penyesuaian terus-menerus terhadap program-program bantuan sosial ini guna memastikan bahwa mereka efektif, inklusif, dan memberikan dampak positif yang signifikan bagi kesejahteraan lansia di Indonesia.

Implemetasi Progam yang dilakukan Pemerintah

            Saat ini, pemerintah pusat telah mengimplementasikan program perlindungan sosial khusus untuk lansia, terutama melalui Kementerian Sosial (Kemensos), seperti Program Asistensi Lanjut Usia (ASLUT) yang kemudian berubah menjadi Program Bertujuan Lanjut Usia (Bantu-LU) pada tahun 2019. Program ini ditujukan untuk lansia yang tidak memiliki potensi lain, tinggal sendirian atau hanya dengan pasangan di rumah tangga non-kerabat, dan berada dalam kondisi terbaring di tempat tidur. Besaran bantuan yang diberikan berkisar antara Rp2.400.000 hingga Rp2.700.000 per tahun, tergantung pada tahunnya, dengan jumlah sasaran sekitar 300.000 orang lansia di seluruh Indonesia.

Namun, program Bantu-LU masih menghadapi beberapa keterbatasan, termasuk distribusi yang belum merata di seluruh wilayah Indonesia dan keterbatasan kuota penerima. Sebagian wilayah yang telah menerima program ini masih terbatas, seperti Kabupaten Mamuju, Kabupaten Polewali Mandar, dan Kota Tanggerang Selatan, dengan jumlah penerima yang masih relatif sedikit.

            Dalam laporan Voluntary National Reviews tahun 2016 sampai dengan 2018, Indonesia menunjukkan komitmen yang kuat terhadap kesejahteraan lansia melalui upaya peningkatan layanan sosial dan perluasan sistem perlindungan sosial, yang merupakan bagian dari pencapaian Sustainable Development Goals (SDG) nomor satu. Langkah-langkah seperti perluasan Program Keluarga Harapan (PKH) sejak tahun 2016 menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memastikan bahwa lansia dengan status sosial ekonomi rendah memiliki akses pada kebutuhan dasar mereka. Selain itu, inisiatif pemerintah pusat dan daerah dalam memperkuat program jaminan sosial, seperti BPJS Kesehatan dan Pensiun, memberikan dorongan yang signifikan.

            Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) menjadi salah satu capaian terbesar, di mana hampir semua lansia di Indonesia kini terlindungi oleh jaminan kesehatan tersebut. Hal ini menunjukkan komitmen yang konkret untuk meningkatkan kesejahteraan lansia dan menjadi contoh positif dalam pencapaian SDG di tingkat nasional. Program Keluarga Harapan (PKH) Komponen Lansia, yang memberikan tambahan bantuan kepada keluarga penerima PKH yang memiliki anggota lansia. Namun, masih terdapat tantangan dalam penyaluran PKH, di mana ada beberapa rumah tangga lansia yang tidak tepat sasaran, seperti kelompok pengeluaran 20 persen teratas yang masih menjadi penerima PKH, sementara rumah tangga lansia kelompok 40 persen terbawah yang seharusnya lebih berhak menerima bantuan, masih memiliki persentase penerima yang rendah.

Strategi  yang dapat di rekomendasikan 

  • Pendekatan Holistik dan Terintegrasi
  • Menurut pandangan saya, pendekatan holistik dan terintegrasi menjadi kunci dalam menanggapi tantangan dalam implementasi kebijakan kesejahteraan sosial bagi lansia. Strategi pendekatan holistik dan terintegrasi dalam mewujudkan program bantuan sosial bagi lansia yang inklusif mencakup pemetaan kebutuhan lansia, konsultasi dengan berbagai pihak, penyusunan kebijakan yang responsif, penguatan akses dan edukasi, monitoring dan evaluasi berkelanjutan, serta pemberdayaan komunitas. Dengan pendekatan ini, diharapkan program-program tersebut dapat lebih tepat sasaran dan memberikan dampak yang signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan lansia secara menyeluruh.Dengan memahami dinamika populasi dan kebutuhan yang beragam dari lansia, pemerintah dapat mengembangkan strategi yang lebih efektif dalam menyediakan layanan dan dukungan yang sesuai.
  • Penguatan Akses dan Pendidikan
  • Melalui program pendidikan dan kampanye kesadaran yang lebih luas, lansia dapat lebih memahami hak-hak mereka dan mengakses layanan yang mereka perlukan dengan lebih mudah. Strategi penguatan akses dan pendidikan dalam mewujudkan program bantuan sosial bagi lansia yang inklusif mencakup penyediaan informasi yang mudah dipahami, pelatihan literasi digital untuk meningkatkan kemampuan teknologi, fasilitasi akses fisik ke pusat layanan, edukasi tentang hak dan layanan yang tersedia, serta kampanye kesadaran masyarakat.
  • Optimalisasi Sumber Daya yang Ada
  • Optimalisasi sumber daya yang ada dalam konteks program bantuan sosial bagi lansia mencakup penggunaan yang efisien dan efektif dari berbagai sumber daya yang tersedia, termasuk anggaran, tenaga kerja, infrastruktur, dan teknologi. Hal ini melibatkan alokasi dana yang bijaksana, pengembangan sistem yang efisien dalam penyediaan layanan, pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan efisiensi operasional, serta kerjasama lintas sektor yang erat untuk memaksimalkan hasil yang dapat dicapai dengan sumber daya yang terbatas.
  • Partisipasi
  • Partisipasi aktif masyarakat dan pihak terkait dalam perumusan dan implementasi kebijakan kesejahteraan sosial bagi lansia menjadi krusial dalam menjamin keberhasilan dan efektivitas program-program tersebut. Selain itu, partisipasi aktif juga menciptakan rasa memiliki dan tanggung jawab bersama atas kesuksesan program, sehingga masyarakat dan pihak terkait akan lebih termotivasi untuk mendukung dan berkontribusi dalam pelaksanaannya. Keterlibatan aktif dari berbagai pihak akan memastikan bahwa kebijakan yang dihasilkan tidak hanya relevan, tetapi juga diterima secara luas oleh masyarakat. Sebagai penulis, saya percaya bahwa partisipasi aktif ini akan membantu menciptakan kebijakan yang lebih inklusif dan berkelanjutan dalam mendukung kesejahteraan lansia di masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun