Raja serigala tersenyum lega. Apa yang ia khawatirkan tidak kesampaian. Permainan catur kali ini berhasil dimenangkan.
Pilihan membuka pion di langkah awal, tidak membuatnya salah langkah dan lancar menumbangkan sekian penghalang. Kuda melaju menghabisi musuh tanpa ampun. Peluncur menggempur pertahanan sehingga masuk ke jantung musuh begitu dekat. Semua berhasil dikondisikan.
Raja serigala tersenyum puas. Siasat culas mengumpan pion, memasang beteng memainkan ratu untuk menari kesana kemari dan sasus yang ia hembus berhasil dimakan lawan sehingga salah jalan.
Lawan disajikan arak sebagai teman berpikir. Sementara ia memilih kopi untuk teman menimbang.
Juru sorak ia pasang sedemikian banyak sehingga mengganggu konsentrasi lawan. Permainan yang membutuhkan konsentrasi, ketenangan adalah kunci. Ia memilih kopi sebagai kawan berpikir dengan menyumbang konsentrasi mengembang ruah merekah begitu cangkir diseruput beradu bibir.
Raja serigala riang memenangkan pertarungan kali ini. Meski hanya dengan duduk dan angkat telunjuk menggeser bidak, ia puas sekali. Meski tak ada keringat mengalir deras, pertarungan ini pertarungan adu prestis. Sebab lawannya adalah kawakan dengan sekian panjang jam terbang.
Pesan dari Tuan Werok benar benar paten. Kopi dari kaki Gunung Blau yang direndang Empu Dalang Hyang, yang konon disertai rapal puja mantra berhasil melumaskan roda gerigi mesin berpikirnya menjadi super cepat cepat sekaligus menjaga konsentrasi lebih tinggi.
Kemenangan pertandingan kali ini dimulai dari pilihan kopi. Bukan yang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H