Setidaknya, ada dua alasan yang membuat putri Presiden pertama RI, Soekarno yang musti ditilik.
1. Ahmad dan Gibran sama-sama berpeluang menang
Menurut saya, Ketum PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putri belum bisa memastikan siapa yang akan direkomendasikan pada kontestasi Pilkada Solo, karena  kedua "Jago" dari kota batik ini sama-sama memiliki peluang menang yang cukup besar.
Ahmad Purnomo yang kini masih menjabat Wakil Walikota Solo akan dipasangkan dengan Teguh Prakosa adalah kader-kader partai yang sudah berpengalaman dalam dunia politik maupun pemerintahan.
Ahmad saat ini merupakan wakil Walikota Solo. Pun dengan Teguh, pernah menjabat sebagai Ketua DPRD Kota Solo periode 2014-2019.
Berkaca dari hal ini, tentu saja peluang Ahmad dan Teguh untuk menang sangat besar.
Sementara Gibran, meski pengalamannya dalam dunia politik masih seumur jagung. Tapi, tidak bisa dinafikan, popularitasnya terus merangkak naik seiring dengan aktifitasnya yang terus blusukan paska mendaftar calon Walikota Solo lewat Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Jawa Tengah.
Gibran juga dikenal oleh masyarakat Solo sebagai tokoh muda yang cukup sukses dalam bidang usaha. Khususnya bidang kuliner.
Namun lebih dari itu, patut diakui bahwa Gibran memiliki kekuatan atau senjata pamungkas yang berpotensi mendongkrak popularitasnya. Kekuatan itu adalah ayahnya sendiri, Presiden Jokowi.
Meski berkali-kali Jokowi  menyatakan, tidak akan ikut campur dalam urusan politik anaknya, tetap saja pengaruh dan nama besar Jokowi sebagai presiden serta pernah begitu dekat dengan masyarakat Solo, tidak bisa dinafikan akan sangat membantu dan memudahkan Gibran mendapat simpati masyarakat.
2. Khawatir Gibran dilamar partai lain
Boleh jadi, kecenderungan Megawati lebih memilih pasangan Ahmad Purnomo dengan Teguh Prakosa yang diberikan rekomemdasi untuk manjadi jago PDI Perjuangan pada Pilwakot Solo 2020 mendatang. Dengan alasan kader militan partai dan berpengalaman.