Judul di atas terpaksa di tulis, lantaran seperti diberitakan oleh detiknews.com, mantan Presiden Islamic State in Irak and Syria (ISIS) Regional Indonesia, Chep Hernawan, mengatakan, kecil kemungkinan WNI eks ISIS ingin kembali pulang ke tanah air. Sebab, kehidupan mereka di Suriah sudah sejahtera.
Tentu saja, pernyataan Chep ini bertolak belakang dengan si "pelempar" bola liar tentang rencana kepulangan Warga Negara Indonesia (WNI) eks ISIS, Menteri Agama (Menag), Fahrul Razi.
Seperti pernah diberitakan dalam beberapa media massa, baik cetak, ataupun online, Fachrul Razi menyebutkan bahwa Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) akan memulangkan 600 warga negara Indonesia yang tergabung dalam ISIS dari Timur Tengah.
Hal tersebut dia sampaikan pada acara sambutan deklarasi Organisasi Masyarakat Pejuang Bravo Lima, di Ballroom Discovery Ancol Hotel, Taman Impian Jaya Ancol pada Sabtu, 1 Februari 2020.
Pada kesempatan itu juga, Fahrul menuturkan, bahwa sebagian besar WNI eks ISIS yant telah membakar paspornya dengan maksud lebih dekat dengan Tuhan, kondisinya sedang terlantar.
Untuk itu, lanjut Fahrul, demi kepentingan kemanusiaan, para mantan kombatan ISIS asal tanah air ini akan dikembalikan.
Tapi, siapa nyana. Pernyataan Menag ini malah memancing kegaduhan. Silang pendapat antara pihak pro dan kontra, tidak terelakan.
Hingga akhirnya atas hasil rapat terbatas yang dilaksanakan di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat pada Selasa (11/2/2020), pemerintah mengambil langkah tegas untuk tidak memulangkan WNI eks ISIS atau Foreign Terrorist Fighters (FTF) ke tanah air.
Atas nama pemerintah, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD, menyebutkan, alasan pemerintah mengambil langkah tegas tersebut demi menjamin keamanan 267 juta penduduk Indonesia dari ancaman adanya virus-virus terorisme baru.
"Keputusan rapat tadi pemerintah dan negara harus memberi rasa aman dari teroris dan virus-virus baru, terhadap 267 juta rakyat Indonesia karena kalau FTF pulang itu bisa menjadi virus baru yang membuat rakyat yang 267 juta merasa tidak aman," ujarnya.
Keesokan hari, tepatnya Rabu (12/2/2020) Mahfud kembali memberikan pernyataan, bahwa terkait langkah tegas yang diambil pemerintah terkait WNI eks ISIS, pihaknya telah menyiapkan langkah antisipasi jika 689 WNI mantan ISIS tersebut ingin pulang sendiri ke tanah air.
Lanjut Mahfud, pemerintah sudah memastikan bahwa mereka tidak akan bisa masuk ke tanah air dengan cara apapun. Baik itu lewat jalur tikus maupun melalui negara yang bebas visa dengan membakar atau menyembunyikan paspor mereka.
"Kalau lewat jalur tikus ya ditangkap dong," ucap Menko Polhukam Mahfud Md di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (12/2/2020).
Logikanya, apa yang diutarakan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu, para WNI eks ISIS yang saat ini berada di Suriah dan Turki dalam kondisi tidak nyaman dan terlantar hingga ada dugaan menyusup untuk kembali ke tanah air, meski harus berhadapan dengan resiko.
Kalau benar, tentu saja hal ini bertentangan dengan apa yang diutarakan mantan Presiden ISIS Regional Indonesia, Chep Hernawan.
Menurut keterangan Chep, kehidupan WNI eks ISIS yang berada di Suriah dalam kondisi enak. Bahkan, Chep siap menampung kepulangan WNI yang telah di stempel FTF oleh pemerintah ini, jika benar ada yang ingin kembali ke tanah air.
"Jika memang benar (ada yang ingin pulang), saya siap menampung kalau memang banyak yang menolak. Tapi kan itu jikalau ada yang pulang, tapi saya tidak yakin ada yang ingin. Karena mereka di sana hidup enak," ujar Chep saat ditemui di rumahnya, Jalan Aria Wiratanudatar, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (14/2/2020).
Pada kesempatan itu, Chep juga mengaku masih sering berkomunikasi dengan beberapa diantara WNI eks ISIS dimaksud. Dan menurutnya, tidak ada seorang pun yang berniat ingin pulang kembali ke tanah air.
Dia mengungkapkan sekitar 700 orang WNI yang masih berada di Suriah. Beberapa di antaranya pun sering berkomunikasi, dan dari pengakuan mereka tidak berniat untuk pulang ke Indonesia.
"Masih komunikasi, tapi tidak tiap hari. Dan (mereka) tidak ada yang menyebutkan ingin pulang," kata Chep.
Chep menduga, jika ada WNI eks ISIS yang pulang ke Indonesia, adalah dibiayai oleh pihak-pihak tertentu.
 "Jadi pertanyaan kalau memang ada yang ingin pulang, di sana mereka enak. Pendapatan juga besar, bisa kirim ke keluarga jutaan rupiah per bulannya," tutur Chep.
Berkaca pada pernyataan Chep, jelas menjadi kontra informasi bagi masyarakat Indonesia.
Pertanyaannya sekarang. Mana yang Benar, pernyataan Eks Presiden ISIS Indonesia atau Pemerintah? Mari, kita tunggu bersama fakta selanjutnya!
Sumber : satu - dua - tiga - empat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H