Mohon tunggu...
Aqil thea
Aqil thea Mohon Tunggu... Administrasi - Jurnalis

Memungut kata

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Meski Sudah Ditolak, Waspadai Penyusupan dan Dendam Simpatisan ISIS!

14 Februari 2020   16:04 Diperbarui: 14 Februari 2020   16:03 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak sedikit yang memperkirakan, WNI eks ISIS ini akan memaksa pulang ke tanah air dengan cara jadi penyusup.

Namun begitu, Mahfud MD menegaskan bahwa pemerintah telah mengantisipasi jika ada WNI eks ISIS menyusup ke Indonesia lewat negara bebas visa. Soalnya, terbuka kemungkinan para mantan anggota jaringan teroris lintas batas asal Indonesia ini masih memiliki paspor.

"Kalau lewat jalur tikus, ya, ditangkap dong. Yang problem itu kalau mereka ada yang menyembunyikan paspor, bilang paspornya cuma pura-pura dibakar, lalu lewat jalur-jalur gelap itu melalui negara yang bebas visa untuk masuk ke Indonesia. Kan bisa terjadi. Itu kita sudah antisipasi," kata Mahfud di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (12/2/2020).

Kendati begitu, Mahfud MD tidak bersedia menjelaskan strategi pemerintah dalam mengantisipasi penyusupan yang kemungkinan dilakukan WNI eks ISIS tersebut.

Menurutnya, beberapa strategi dimaksud sudah dibahas pada rapat terbatas yang dilaksanakan di Istana Bogor, sehari sebelumnya, Selasa (11/2/2020). Namun, sifatnya masih dirahasiakan.

"Bagaimana kalau tiba-tiba merembes negara bebas visa, karena ada juga ketika masuk Afrika minta dipulangkan ke Indonesia. Misalnya satu negara tertentu di Afrika bebas visa, itu kan bahaya. Tapi sudah ditangkal semua," ujarnya.

Potensi bahaya yang mungkin terjadi paska langkah tegas pemerintah dengan menolak kepulangan WNI eks ISIS juga bisa datang pihak keluarga dan simpatisan ISIS yang berada di dalam negeri. Hal ini disampaikan oleh peneliti terorisme, Ridlwan Habib

"Keputusan itu sudah tepat, sebab Indonesia belum siap jika harus memulangkan eks-ISIS, sangat berbahaya. Namun demikian, pemerintah harus waspada terhadap kemungkinan balas dendam oleh simpatisan ISIS di dalam negeri," kata Ridlwan Habib di Jakarta, Rabu (12/2/2020).

"Jejaring ISIS masih ada di Indonesia, sel-sel tidurnya masih banyak. Polri dan komunitas intelijen harus waspada jika keputusan itu menimbulkan keinginan balas dendam," ujar Ridlwan.

Salah satu ilustrasi yang disampaikan Ridlwan adalah jaringan ISIS tidak menutup kemungkinan melakukan penyerangan ke kantor pemerintah. Lantaran, jengkel kawan-kawannya tidak dipulangkan.

Ridlwan memberi ilustrasi bahwa jaringan ISIS bisa saja melakukan penyerangan ke kantor pemerintah karena jengkel teman mereka tidak dipulangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun