Tergabung di Grup 6 fase pertama bersama Uni Soviet, Skotlandia dan Selandia Baru Zico dan kawan-kawan mampu melahap seluruh pertandingan dengan kemenangan. Mereka sukses melesakan 10 gol dan hanya kemasukan sebiji gol saja.
Lolos dari fase grup pertama, Brasil tergabung dalam "grup neraka" bersama Argentina dan Italia.
Awalnya, rintangan pertama di penyisihan grup fase kedua mampu dilewati Brasil dengan mulus. Mereka mampu menundukan Argentina yang kala itu diperkuat pemain muda hebat, Diego Armando Maradona dengan skor 3-1.
Hingga pada saat melawan Italia yang hanya mampu menundukan Argentina 2-1, Brasil cukup bermain imbang jika ingin lolos ke semi final. Namun, faktanya berkata lain. Brasil yang telah mampu menggebrak dunia dengan Jogo bonitonya tidak mampu menaklukan Catenaccio milik Italia. Zico dan kolega harus menyerah dengan skor 2-3.
Kendati banyak yang kecewa atas kandasnya Brasil, namun tidak sedikit pula yang memuji kualitas permainan Brasil. Bahkan, sebab permainan tim samba yang sangat menghibur, banyak pihak tak segan menyebut timnas Brasil 1982 sebagai raja tanpa mahkota. Sebutan serupa pernah juga disematkan pada Hunggaria pada Piala Dunia 1954 (Magycal Magyars) dan Belanda pada Piala Dunia 1974 (Total Football).
Gelar raja tanpa mahkota memang sangat pantas disematkan pada tim Brasil kala itu. Bahkan, Tele Santana dalam sebuah wawancaranya mengatakan, bahwa mereka tidak perlu kecewa dengan hasil yang dicapai. Lantaran, seluruh dunia sudah terpesona dan kagum dengan cara bermain sepak bola Brasil dengan Jogo Bonitonya.
Piala Dunia memang mencatat Italia sebagai juara dunianya. Tapi, sejarah juga mencatat bahwa Brasil merupakan salah satu tim nasional terbaik yang pernah bermain di Piala Dunia.
Benar, raja memang diidentikan dengan mahkota. Namun tidak tidak berarti mahkota menunjukan identitas seorang raja. Raja sesungguhnya adalah bagaimana cara melakukan rakyatnya. Tat kala rakyat sudah begitu kagum dan terpesona dengan seorang raja, masih pentingkah mahkota tersebut?
Referensi: satu, dua, tiga, empat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H