Mohon tunggu...
Aqil thea
Aqil thea Mohon Tunggu... Administrasi - Jurnalis

Memungut kata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Piala Dunia 1966: dari Tropy yang Dicuri, Gol Hantu hingga Perjalanan Inggris Menuju Juara

15 Januari 2020   21:14 Diperbarui: 15 Januari 2020   21:32 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tangkapan layar pribadi

DALAM satu dekade terakhir, para pencinta bola pasti sepakat, bahwa kompetisi Liga Primer Inggris adalah yang terbaik di antara liga-liga sepak bola lain yang ada dibelahan bumi ini.

Wajar, dengan pengelolaan kompetisi yang begitu apik dan terjadwal dengan baik serta dipadu padankan dengan industri sepak bola yang ditangani secara profesional.  Kompetisi sepak bola di Negeri Ratu Elizabeth telah menjadi magnet bagi pemain top-top dunia guna merumput di sana.

Belum lagi, tim-tim peserta liganya juga tim-tim yang memiliki sejarah pnjang dalam perjalanan sepak bola Inggris hingga terkenal ke seantero dunia. Sebut saja, Manchester United, Liverpool, Manchester City, Arsenal dan Chelsea.

Namun bagai sebuah ironi, ketika kompetisi liga berjalan dengan baik dan diakui sebagai yang terbaik di dunia tidak berbanding lurus dengan prestasi tim nasionalnya.

Sepanjang sejarah perhelatan Piala Dunia maupun Piala Eropa, Negara yang disebut-sebut sebagai pelopor atau penemu olahraga paling populer di dunia ini nyatanya minim gelar.

Dalam perjalanannya, tim yang berjuluk tiga singa atau The Three Lions ini baru sekali meneguk nikmatnya gelar juara dunia, yakni pada tahun 1966 silam atau 54 tahun lalu. Saat Inggris menjadi ruan rumah turnamen sepak bola paling akbar di kolong langit tersebut.

Tapi, kesuksesan The Three Lions ini nyatanya tidak berjalan mulus. Bahkan, cenderung sarat  dengan drama dan kotroversi.

Betapa tidak, sebelum turnamen berlangsung, tropy juara dunia, yang waktu itu masih disebut Piala Jules Rimet sempat dicuri dalam sebuah pameran.

Beruntung, akhirnya tropy yang menjadi kebanggaan pemain sepak bola maupun timnas di dunia bisa ditemukan kembali berkat bantuan seekor anjing yang bernama Pickles. Anjing pintar ini menemukan tropy Jules Rimet tersebut dalam keadaan terbungkus koran, di semak-semak Kota London, Inggris.

Itu drama yang terjadi di luar lapangam sebelum turnamen digelar. Sementara, dalam turnamen itu sendiri, Piala Dunia 1966 memang sarat dengan peristiwa-peristiwa yang memancing kontroversi. Sebut saja, kekalahan telak Uruguay oleh Jerman Barat dengan empat gol tanpa balas di babak perempat final. Hal ini terjadi gara-gara dua pemain andalan Le Celeste, Horacio Troche dan Hector Silva diusir wasit.

Hal serupa juga terjadi pada tim Tango Argentina saat melawan tuan rumah Inggris di fase yang sama.

Peristiwa itu sendiri terjadi, saat kapten tim Tango, Antonio Rattin mendapat kartu merah, gara-gara salah paham. Wasit asal Jerman yang tidak mengerti bahasa Rattin saat berdebat dianggapnya telah mengintimidasinya. Argentina pun akhirnya harus takluk dengan skor tipis 1-0.

Segala kontroversi yang terjadi pada babak-babak sebelumnya seolah disempurnakan di babak final, antara tuan rumah Inggris versus Jerman Barat.

Kala itu, sampai habis waktu normal kedudukan kedua tim masih sama kuat 2-2. Hingga pertandingan pun harus diteruskan pada babak pertambahan waktu.

Nah, pada babak tambahan ini kontroversi itu terjadi. Waktu itu, pada menit ke-98, ruan rumah mendapat fol melalu sepakan keras Geoff Hurst. Kedudukan pun berubah menjadi 3-2 untuk keunggulan Inggris.

Tapi, gol tersebut diprotes keras anak-anak Der Panzer karena menilai bola yang ditendang Hurst belum melawati garis gawang. Meski demikian, protes keras itu tak digubris wasit.

Karena konsentrasi pemain Jerman Barat menurun, akhirnya Inggris mampu menyarangkan satu gol tambahan, hingga kedudukan berubah menjadi 4-2. Dan, The Three Lions pun menjadi Juara Dunia untuk pertama kalinya dalam sejarah yang hingga kini belum bisa terulang kembali.

Gol Hurst yang dianggap kontroversi ini terus dibahas. Menurut hasil penelitian Universitas Oxpord, gol yamg masyhur disebut gol hantu itu dianggap tidak pernah ada.

Sedangkan versi terbaru dari Sky Spotrs, yang menggunakan teknologi realitas virtual dari EA Sports, meyakini bahwa bola telah melewati garis gawang.

Perjalanan Inggris Menuju Juara
Perjalanan Inggris menuju puncak Pada Piala Dunia terhitung mulus. Kala itu, Bobby Carlton dan kolega tergabung di grup 1 bersama Prancis, Uruguay dan Mexico.

tangkapan layar pribadi
tangkapan layar pribadi
Kala itu The Three Lions mampu keluar sebagai juara grup diikuti Uruguay sebagai runne up, dan lolos ke fase knock out dengan dua kemenangan dan sekali imbang.

Di perempat final, Inggris bertemu runner-up Grup 2 Argentina. Mereka menang tipis 1-0 berkat gol Sir Geoff Hurst. Kemudian di babak semi final, Inggris ditantang oleh tim kuat lainnya, Portugal.

Dua gol dari Bobby Charlton akhirnya membawa The Three Lions lolos ke partai puncak. Inggris menang 2-1 atas Portugal.

Pada babak penentuan juara ini, Inggris harus mengahadapi tim kuat dan pavorit juara, Jerman Barat. Namun, akhirnya due dua tim raksasa Eropa itu dimenangkan Inggris dengan skor 4-2.

Kemenangan atas Jerman Barat sekaligus menjadi juara dunia 1966, seolah menabsihkan kembali bahwa sepak bola sudah kembali ke tanah leluhur dan tropy Jules Rimet yang sebelumnya ada di Negara Brasil, berhasil diboyongnya ke Inggris.

Referensi : satu, dua, tiga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun