PADA dekade awal tahun 80-an jagad sepak bola eropa begitu bergelimang pemain bintang yang melegenda hingga saat ini. Sebut saja, Karl Hanz Rumenige dari Jerman Barat, Ian Rush dari Wales, Michael Laudrup dari Denmark, atau Kenny Danglish dari Skotlandia.
Ibarat kata, lutut pemain lawan akan bergetar duluan jika akan berhadapan dengan pemain-pemain yang disebutkan tadi.
Kendati begitu, ada satu sosok pemain hebat asal Prancis yang jadi raja di raja sepak bola eropa. Sosok itu bernama Michael Platini.
Betapa tidak disebut sebagai raja eropa, Platini adalah pemain pertama dalam sejarah yang mampu meraih gelar Ballon d'Or tiga kali berturut-turut, yakni pada tahun 1983, 1984 dan 1985.
Raihan penghargaan prestisis untuk individu pesepak bola dunia ini tentu saja bukan tanpa sebab. Dia adalah sosok sentral lapangan tengah bagi Timnas Prancis dan  klub yang dibelanya, Juventus.
Bersama Timnas Prancis, Platini mampu tim berjuluk ayam jantan itu meraih gelar juara Piala Eropa 1984. Gelar ini adalah untuk pertama kalinya diraih Prancis dalam sejarah. Sebelumnya, tim yang identik dengan seragam warna biru itu hanya mampu menempati urutan ke tiga, pada tahun 1960.
Pemain kelahiran 21 Juni 1955 tahun ini sukses menjadi top score dengan koleksi sembilan gol. Bahkan satu golnya di partai final, memastikan Prancis menjadi juara Eropa setelah menundukan Spanyol 2-1, yang berlangsung di Parc des Princes.
Sepanjang membela timnas Prancis, Platini berhasil menorehkan 41 gol dari 72 laga yang pernah dilakoninya.
Selain berpretasi bersama timnas Prancis, Paltini juga sukses bersama klub-klub yang dibelanya.
Platini mengawali karir sepak bolanya bersama dua klub lokal Prancis, Nancy pada 1972-1979 dan Saint-Etienne (1979-1982). Berkat skill mengolah si kulat bundarnya yang lincah dan mempesona, dia pun akhirnya ditarik oleh Juventus.
Bersama si Nyonya Tua (julukan Juventus), Platini menemukan bentuk permainan terbaiknya. Dia berhasil membawa klub asal Turin itu meraih gelar-gelar bergengsi, seperti trofi Liga Champions edisi 1985 atau yang saat itu masih dikenal European Cup.
Sebagai seniman bola di lapangan hijau, Platini banyak digambarkan sebagai sosok yang nyaris tanpa cacat. Maka, cukup beralasan jika akhirnya dia banyak menginspirasi banyak pemain-pemain muda Prancis kala itu. Sebut saja, salah satunya adalah Zinedine Zidane.
Tak hanya itu, Paltini juga ikut menggembleng Didier Descamps (pelatih timnas Prancis saat ini) hingga menjelma jadi pemain tangguh.
Dia juga sukses merangkul Eric Cantona. Pemain satu ini dianggap Platini sebagai pemain "terbaik di eranya" menuju jalan yang benar. Patut iketahui, Eric Cantona adalah salah satu pemain bengal yang pernah ada dalam dunia sepak bola.
Berikut adalah prestasi-prestasi Platini yang diraih selama masih aktip bermain :
1. Nancy- Piala Prancis -- 1978
2. Saint-Etienne- Ligue 1 -- 1981
3. Juventus- European Cup/Liga Champions -- 1985- Serie A Italia -- 1984, 1986- Coppa Italia -- 1983- Piala Winners -- 1984- Piala Super Eropa -- 1984- Piala Intercontinental -- 1985
4. Prancis- Piala Eropa -- 1984
Prestasi individu:
- Ballon d'Or (1983, 1984, 1985)
- UEFA EURO Player of the Tournament (1984)
- UEFA EURO Top Scorer (1984)
- UEFA EURO Team of the Tournament (1984)
- FIFA World Cup All-Star Team (1982, 1986)
- World Team of the 20th Century (1998)
- Onze d'Or (1983, 1984, 1985)
- French Player of the Year (1976, 1977)
- Serie A Top Scorer (1983, 1984, 1985)
- World Soccer Player of the Year (1984, 1985)
- FIFA World Cup All-Time Team (1994)
- FIFA World Cup Dream Team (2002)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H