Mohon tunggu...
Don Eskapete
Don Eskapete Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

who am i?

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Carlos Queiroz dan Timnas Iran, Akankah Samai Capaian Guus Hiddink dan Timnas Korea Selatan?

20 Juni 2018   04:57 Diperbarui: 20 Juni 2018   05:30 951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Brazil 2014, Iran mengalami 1 kali imbang dan 2 kali kalah dan menjadi juru kunci grup F. Salah satu kekalahan yaitu saat melawan Argentina. Gol semata wayang Argentina baru bisa dicetak oleh Lionel Messi di menit 90+1. Ini bukti betapa disiplinnya pertahanan Iran di bawah asuhan Queiroz.

Iran menjadi negara ketiga yang lolos ke putaran final Piala Dunia 2018, setelah Rusia dan Brazil. Pada babak ketiga kualifikasi grup A zona AFC, Iran menjadi juara grup. Dari 10 kali pertandingan, Iran tidak pernah mengalami kekalahan dan hanya mengalami kemasukan 2 gol.

Mental tangguh Iran bersama pelatih Queiroz tidak terlepas dari kondisi negara Iran yang mengalami isolasi dari dunia internasional. Tidak mudah bagi Iran untuk melakukan pertandingan persahabatan dengan negara lain, terkait sanksi yang diberikan oleh Trump kepada Iran.

Bahkan pada hari-hari terakhir menjelang pembukaan Piala Dunia 2018, produsen sepatu Nike memutuskan untuk tidak memberikan sepatu kepada para pemain Iran. "World Cup Saga", demikian istilah yang disematkan atas peristiwa ini.

Setelah kemenangan 1-0 atas Maroko, Iran akan menghadapi Spanyol dan Portugal pada pertandingan selanjutnya. Gaya permainan Spanyol dan Portugal sebenarnya bukanlah hal yang asing bagi Queiroz. Pada level klub, Queiroz pernah menjadi pelatih Real Madrid (Spanyol) pada musim 2003-2004 dan Sporting CP (Portugal) pada tahun 1994.

Pada level timnas, Queiroz pernah melatih timnas Portugal yunior dan senior. Queiroz berhasil membawa Portugal U-20 menjadi juara FIFA World Youth Championship tahun 1989 dan 1991. 

Sementara timnas Senior Portugal berada di bawah kepelatihannya saat Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Portugal lolos dari fase grup dan bertemu Spanyol di babak 16 besar. Spanyol akhirnya menjadi juara Afrika Selatan 2010.

Dua pertandingan melawan Spanyol dan Portugal akan menjadi ujian yang sebenarnya bagi Queiroz. Kedisiplinan pemain dan strategi Fergie Time sepertinya masih akan dipakai oleh Queiroz nanti.

Keberhasilan saat menghadapi Spanyol dan Portugal akan membuka peluang Iran lolos ke babak knockout. Jika terjadi, maka ini adalah pencapaian terbesar Iran yang selama ini hanya bisa menjadi negara pelengkap di Piala Dunia dan tidak pernah lolos dari fase grup.

Tidak tertutup kemungkinan Queiroz akan memberikan kejutan-kejutan selanjutnya. Hak ini diperlukan untuk membawa Iran sebagai salah satu wakil Asia yang berprestasi di Piala Dunia 2018 ini. 

Sejauh ini, prestasi terbaik Asia adalah pada saat Piala Dunia 2002. Pelatih Guus Hiddink mampu membawa Korea Selatan menjadi juara keempat. Tim besar sekelas Italia dan Spanyol berhasil ditaklukkan Korea Selatan di babak knockout. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun