"Itu sendal gue, sendal lo yang ono," Si Anu monyongin bibirnya. Gue ikutin arah bibirnya dan ternyata benar sendal gue lagi duduk santai di samping keset. Gue perhatiin lagi sendal yang sedang gue pake, sekilas emang mirip banget, tapi kalo diperhatiin, yang ini keliatan lebih baru.
Merasa telah salah, gue pun masuk untuk menukar sendal. "Sorry, ya!" bisik gue sambil nepuk pundak Si Anu, "Abis mirip banget.
"Woles," sahutnya sambil menebar senyum. Gue pun berlalu setelah mengucap salam terlebih dahulu.
Akhirnya gue ngerti kenapa dia bisa salah ambil sendal, karena dia juga punya sendal yang persis. Semoga Tuhan mengampuni aku yang sempat suudzon.
Alhamdulillah hari ini sendal kesayangan yang udah nemenin gue selama lebih dari 3 tahun, gak jadi hilang. Tau, kan gimana rasanya kalo sampe kehilangan sesuatu yang kita sayang?
"Kebenaran itu seperti minyak di dalam air, seberapa banyak pun air yang kau tuang, minyak akan selalu mucul ke permukaan"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H