Mohon tunggu...
Donatus BhatoTaso
Donatus BhatoTaso Mohon Tunggu... Mahasiswa - Cogito Ergo Sum

Donatus Bhato Taso Mahasiswa Fakultas Filsafat-UNWIRA

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Idealitas Mesias Politik yang Berbasis Yesus Kristus

27 September 2022   19:45 Diperbarui: 27 September 2022   19:54 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemerdekaan politik dan kebebasan moral merupakan nilai fundamen bagi manusia.  Kebebasan menjadi suatu keeksistensian dari manusia yang otentik. Manusia mau tidak mau harus hidup dan bergerak dalam suatu polis, dalam suatu masyarakat politik. Dalam bahasa Aristoteles manusia adalah mahkluk Zoon Politikon yang berarti mahkluk politik. 

Politik diartikan seni mengibuli rakyat. Politik membutuhkan suatu ruangan, dan ruang itu adalah ruang antara manusia.  Dalam ruang antara manusia inilah  politik menjadi   mungkin dan hidup  ketika manusia-manusia  tak hanya bertindak atau berbuat sesuatu, melainkan bertindak dalam kebersamaan dan kesalingan. 

Makna politik dalam polis, bahwa manusia berhubungan dengan  satu sama lain dan berbicara bersama dalam kebebasan, bebasa dari kekerasan, penindasan, paksaan dan dominasi.  

Konsep kepolitikan yang ideal adalah bukan konsep "kekuasaan atas melainkan kekuasaan untuk" yaitu kekuasaan sebagai kemapuan, tak hanya bertindak atau berbuat sesuatu, melainkan bertindak dalam kebersamaan dan kesalingan. Karena itu niscaya bila seorang yang sangat beragama mengambil bidang politik sebagai media pengabdiannya.       

Banyak dari kita sekalian yang berasumsi bahwa berpolitik itu merupakan suatu strategis licik untuk merenguk kekuasaan.  Dalam kenyataanya politik memiliki makna yang lebih dalam. Ia diartikan sebagai aktifitas social yang bertujuan menjamin (Kesejatraan umum). Makna sebenarnya dari politik adalah seni, cara untuk mengatur  atau mengorganisir  demi mencapai  kesejatraan bersama " Res Publica".   

Tulisan saya tentang Mesias politik dan Yesus Mesias merupakan suatu sumbangsi saya sebagai mahasiswa yang memiliki kecintaaan didalam dunia politik sekaligus menyadarkan kepada politisi bahwa nilai kemanusiaanlah yang harus dipegang teguh dalam berpolitik. 

Istilah Mesias politik dan Yesus Mesias merupakan suatu hal yang urgen untuk kita  dalami dan kita pelajari apalagi kita sebagai kaum akademisi dan kristianitas. Mesias Politik dan Yesus Mesias, mungkin sering kita dengar bahwa Mesis politik dalam konteks keyakinan umat beragama, diartikan sebagai Juru Selamat. keyakinan tentang konsep messianism bisa dibilang ada dalam setiap agama dan bahkan masih tetap hadir di era masyarakat modern sekarang ini.          

Keterlibatan Politik 

Mesias politik butuh yang namamya keterlibatan. Artinya begini, para politikus harus senantiasa merasakan segalah keluhan dan aspirasi rakyat, aspirasi dari suatu comunio.  Pertanyaan filosofis berangkat dari problema politik menjadi suatu agenda yang sangat urgen untuk kita telaah.  Gagasan tentang messianism ternyata tidak hanya hadir dalam kehidupan beragama, tapi juga dalam kehidupan politik. 

Di kemudian hari, muncul istilah mesias politik, untuk merujuk pada hadirnya sosok pemimpin yang diyakini mampu membawa perubahan besar, serta menyelamatkan dan memakmurkan negaranya. 

Gagasan tentang mesias politik, yang disebut oleh Emmanuel Levinas dalam karyanya Totality and Infinity dengan istilah savior politics atau hero-worship politics, belakangan juga kerap dilekatkan pada konteks politik di era demokrasi modern saat ini, baik di negara-negara demokrasi baru maupun negara yang demokrasinya sudah mapan. Saya pernah mebaca sebuah buku, yang perihalnya juga membahas tentang sosok mesias politik yang terjadi di Amerika Serikat. 

Disana dijelaskan bahwa banyak masyarakat Amerika yang sangat mengharapkan dan mengidolakan tentang sosok mesias politik. Publikasi Acton Institute misalnya, menyebutkan bahwa masyarakat Amerika saat ini cenderung mencari figur messias ketika memilih seorang pemimpin.

Konsep Messias  dalam Politik di Indonesia

Banyak para politisi kita di Indonesia yang mendramatisasi seolah-olah menjadi politik mesias. Dramatisasi politik mereka lebih kepada egoisisme yang mencari popularutas dan keuntungan secara sepihak.  

Maka disana lahirlah suatu "Homo homoni Lupus" yang sangat merajalela dalam panggung berpolitik. Itulah istilah " gaep" dalam berpolitik saat ini. Apakah di Indonesia juga mengharapkan messias politik yang datang untuk membebaskan Indonesia dari segalah ancaman dan kehancuran yang akan meruntuhkan  kekokohan akan NKRI. 

Dengan kondisi tertindas oleh penjajah, rakyat begitu membutuhkan hadirnya sosok pemipin politik yang membawa perubahan yang bisa memenuhi harapan mereka untuk bisa merdeka. 

Tapi, Indonesia saat ini tentu saja sudah jauh berbeda. Bukan hanya karena Indonesia saat ini sudah memasuki era demokrasi, tapi juga karena kualitas politisi kita saat ini yang sangat tidak sebanding dengan kualitas para politisi masa kemerdekaan dulu. 

Dengan proses pemilu dan pilkada yang dipenuhi oleh politik transaksional, pencitraan, dan sarat kepentingan oligarki, politik di Indonesia saat ini masih sulit menghasilkan para politikus yang extraordinarily baik dan mampu menjadi negarawan, apalagi yang bisa menjadi mesias politik. 

Alih-alih menjadi mesias, para politikus hari ini bisa dibilang menjadi representasi sempurna dari kepentingan oligarki: baik oligarki parpol maupun oligarki pengusaha. Banyak politikus yang terjerat oleh salah satu bahkan keduanya. 

Bebas dari oligarki parpol belum tentu bebas dari oligarki pengusaha. Karenanya, mencari mesias politik di rezim demokrasi Indonesia saat ini bisa dibilang sangat sulit, jika tidak mustahil.

Kemesiasan Yesus Dalam kehidupan Kita

Perlu diingat bahwa kemesiasan yang diwartakan oleh Yesus bersifat spiritual. Kemesiasan Yesus melampaui berbagai keterbatasan yang dapat dirumuskan oleh dunia. Yesus tentu saja dapat menjalankan tugas kemesiasan-Nya, tanpa kehadiran fisik secara langsung. Tugas kemesiasan tersebut, dapat dilakukan oleh Yesus dengan berbagai cara yang melampaui apa yang dapat dipikirkan manusia. 

Saat ini, ketika ada individu yang berada di tempat masing-masing, namun disatukan dalam suatu perkumpulan virtual yang didasarkan pada iman dan tujuan yang sama, dapat diyakini bahwa Tuhan tetap hadir bersama dan ditengah-tengah mereka. Selama masa pandemi Covid-19 ini dapat dikatakan bahwa telah terjadi pergeseran sekaligus pertukaran paradigma tentang kehadiran Tuhan. 

Oleh karena sifat kemesiasan yang diwartakan Yesus, yang adalah spiritual, dan sifat omni present dari Tuhan sendiri, Tuhan Yesus tetap dapat menjalankan karya penyelamatan terhadap manusia. 

Karya penyelamatan tersebut, tentu saja terlepas dari berbagai peristiwa yang dialami oleh manusia. Akhirnya, motif rahasia mesianis dalam Injil Markus sebenarnya adalah kerangka kerja Markus dalam Injilnya di mana jati diri Yesus sebagai Mesias diungkapkan secara bertahap alias sedikit demi sedikit. 

Peristiwa di atas kayu salib serta kebangkitan-Nya yang merupakan puncak pernyataan tentang kemesiasan Yesus yang terungkap dalam pernyataan kepala pasukan: "Sungguh, orang ini adalah Anak Allah.


Penutup 

Pemimpin politik yang nota bene adalah orang beriman, mengartikan tugasnya sebagai  perwujudtan imannya.  Keterlibatan  Mesias politik dari orang-orang beriman  adalah sebagai representasi kehadiran Allah sebagai Mesias yang membawa keselamatan bagi semua orang teristimewa orang-orang kecil dan tertindas. 

Mereka hadir untuk mengubah realitas dan tidak sekedar reformasi yang dilatarbelakangi nostalgia masa silam.  Tugas mulia dari para politikus adalah menjunjung tinggi nilai kemanusiaan yang bersifat universal.  Politisi yang baik dan konsekuen akan terus berjuang, meski untuk itu ia harus mengorbankan jabatan dan popularitas dirinya.   

Mari kita belajar dari politik ala Yesus Kristus, yang rela berkorban bagi orang lain bahkan mati dikayu salib.  Mari kita belajar dari konsep mesias politik yang berlandasan pada Yesus Kristus. 

Konsep Mesias yang ditawarkan oleh Yesus bernada spiritual dan bersifat universal, sekalipun tidak begitu saja menghilangkan sifat keduniawian. Diatas semua itu, sesungguhnya Yesus hendak mengungkapkan bahwa Mesias adalah sosok yang berdaulat. Dia memiliki kebebasan dalam menentukan cara untuk menyelamatkan manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun