Perlu diingat bahwa kemesiasan yang diwartakan oleh Yesus bersifat spiritual. Kemesiasan Yesus melampaui berbagai keterbatasan yang dapat dirumuskan oleh dunia. Yesus tentu saja dapat menjalankan tugas kemesiasan-Nya, tanpa kehadiran fisik secara langsung. Tugas kemesiasan tersebut, dapat dilakukan oleh Yesus dengan berbagai cara yang melampaui apa yang dapat dipikirkan manusia.Â
Saat ini, ketika ada individu yang berada di tempat masing-masing, namun disatukan dalam suatu perkumpulan virtual yang didasarkan pada iman dan tujuan yang sama, dapat diyakini bahwa Tuhan tetap hadir bersama dan ditengah-tengah mereka. Selama masa pandemi Covid-19 ini dapat dikatakan bahwa telah terjadi pergeseran sekaligus pertukaran paradigma tentang kehadiran Tuhan.Â
Oleh karena sifat kemesiasan yang diwartakan Yesus, yang adalah spiritual, dan sifat omni present dari Tuhan sendiri, Tuhan Yesus tetap dapat menjalankan karya penyelamatan terhadap manusia.Â
Karya penyelamatan tersebut, tentu saja terlepas dari berbagai peristiwa yang dialami oleh manusia. Akhirnya, motif rahasia mesianis dalam Injil Markus sebenarnya adalah kerangka kerja Markus dalam Injilnya di mana jati diri Yesus sebagai Mesias diungkapkan secara bertahap alias sedikit demi sedikit.Â
Peristiwa di atas kayu salib serta kebangkitan-Nya yang merupakan puncak pernyataan tentang kemesiasan Yesus yang terungkap dalam pernyataan kepala pasukan: "Sungguh, orang ini adalah Anak Allah.
PenutupÂ
Pemimpin politik yang nota bene adalah orang beriman, mengartikan tugasnya sebagai  perwujudtan imannya.  Keterlibatan  Mesias politik dari orang-orang beriman  adalah sebagai representasi kehadiran Allah sebagai Mesias yang membawa keselamatan bagi semua orang teristimewa orang-orang kecil dan tertindas.Â
Mereka hadir untuk mengubah realitas dan tidak sekedar reformasi yang dilatarbelakangi nostalgia masa silam. Â Tugas mulia dari para politikus adalah menjunjung tinggi nilai kemanusiaan yang bersifat universal. Â Politisi yang baik dan konsekuen akan terus berjuang, meski untuk itu ia harus mengorbankan jabatan dan popularitas dirinya. Â Â
Mari kita belajar dari politik ala Yesus Kristus, yang rela berkorban bagi orang lain bahkan mati dikayu salib. Â Mari kita belajar dari konsep mesias politik yang berlandasan pada Yesus Kristus.Â
Konsep Mesias yang ditawarkan oleh Yesus bernada spiritual dan bersifat universal, sekalipun tidak begitu saja menghilangkan sifat keduniawian. Diatas semua itu, sesungguhnya Yesus hendak mengungkapkan bahwa Mesias adalah sosok yang berdaulat. Dia memiliki kebebasan dalam menentukan cara untuk menyelamatkan manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H