Mohon tunggu...
Donatus BhatoTaso
Donatus BhatoTaso Mohon Tunggu... Mahasiswa - Cogito Ergo Sum

Donatus Bhato Taso Mahasiswa Fakultas Filsafat-UNWIRA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemanggilan Murid-murid Yesus Pertama (Makna Eksegetis Yohanes 1:32-45)

18 April 2022   09:50 Diperbarui: 18 April 2022   09:53 1695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

       Ketika membaca injil keempat, segera dirasakan bahwa Yesus berbicara dengan nada yang agung dari pada dalam ketiga injil lainya.  Nada wejangan dalam injil Yohanes  menyerupai bahasa puitis wejangan Allah dalam perjajian lama,  kususnya dalam kitab-kitab perjanjian lama,  kususnya kitab-kitab para nabi. Yesus dalam injil Yohanes  datang dari Allah, adalah firman Allah maka cocoklah bila perkataannya bernada agung dan meriah seperti tutur kata Allah sendiri. Uraian tentang pandangan teologis Injil Yohanes dapat bertolak dari apa yang dirangkum  oleh pengarang sendiri tentang maksud tulisannya;  semua yang tercantum disini  telah dicatat,  supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, anak Allah supaya kita oleh imannya memperoleh hidup dalam namanya.  Sebutan- sebutan  yang terpenting dalam injil Yohanes adalah firman, anak tunggl Allah , Dia yang diutus Bapa,  anak manusia yang turun dari dan  naik kesurga  serta pernyataan diri Aku adalah Ego Eimi.[3] Dalam kaitan dengan keyakinan itu perlu dipahami juga  kata-kata perkenalan Yesus Ego Eimi " Aku  adalah"  yang sering terdapat dalam injil Yohanes.
      Murid-murid Pernbaptis mengikuti Yesus dan bersaksi ten[1]tang Dia, 1:35-42.Ay. 35-37 -Kehormatan tinggi menjadi saksi Kristus sekarang ditampilkan dengan hasil yang jclas dan sukscs, Di hadapan  dua orang murid-muridnya,Pembaptis mengulangi kesaksiannya bahwa Yesus adalah anak Domba Allah d. Sinoptik sarna sekali tidak bercerita mengenai para pengikot Permbaptis, rneskipun Kis 19:1-7 mengisyaratkan bahwa hal iru mcmang ada ..Mungkin sekali, dari antara anggota asli jemaat Yohanes terdapat rnereka yang bcrasal dari rnurid-rnurid Permbaptis, dan cerita ini menyimpan ingatan dernikian. Kernungkinan lain, cerita ini rnerupakan polemik melawan orang-orang yang menganggap Mesias, Bagaimana pun juga, Yohanes menunjukkan bahwa kesaksian Pembaptis efektif dalam mengantar dua rnurid kepada Yesus. Yohanes menyimpan gagasan bahwa menjadi murid berarti  meninggalkan sagala sesuatu dan mengikuti guru dengan segala tuntutannya,Yesus bertanya kepada murid-rnurid yang mengikuti-Nya,  Kelak, Yohanes akan menampilkan motif mereka yang men[1]cari Yesus (6:26 dst.), dan kemungkinan perranyaan yang diucapkan Yesus di sini dimaksudkan untuk menyelidiki motif-motif menjadi murid.[4]

 

Teks dan konteks  ( Yoh. 1: 35-42)[5]

 

      1:35 Pada keesokan harinya Yohanes y berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya. 1:36 Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah " 1:37 Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus. 1:38 Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu cari?" Kata mereka kepada-Nya: "Rabi a  (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?" 1:39 Ia berkata kepada mereka: "Marilah dan kamu akan melihatnya." Merekapun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat. 1:40 Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. 1:41 Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus).  1:42 Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan  Kefas (artinya: Petrus). 

        Dalam Injil Yohanes kita menemukan banyak teks dengan wacana panjang yang bisa membosankan bagi para pemula. Ada banyak kesalahpahaman dalam Injil Yohanes yang mengajak pembaca untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan. Dengan mengajukan pertanyaan, pembaca bisa belajar lebih banyak dan bisa datang kepada sang misteri.   Dalam teks kita melihat bahwa kedua murid Yohanes  menyapa Yesus dengan sebutan Rabi. Sapaan Rabi atau Guru  dalam injil Yohanes berulang kali  dipakai untuk menyapa Yesus dan tidak memandang Yesus sebagai Guru biasa saja, melainkan  digunakan kepada-Nya sebagai  sebagai utusan Allah yang mengadakan tanda-tanda. Kesaksian Yohanes dan kesaksian Andreas  dan orag-orang lain membawa kita sekalian kepada Yesus.  Kesaksian mereka menjadi  jembatan bagi kita dalam konteks era ini. Kita yang oleh kesaksian orang lain sudh menjadi penikut Yesus, juga diharapkan pada gilirannya memberi kesaksiaan kepada orang lain. Perjumpaan kita dengan Yesus sebagai guru kita , mesias kita , penyelamat yang mengakat dosa kita, hendaknya kita bagikan dan pada ahirnya merka juga dapat mengenal dan datang kepada Yesus sang Mesias Putra Allah.

Jenis Sastra

    Para pembaca dan para teolog sering mengatakan bahwa gaya penyampaian injil Yohanes itu adalah dengan gaya berpidato. Gaya berpidato ini sangat mencolok dalam gaya Yohanes. Jenis bahasa ini, ternyata sesuai dengan situasi jamannya, dimana cocok dengan pengungkapan perasaan hati yang bergejolak dalam hati para tokoh ceritanya atupun untuk menyatakan makna yang terkandung  dalam suatu peristiwa. Dilihat dari sudut ini gaya pidato dapat berpeeran dalam cerita ibarat "chorus" dalam tragedy-tragedi yang diciptkan para dermawan yunani kuno[6]  Dalam perikop injil Yohanes bab 1:35-42, sangat menonjol gaya bahasa yang digunakan, disitu dijelaskan bagaiman Yohanes membangun dialog dengan para murindya tentang Yesus. Ungkapn Yohanes itu menggambarkan bahwa memang benar gaya yang dipakai oleh yohanes itu adalah gaya berpidato. Mengapa? Karena selain menyampaikan pesan juga mendapat tanggapn balik dari apa yang disampaikan itu. Dan itulah gaya atau cirri khas berpidato dan berdialog. Yohanes kerap kali menyinggung bagaimana ia secara langsung mendengar pesan Yesus, dan berangkat dari mendengar  pesan itu, Yohanes menyimpulkan bahwa Yesus menyampaikan pesan-Nya dengan gaya berpidato atau pewarta. Sehingga kita kenal bagaimana dalam injil Yohenes banyak kali menggunakan symbol-simbol. Itu menggambarakan gaya analogi yang berbentuk pidato, sebagai contoh tentang panggilan para murid-Nya yang pertma itu. 

Filologi 

 

     

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun