4. Perubahan hormon yang dipicu oleh stres
5. Sering menderita infeksi di awal kehidupan seorang anak.
Hasil riset Kementerian Kesehatan (Kemkes), menunjukan
-  40 % kasus stunting  disebabkan gizi buruk  Â
-  60%  kasus stunting karena burukya kualitas air  dan sanitasi buruk Â
Lonjakan anak stunting di Sumatera Selatan
Warga kampung rawan ekonomi  daerah aliran sungai Musi, yang tidak memiliki akses air bersih tidak pula mempunyai wc dan kamar mandi, terpaksa mengunakan air sungai yang sudah tercemar limbah dan mengandung bakteri  escherichia coli (e coli), zat besi dan deterjen ( sumber- Badan Lingkungan hidup Sumsel 2017) . Bakteri e koli dapat  masuk ke dalam tubuh antaralain melalui
- Â Air yang terkontaminasi
Kebiasan BAB dan membuag diapers langsung ke sungai membuat air terkontaminasi bakteri e coli.Bakteri e coli, masuk saat air tercemar digunakan untuk mandi dan mencuci.
- Â Makanan yang terkontaminasi.
Kontaminasi terjadi karena  air untuk mencuci bahan makanan atau yang digunakan untuk memasak sudah tercemar bakteri e coli. Peralatan makan dan memasak yang dicuci dengan air juga tercemar.
Pencemaran air dan lingkungan di Sumatra Selatan, mulai terasa dampaknya.Ada benang merah antara menurunya kualitas air di sungai, buruknya sanitasi dan persentase anak-anak stunting di Sumatra Selatan.
Anak-anak, ibu hamil, rentan menderita penyakit-penyakit yang disebabkan oleh bakteri e coli.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel Lesty Nuraini terjadi peningkatan balita stunting dari 19,2 % pada tahun 2016 menjadi 22,8 % di tahun 2017.Â
Secara nasional angka stunting di Sumatra Selatan lebih mengejutkan lagi (sumber-klikampera.com). Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) tercatat sebagai wilayah di Indonesia dengan angka stunting tertinggi.