Mohon tunggu...
H.D. Silalahi
H.D. Silalahi Mohon Tunggu... Insinyur - orang Tigarihit

Military Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Diego Armando Maradona, Bocah Ajaib Itu Telah Tiada

28 November 2020   12:47 Diperbarui: 28 November 2020   14:40 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Juara Dunia 1986 (sumber : Dw.com)

Tetapi puncak prestasi pemain yang lekat dengan nomor punggung 1o ini adalah ketika memperkuat klub Napoli. Klub medioker di Liga Italia ini mampu dibawanya terbang ke langit dengan menjadi kampiun di Liga Italia.  Di kurun waktu ini juga, Maradona membawa Argentina menjuarai Piala Dunia 1986, Piala Dunia yang diwarnai oleh Gol Tangan Tuhan yang dibuat oleh Si Boncel ini. Tidaklah mengherankan, bagi penggemar Napoli, Maradona dianggap bak dewa yang sanggup mengangkat nama Napoli sebagai klub yang diperhitungkan di Italia dan benua Eropa. 

Juara Dunia 1986 (sumber : Dw.com)
Juara Dunia 1986 (sumber : Dw.com)

Ironisnya, di Napoli juga, Maradona mengalami titik balik dalam kehidupannya di luar sepakbola. Pergaulannya dengan keluarga Guillano, salah satu dari klan Camorra, Mafia di Naples mendekatkan dirinya dengan obat-obatan terlarang seperti kokain. Desas-desus yang beredar juga meyakini, motivasi Maradona menggunakan steroid adalah untuk menggempalkan badannya yang memang sering menjadi korban kebrutalan jegalan dan dorongan pemain lawan.

Kebiasaan buruk di Italia ini kemudian menghantui Maradona di seluruh sisa hidupnya. Kebiasaan pemain berjulukan yang juga dijuluki dengan Si Boncel dalam mengkonsumsi 0bat-obatan terlarang dan alkohol membuatnya harus mengisi usia pensiunnya dengan bolak-balik masuk rehabilitasi dan Rumah Sakit. Sebelum Maradona meninggal pada hari Rabu, dia sudah berkali-kali lolos dari maut akibat kebiasaan buruknya ini dan gaya hidup yang membuatnya kelebihan berat badan.

Maradona juga tidak bisa mengulangi kehebatannya sebagai pemain dalam karir kepelatihannya. Karir kepelatihannya terbilang biasa-biasa saja, kalau tidak mau dibilang buruk. Tim terbesar yang pernah dilatihnya hanya Tim Nasional Argentina yang hanya bertahan sampai babak perempat final Piala Dunia Tahun 2010.

Tetapi apapun itu, dengan segala kontroversinya, Maradona adalah bocah ajaib yang diturunkan oleh Tuhan di sepakbola.Dunia mengenalnya sebagai pemain terbaik abad ini dan hanya bisa disandingkan dengan Pele, anak ajaib juga, yang berasal dari Brazil. Sepakbola patut berterima kasih kepada Maradona, karena telah diberikan kesempatan untuk melihat keajaiban yang diciptakan si bocah ajaib ini.

Selamat Jalan Diego Armando Maradona Franco

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun