Mohon tunggu...
H.D. Silalahi
H.D. Silalahi Mohon Tunggu... Insinyur - orang Tigarihit

Military Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Refleksi 75 Tahun Kemerdekaan RI

17 Agustus 2020   22:09 Diperbarui: 17 Agustus 2020   22:35 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gbr : radar jember.jawa.pos.com

Menurut KBBI defenisi dari kata Merdeka adalah bebas (dari perhambaan, penjajahan, dan sebagainya). Iya secara fisik kita/Indonesia sudah merdeka, dan sudah berumur 75 tahun. 

Kalau diibaratkan seorang manusia, umur 75 tahun, sudah dikategorikan sepuh, memang secara fisik tidak kuat lagi tetapi dari segi mental dan kemanusiaan pastinya orang yang sudah berumur sepuh sudah lebih bijaksana, arif dan sudah matang.

Tetapi yang namanya sebuah bangsa, sangat berbeda dengan manusia. Sebagai sebuah bangsa atau negara, Indonesia masih tergolong sangat muda, masih perlu belajar menjadi sebuah bangsa yang utuh dan sempurna. Amerika Serikat saja, yang sudah merdeka selama 200 tahun lebih, masih belajar sampai sekarang atau sebut saja Mesir, bangsa yang mempunyai peradaban yang sangat tua, tetapi masih harus belajar terus menerus.

Namanya hidup pasti memiliki tantangan dan masalah, demikian juga dengan Indonesia. Kalau tidak mau  memliki masalah mending mati aja, atau bubar aja.

Ditengah perubahan umat manusia menuju abad 4.0 dan sedang dilanda pandemi covid19, Indonesia memang sedang menghadapi tantangan yang sangat komplek yang dan bisa saja mengancam kesatuan NKRI. Mulai dari ancaman dari luar dan yang paling aktual saat ini tantangan dari dalam negeri, dari bangsa kita sendiri. 

Bung Karno pernah menyebut Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah. Tapi perjuangan kalian akan lebih berat, karena melawan saudara sendiri.

Ancaman paling aktual saat ini adalah munculnya sebagian orang yg mulai mempertanyakan ideologi dan pondasi bangsa ini. Dan yang lebih menyakitkan lagi, sebagian kecil masyarakat ini, ingin mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi lain, mereka memimpikan negara ini menjadi negara komunis, negara khilafah. Padahal para pendiri bangsa ini, dari awal sudah sepakat untuk memilih ideologi Pancasila, ideologi yang tercipta karena roh bangsa ini yang sudah merasa senasib sepenanggungan. 

Emang siapa sih orang-orang ini, berani benar melawan ideologi akamsi (anak kampung sini). Jangan coba-coba, segenap bangsa ini akan mengusir kalian dari kampung Indonesia.

Memang masalah yang dihadapi bangsa ini sangat banyak, tetapi seperti disebutkan di awal, bangsa ini masih belajar. Jangan dibiarkan orang-orang ini, dengan bertopeng dan menjual berbagai isu, malah memaki dan menghina pondasi bangsa ini. Masyarakat Indonesia harus tahu bahwa dengan berada di level saat ini, kita sudah bisa bertepuk dada sambil berseru, kami bangsa yang besar, kami layak berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa besar di dunia ini.

Iya, Indonesia adalah bangsa yang besar dan bukan kaleng-kaleng. Saat ini, Indonesia masuk dalam keanggotaan G20, perkumpulan 20 negara dengan PDB terbesar di Dunia, Nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia sudah berada di angka 0,70 artinya sudah masuk ke golongan tinggi, pendapatan perkapita sudah berada dilevel menengah keatas. Jadi, nikmat mana yang lagi yang kamu dustakan.

Indeks Daya Saing ( Sumber : katadata.co.id)
Indeks Daya Saing ( Sumber : katadata.co.id)

Nah, dengan data dan fakta yang ada, sudah bukan jamannya lagi minder dengan bangsa-bangsa lain. Buang jauh-jauh penyakit inferior complex. penyakit yang menganggap rendah bangsa sendiri dan terlalu meninggikan bangsa lain. 

Semua pencapaian ini merupakan andil seluruh bangsa Indonesia, diperjuangkan oleh para pejuang dan pendiri bangsa, diteruskan dan dikembangkan oleh generasi selanjutnya, kamu......, iyaa... kamu.

Memang masih banyak masalah kompleks yang dihadapi oleh bangsa ini, mulai dari kemiskinan, korupsi, kolusi dan nepotisme. Serupa dengan keberhasilan pencapaian tadi, penyelesaian masalah ini membutuhkan andil dari seluruh bangsa Indonesia, sekecil apapun peranmu. Selama kita masih satu, tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan. 

Alangkah rugi rasanya, akibat daya juang yang lemah, kita sebagai bangsa tidak mau menyelesaikan masalah yang dihadapi bangsa ini, dan malah tertarik dengan janji-janji manis manusia laknat dan radikal, yang ingin mengubah fundamental bangsa ini.

Kita semua tahu, semanis apa sih janji mereka-mereka ini. Dunia sudah menyaksikan tumbangnya ideologi komunis di Uni Sovyet dan negara-negara Eropa Timur, China sendiri harus menggadaikan sebagian ideologinya agar mampu bersaing dan survive sebagai sebuah bangsa. Bagaimana dengan ideologi khilafah? ISIS yang mencoba menjual janji manis dengan mendirikan negara khilafah, tumbang akibat kekejaman dan ketamakannya sendiri.

Sudah cukup rasanya mengkomparasi ideologi Pancasila dengan ideologi-ideologi lain. Pancasila sudah battle proven  menjaga bangsa ini, ideologi mana lagi yang mampu menyatukan ratusan pulau, suku,ras,agama dalam satu bangsa selain Pancasila.

Sekarang tugas kita -meminjam kata Anies Baswedan- menenun keberagaman bangsa ini, niscaya prediksi pakar-pakar ekonomi dunia akan menjadi kenyataan, Pada tahun 2045, pada umur 1 abad,  Indonesia menjadi negara maju dan negara dengan ekonomi terbesar ke-4 di Dunia. Merdeka.....Merdeka...

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun