Mohon tunggu...
Donald Haromunthe
Donald Haromunthe Mohon Tunggu... Guru - Guru Seni Budaya di SMA Budi Mulia Pematangsiantar

Saya juga menulis di donald.haromunthe.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pak Ahok, Jangan Coba-coba

12 Mei 2016   15:55 Diperbarui: 13 Mei 2016   14:42 6050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tergambar: Bu Vero cemberut. 

Ada yang memberi tag komentar: "Cie ... ada yang cemberut nih ye"

Pesannya jelas: 

Pak Ahok, jangan coba-coba!

Ketika bung Ahok tersenyum saat diajak berfoto oleh Dian Sastro pada suatu waktu dan tempat, momen manusiawi yang romantik - simbolik sedang terpampang bagi publik secara gratis. Emak-emak cerewet dan remaja ABG pecicilan akan siap menjadi tukang bully gratis tanpa ganjaran nasi bungkus untuk menyeru Ahok: 

Pak Ahok. Please dech, jangan pecicilan. Kagak liat tuh bu wajah bu Vero kayak mangga muda? Mengkal dan asem kayak macan siap menerkam. 

Romantik 

Romantisme itu dinamika yang menghidupkan. Terutama romantisme keluarga. Apalagi keluarga yang intens menjadi sorotan publik. Terlebih jika sorotan publik itu adalah sosok yang berhasil menghidupkan wacana deparpolisasi, wacana baru yang membuat jengah para parpol. Hanya lelaki hebat yang bisa melakukan semua itu dan menjadi figur publik, berhasil membuat setiap orang Indonesia, bukan hanya warga DKI, merasa bahwa mereka memiliki Ahok dan berharap bahwa Ahok tidak berubah. Tentu saja, selalu ada wanita agung yang mendampingi setiap lelaki hebat. Jika lelaki hebat itu adalah Pak Ahok, maka wanita itu adalah Bu Vero.

Dimulai dari Belitung atau bahkan sebelumnya, hingga saat ini, Ahok menapaki jalan panjang dunia politik penuh kisruh sampai ia menjadi orang nomor satu di Jakarta. Meski banyak yang meragukan, lebih banyak lagi yang merasa aman jika Ahok memimpin lagi Jakarta, yakni mereka yang menyebut diri Teman. Tetapi ada tokoh utama, Bu Vero yang mengetahui bagaimana sejatinya seorang Ahok melepas lelah sesudah rutinitas hariannya melawan mentalitas wakil rakyat yang tidak merakyat. TemanAhok maupun teman-teman Ahok membutuhkan Wanita Ahok, yang sejatinya adalah pemberi energi utama bagi lelaki yang menjadi santapan setiap media dewasa ini. 

Konon setiap pria adalah big man jika dia punya harta, tahta dan kuasa. Pak Ahok sudah punya semua itu. Bahkan, dia punya satu lagi: Massa sukarela. Kerap lawan menyebut bahwa bahkan Ahok juga menguasai Media. Tetapi tetap saja, mulai dari zaman Kaisar Romawi hingga Bill Clinton dengan pegawai magang cantik Monica Lewinski jelas terbukti: Peran wanita itu adalah energi mahadasyat. Untuk tetap hebat, Ahok tidak boleh macam-macam dengan bu Vero. 

Banyak lagi contoh sederhana dimana lelaki memang tidak boleh bermain-main dengan wanita. Baik itu istrinya maupun dengan wanita lain yang - entah sengaja atau tidak - tampil begitu menggoda. Mungkin benar bahwa rakyat hanya rela jika seorang pemimpin pria hebat didampingi oleh seorang saja wanita, dan wanita hebat didampingi oleh seorang saja pria.

Ada Abraham Samad yang memudar karirnya dengan gimmick politik yang men-diskreditkan namanya berupa deretan foto mesra dirinya dengan mantan puteri Indonesia. 

Di luar sana bahkan lebih banyak lagi nama besar yang terjungkal karir politik dan kenegarawanannya karena wanita. 

Eliot Spitzer lama membuat warga New York geleng-geleng kepala. Gubernur New York yang dikenal sangat pandai berpidato, mendengung-dengungkan akan menindak para pelaku korupsi, dan berjanji akan membangun reputasi yang baik serta menjaga kesucian keluarga, ternyata telah bertindak sebaliknya. Kasus korupsi penyimpangan keuangan justru melibatkan dirinya. Konon dipicu oleh kedekatannya dengan seorang wanita.

Gary Hart adalah salah tokoh yang sangat difavoritkan dalam nominasi Partai Demokrat dalam pemilu 1987, sempat direpotkan oleh isu dengan seorang wanita.

John Jeremy Thorpe adalah seorang politikus Britania Raya, yang juga pemimpin Partai Liberal 1967-1976. Tapi ia kehilangan posisi itu, serta kursi di Parlemen, setelah ia dituduh berkomplot untuk membunuh seorang pria yang mengaku sebagai mantan kekasihnya.

Thomas Jefferson, tercatat dalam sejarah Amerika sebagai penulis dan peletak Deklarasi Kemerdekaan. Dialah Presiden Amerika paling cemerlang di masanya. Namun reputasinya yang gemilang itu sedikit tercoreng dengan isu skandalnya dengan seorang wanita yang dihembuskan James Callender, saat Presiden AS ke-3 ini memulai periode pertama pemerintahannya. Callender mengatakan, Thomas Jefferson telah menjadikan seorang budak bernama Sally Hemings sebagai selir, dan memiliki beberapa orang anak dengannya.

Perdana Menteri Italy, Silvio Berlusconi, 72 tahun, taipan media yang juga orang terkaya ketiga di Italy. Affair dengan sejumlah model,artis-artis muda, presenter televisi, dan lain-lain membuat citranya tercoreng di kalangan warganya.

Reputasi Bill Clinton yang cemerlang akhirnya jatuh juga oleh perempuan. Semua pasti ingat kasus menghebohkan itu yang nyaris membuat Clinton tumbang dari kursi Kepresidenan. Wanita muda yang berhasil menggoyahkan iman Clinton adalah Monica Lewinsky, 22 tahun, pegawai magang Gedung Putih.

Masih banyak contoh lain lagi, termasuk seorang pak RT yang malu-malu di hadapan wanita muda seperti dikisahkan Seno Gumira Ajidarma.

Semua ini hanya secuil saja dari lautan kisah tentang benarnya anggapan orang yang jamak diterima: 

Jika si lelaki tetap setia dan menjaga romantisme dengan istrinya, si lelaki akan tetap hebat. Jika si lelaki tidak lagi setia, entah itu bermula dari sekedar foto bersama, maka saat itu juga datanglah marabahaya. Marabahaya itu tidak selalu jelas awalnya. Seringkali: Berawal dari cemberut dan cemburu kecil saja.

Simbolik

Tentu saja ini cucoklogi saja. Tetapi simbolisme sejatinya adalah mencocok-cocokkan saja, siapa tahu penanda dan petanda memang punya energi yang sama. Soal marabahaya, sudah tergambar bahwa saat ini Ahok memang sedang menggambar dirinya bersama The Real Disaster, sang marabahaya yang nyata.

Jangan terlalu serius. Tetapi memang benar kok. Dian Sastro menyebut diri sebagai marabahaya. Lihatlah akun instagramnya: @therealdisastr. Pesona, kharisma, dan kecantikan kedua wanita ini memang setara. Bu Vero dan Dian Sastro adalah wanita penuh energi yang akan memberikannya bagi siapa saja yang setia padanya, sekaligus menghancurkan karir dari pria manapun yang mencoba mencari wanita pilihan kedua.

Pak Ahok, jangan lupa ya. Dian Sastro itu punya pesona yang tidak dimiliki oleh semua wanita, termasuk para selebritis sekalipun. Coba saja buka akun instagramnya si cantik yang fotonya selalu kusimpan di balik laci meja belajar ini. 

Sumber: Instagram @therealdisastr
Sumber: Instagram @therealdisastr
Untunglah hanya Dian Sastro saja yang mengajak foto pada kesempatan itu. Jika Chelsea Islan, Wulan Guritno dan Dian Sastro sekaligus mengajak Pak Ahok ber-wefie ria, saya tidak yakin Pak Ahok akan kuat. Pun dengan Bu Vero.

Jadi, sebelum tulisan ngalur-ngidul ini semakin panjang, bersama teman-teman lain yang tidak mesti TemanAhok, kami yang mendukung Ahok hanya coba berdiri dari pinggir bersama Bu Vero. Pesan kami, ya itu tadi:

Pak Ahok, jangan coba-coba.

(Tulisan ini tanpa endorsement dari pihak manapun, hanya mencoba menyampaikan aspirasi dari teman wanita saya, yang katanya merasa mesti bersimpati dengan bu Veronica. Menurut teman saya, saat itu bu Vero sedang mencoba menampilkan senyum terbaiknya, berusaha tidak meremukkan botol air Mineral yang dipegangnya. Yang jelas, ada yang tidak beres ketika lelaki paling gantengnya berfoto dengan si Dian Sastro, padahal ribuan lelaki yang sampai hari ini tidak kesampaian untuk berfoto dengan si Diva cantik dengan senyum menggemaskannya di iklan air mineral. N.B. Teman saya ini suka melucu) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun