Tergambar: Bu Vero cemberut.Â
Ada yang memberi tag komentar: "Cie ... ada yang cemberut nih ye"
Pesannya jelas:Â
Pak Ahok, jangan coba-coba!
Ketika bung Ahok tersenyum saat diajak berfoto oleh Dian Sastro pada suatu waktu dan tempat, momen manusiawi yang romantik - simbolik sedang terpampang bagi publik secara gratis. Emak-emak cerewet dan remaja ABG pecicilan akan siap menjadi tukang bully gratis tanpa ganjaran nasi bungkus untuk menyeru Ahok:Â
Pak Ahok. Please dech, jangan pecicilan. Kagak liat tuh bu wajah bu Vero kayak mangga muda? Mengkal dan asem kayak macan siap menerkam.Â
RomantikÂ
Romantisme itu dinamika yang menghidupkan. Terutama romantisme keluarga. Apalagi keluarga yang intens menjadi sorotan publik. Terlebih jika sorotan publik itu adalah sosok yang berhasil menghidupkan wacana deparpolisasi, wacana baru yang membuat jengah para parpol. Hanya lelaki hebat yang bisa melakukan semua itu dan menjadi figur publik, berhasil membuat setiap orang Indonesia, bukan hanya warga DKI, merasa bahwa mereka memiliki Ahok dan berharap bahwa Ahok tidak berubah. Tentu saja, selalu ada wanita agung yang mendampingi setiap lelaki hebat. Jika lelaki hebat itu adalah Pak Ahok, maka wanita itu adalah Bu Vero.
Dimulai dari Belitung atau bahkan sebelumnya, hingga saat ini, Ahok menapaki jalan panjang dunia politik penuh kisruh sampai ia menjadi orang nomor satu di Jakarta. Meski banyak yang meragukan, lebih banyak lagi yang merasa aman jika Ahok memimpin lagi Jakarta, yakni mereka yang menyebut diri Teman. Tetapi ada tokoh utama, Bu Vero yang mengetahui bagaimana sejatinya seorang Ahok melepas lelah sesudah rutinitas hariannya melawan mentalitas wakil rakyat yang tidak merakyat. TemanAhok maupun teman-teman Ahok membutuhkan Wanita Ahok, yang sejatinya adalah pemberi energi utama bagi lelaki yang menjadi santapan setiap media dewasa ini.Â
Konon setiap pria adalah big man jika dia punya harta, tahta dan kuasa. Pak Ahok sudah punya semua itu. Bahkan, dia punya satu lagi: Massa sukarela. Kerap lawan menyebut bahwa bahkan Ahok juga menguasai Media. Tetapi tetap saja, mulai dari zaman Kaisar Romawi hingga Bill Clinton dengan pegawai magang cantik Monica Lewinski jelas terbukti: Peran wanita itu adalah energi mahadasyat. Untuk tetap hebat, Ahok tidak boleh macam-macam dengan bu Vero.Â
Banyak lagi contoh sederhana dimana lelaki memang tidak boleh bermain-main dengan wanita. Baik itu istrinya maupun dengan wanita lain yang - entah sengaja atau tidak - tampil begitu menggoda. Mungkin benar bahwa rakyat hanya rela jika seorang pemimpin pria hebat didampingi oleh seorang saja wanita, dan wanita hebat didampingi oleh seorang saja pria.