Mohon tunggu...
Donald Haromunthe
Donald Haromunthe Mohon Tunggu... Guru - Guru Seni Budaya di SMA Budi Mulia Pematangsiantar

Saya juga menulis di donald.haromunthe.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kritisisme atas Kritik Christopher Hitchens Terhadap Ibu Teresa

13 Januari 2016   20:11 Diperbarui: 13 Januari 2016   20:46 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teresa Is A Fraud?

Kritisisme yang menyoal kembali benar-tidaknya kiprah Mother Teresa bagi warga Kalkutta pada masa hidupnya mengalir deras. Bahkan sampai pada puluhan diskusi, tak terhitung banyaknya tulisan yang menyebut bahwa karya yang dilakukan  oleh si Agnes Bonxha bukanlah sesuatu yang benar. Karenanya, ia tidak pantas menjadi mendapat gelar Mother Teresa, apalagi sampai menjadi Santa. Salah satu kritisisme yang paling terkenal datang dari seorang jurnalis dan polemicist, Christoper Hitchens. Belakangan, menjelang kanonisasi Mother Teresa sebagai santa dalam Tradisi Gereja Katolik, kritisisme yang tendensius mendiskreditkan kiprah kemanusiaan Mother Teresa oleh Hitchens tersebut di-viral-kan kembali oleh banyak orang, baik dalam perbincangan di dunia nyata maupun diskusi di dunia maya, seperti yang saya alami dalam sebuah group Facebook.

Sebuah artikel yang ditulis Zaenab Akande, seorang penulis alumna University of Delaware di website Mic.com, disebarluaskan kembali secara masif. Tulisan itu berjudul: "Mother Teresa Not a Saint: New Study Suggests She Was a Fraud" (Mother Teresa Bukan Seorang Kudus: Studi Terbaru Menunjukkan Bahwa Dia Melakukan Kecurangan).

Tulisan ini cukup provokatif, dan punya beberapa nilai pencerahan. Poin positif yang bisa diambil dari artikel ini ialah upaya kritisisme tanpa henti, seperti telah dimulai sejak Hitchens (yang reportasenya dijadikan dasar penulisan oleh Zaenab), sedemikian sehingga para pengagum Mother Teresa ini membuka mata akan adanya kemungkinan lain soal apa yang sesungguhnya dilakukan oleh Mother Teresa.

Tulisan ini bersama puluhan halaman lain adalah upaya menulis ulang hasil repotase Hitchens. Karenanya, kritikus yang pantas diperhitungkan dalam kontribusinya mengenai validitas karya kemanusiaan Teresa tetap Christopher Hitchens. Konkusi Hitchens yang cukup mencengangkan ialah bahwa menurutnya Agnes Bonxha melakukan malpraktek dalam pelayanannya di Kalkutta.

Selain itu, Agnes juga dituding sengaja menyalahgunakan dana donasi yang diperuntukkan bagi karyanya dengan malah menyimpan dana itu di sebuah rekening rahasia.

Kesucian itu tidak bisa dimanipulasi atau difabrikasi.

William Doino Jr, seorang penulis Inside Vatican, menulis sebuah kritik di First Things (afiliasi dari The Institute on Religion and Public Life, sebuah lembaga riset dan pendidikan inter-religius dan non-partisan) terhadap metodologi yang dilakukan oleh Christopher Hithens untuk menanggapi kembali viralitas tentang tuduhan eksploitasi oleh Agnes Bonxha.

Tanpa menjadi apologetis fanatik, William menunjukkan beberapa hal mendasar yang juga perlu diketahui publik sehingga mereka bisa melihat kembali siapa itu Agnes Bonxha: Apakah benar seperti yang ditulis dan difilm-kan oleh Hitchens. 

Kritisisme (Belum) Berakhir

Menangkap bulat-bulat gagasan Hitchens ataupun membela mati-matian kekudusan Mother Teresa adalah dua ekstrem yang sebaiknya tidak menjadi final standing position dari kita. Akan selalu ada perang gagasan, perang media, dan perang viralitas berita tentang setiap sosok fenomenal, karena rating memang mendapatkan sumbangan terbesar dari propaganda, opinionisasi, analisis dan komentar terhadap suatu "public figure", atau seorang "public property".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun