Mohon tunggu...
Donald Siwabessy
Donald Siwabessy Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tepatkah Panti Werda Jadi Pilihan Tempat Jalani Masa Tua?

31 Oktober 2024   16:58 Diperbarui: 31 Oktober 2024   17:04 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tepatkah Panti Werda Jadi Pilihan Tempat Jalani Masa Tua?

 

"Anak tak tahu diri, masa orang tua ditempatkan tinggal di panti jompo?"

Pernyataan itu terlontar dari mulut salah seorang rekan, setelah mendengar rencana seorang rekan lain di gereja yang hendak memondokkan orang tuanya di sebuah panti werda atau panti jompo.

Pernyataan seperti ini bukan hal yang baru. Bisa dimaklumi itu sebuah pernyataan khas dalam konteks budaya kita, budaya Timur yang belum terbiasa menempatkan orang tua menghabiskan masa tuanya tinggal di panti werda.

Banyak yang merasa tabu dan tak pantas melakukakannya. Ada juga yang secara diam-diam melakukannya, tak ingin diketahui orang lain selain keluarga karena merasa malu. Ya, malu dianggap anak yang tak tahu balas budi pada orang tua.

Apakah harus demikian? Sebegitu tabukah keberadaan panti werda? Atau, jangan-jangan dengan banyaknya panti werda yang dapat dijumpai saat ini, menandai keberadaannya sebagai pilihan tepat bagi para lansia menjalani hari tua?

Menjawab pertanyaan ini mungkin bisa dilakukan dengan melihat dari sisi yang berbeda yaitu dari pengalaman para lansia yang tinggal di panti werda. Menengok pengalaman dan manfaat yang dirasakan mereka saat tinggal di panti werda.

Beberapa tahun lalu saya berkesempatan mengunjungi sebuah panti werda di derah Lembang, Bandung, Jawa Barat, bernama Yayasan Rumah Orang Tua Tuna Netra Ebenhaezer.

Kisah kegiatan saya di panti werda itu sempat saya ceritakan di artikel Kompasiana saya, ditayang tanggal 24/11/2023, berjudul, "Lagu Als U In Nood Verkeert dalam Kisah Oma Sumiatun dan Puisinya." Jangan lupa dikujungi ya, hehe.

Apa yang ditemukan saat kunjungan itu selain oma Sumiatun dengan kisahnya, tentu kisahan para lansia soal bagaimana pengalaman mereka tinggal di panti werda, dan informasi yang didapat dari pengurus panti werda.

Beberapa kisah bisa dikisahkan seperti berikut.

Ragam Kegiatan

Banyak kegiatan mental dan fisik yang dapat dilakukan secara bersama oleh para lansia. Misalnya, kegiatan di pagi hari dapat dilakukan dengan ibadah bersama. Selanjutnya kegiatan fisik di pagi hari dapat disesuaikan dengan kemampuan masing-masing lansia, misalnya jalan kaki, senam, dan olahraga ringan lainnya.

Kegiatan bersama lain menyusul di tengah hari, misalnya dengan membagikan kertas kosong dan membiarkan mereka "berkarya", entah menggambar, menulis sajak, surat, mengarang cerita atau menceritakan pengalaman masa lalu, melipat kertas dan lain-lain. Hasil karyanya dapat dibacakan, diperlihatkan pada sesama lansia.

Menyanyi bersama/karaoke bersama, sendiri-sendiri atau berkelompok, dan ada juri/tim penilai, merupakan kebersamaan yang menyenangkan. Apalagi jika disediakan hadiah entah buku, makanan atau apa saja yang disesuaikan dengan kuangan panti werda.

Para lansia juga bisa diatur untuk membantu menyiapkan bahan makanan untuk dimasak, seperti memetik akar tauge, memotong, menyiangi dan membersihkan sayur, mengupas kentang, wortel, dan lain-lain yang disesuaikan dengan kemampuan mereka.

Sekali-sekali mereka bersama pergi berekreasi ke luar, ke taman bunga atau alam yang indah, hal ini menyenangkan bagi mereka. Mereka juga dapat diajak mengunjungi anak-anak di panti asuhan, atau panti werda lain. Hal ini menjadi kesempatan bagi mereka menjadi saluran berkat, membagi kegembiraan dan ungkapan syukur pada pihak lain.

Untuk menghindarkan kemunduran fungsi ingatan, mereka ditolong dengan berkegiatan membaca dengan keras, menghafalkan beberapa ayat kitab suci, bercerita tentang masa lalu, dan bercerita tentang berkat-berkat yang diberikan Tuhan. Banyak kegiatan dapat dilakukan untuk membangun rohani para lansia. Di sini diperlukan juga pembimbing rohani untuk menguatkan iman mereka.

"Saya dapat berteman dengan para lansia yang lain, membagi suka duka bersama dan menjalani hidup bersama. Pembicaraan saya terasa nyambung dengan teman sesama lansia di sini", demikian tegas oma Sumiatun ketika saat itu saya tanyakan apa hal baik yang ia rasakan saat tinggal di panti werda.

Namun sekalipun sejumlah hal baik bisa dikemukakan seperti sebelumnya, terdapat beberapa kegiatan di panti werda yang kurang mendorong lansia untuk aktif dan produktif, misalnya: mereka asyik menonton televisi tanpa melakukan kegiatan apa-apa sehingga membuat mereka menjadi lebih pasif.

Kesimpulan

Di panti werda para lansia dapat menemukan teman yang hampir sama umurnya, bergembira bersama, berbagi cerita bersama. Mendapatkan kemudahan-kemudahan dengan fasilitas-fasilitas yang disesuaikan dengan keadaan lansia. Mereka bahkan mendapat kunjungan-kunjungan sosial dari berbagai pihak. Juga terdapat bimbingan rohani, bahkan disediakan perawat dan dokter jika dibutuhkan.

Dengan demikian pandangan masyarakat budaya Timur yang negatif tentang panti werda agaknya perlu diluruskan. Lansia yang tinggal di panti werda tidak berarti "terbuang" karena mereka tetap memiliki keluarga.

Sekarang kita kembali pada pertanyaan yang menjadi judul artikel ini, "Tepatkah Panti Werda Jadi Pilihan Tempat Jalani Masa Tua?"

Jawabannya, panti werda dapat menjadi pilihan yang tepat dan baik untuk menikmati hari tua, asalkan pengambilan keputusan untuk tinggal di panti werda ini melibatkan seluruh anggota keluarga, serta berdasarkan persetujuan lansia tersebut.

Bisa jadi keputusan sebelumnya telah dilakukan oleh rekan dalam kisahan di awal artikel ini saat menempatkan orang tuanya tinggal di panti werda. Sayang, luput, tak diketahui kawan yang berkomentar negatif itu. Sayang ....

Semoga bermanfaat![]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun