"Maksud bapak kebiasaan menyapa Allah dengan sapaan selamat pagi, siang atau malam seperti dalam lagu itu?" tanya Joni.
 "Ya, itu maksudnya! Apakah kamu pernah dengar sikap yang mirip dengan itu tapi bukan dalam lagu melainkan dalam doa?" tanya Pendeta.
"Belum! Maksudnya dalam doa?"
"Ya, ada juga orang yang ditanggapi demikian hanya karena ia terbiasa memulai doanya dengan menyapa selamat pagi, siang, atau malam pada Allah dalam doanya." lanjut Pendeta.
"Wah, apa yang salah? Fatalkah kesalahan karena menyapa Allah demikian sehingga harus disikapi seperti itu?" lanjut Joni bertanya.
"Sebenarnya kalau diselidiki menurut Alkitab, kebiasaan itu sah-sah saja dilakukan. Karena sapaan pada Allah sesuai waktu kita bukanlah sebuah persoalan bagi Nya, yang jadi persoalan itu kalau kita lupa bahwa waktu hidup kita adalah pemberian Tuhan, lalu dipakai seluruhnya untuk urusan kita semata, hingga untuk menyapa Nya dalam doa syukur saja kita tak sempat. Nah, itu persoalan!" sambil tersenyum ia meraih Alkitabnya lalu melanjutkan ...
"Kamu tahu Joni, dalam Alkitab memuat beberapa nyanyian atau doa yang berisi keterangan waktu," sambil menunjuk Alkitab ditangannya kemudian melanjutkan, "Misalnya dalam kitab Mazmur  88:13. Coba kamu tolong baca bagian Mazmur bani Korah ini!" alkitab itu disodorkan pada Joni yang lalu membaca ...
 ""Tetapi aku ini, ya TUHAN, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan pada waktu pagi doaku datang ke hadapan-Mu".
 "Nah itu baru satu di antara beberapa kali pemazmur mengatakan bahwa ia menyembah atau berdoa kepada Allah diwaktu pagi. Yang lain misalnya dalam Mazmur 5:4; 59:17; 90:6, 14. Oh ya, tak hanya pagi ... juga malam, misalnya  dalam Mazmur 8 ayat 4. Nyanyian Daud itu dinyanyikan pada waktu ibadah malam. Di sini tertulis, "Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kau tempatkan ...", Pendeta membaca Alkitab ditangannya kemudian meneruskan ...
"Menemukan banyak pernyataan dengan keterangan waktu seperti itu dalam Alkitab, menurut kamu apakah itu berarti pemazmur sedang membatasi Allah dengan waktunya?" tanya Pendeta.
"Sepertinya tidak!" jawab Joni