Orang tua perlu memahami bahwa persoalan gagal beberapa kali bukan hanya wajar tetapi kadangkala tak terhindarkan. Yang penting adalah bangun kembali, seperti dikemukakan salah satu bagian Alkitab: "Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali." (Amsal 24:16a).
Langkah ketiga adalah orang tua juga perlu untuk memberikan dukungan seperlunya kepada anak.Â
Walaupun pemberian penghiburan dan penguatan secara berlebihan adalah kontraproduktif, namun bukan berarti orang tua tidak memberikan dukungan apa-apa.
Sebuah pelukan misalnya, seringkali memberi kekuatan yang melebihi berjuta-juta perkataan.
Memberikan beberapa kalimat dorongan yang tepat juga membuat anak tidak patah semangat.
Mengungkapkan apresiasi atas usaha anak akan memberikan pelajaran penting bahwa proses lebih penting daripada hasil.
Jika anak belum siap mendiskusikan kegagalannya, orang tua tidak perlu memaksa. Anak kadangkala membutuhkan waktu sendirian untuk berduka dan introspeksi diri. Katakan kepada mereka bahwa kita siap menjadi pendengar yang baik kapanpun mereka membutuhkannya.
Langkah keempat adalah orang tua bisa membimbing anak untuk bisa menarik pelajaran spiritual dan moral dari kegagalan mereka.
Anak-anak perlu dibimbing untuk berani merengkuh kegagalan tanpa menyalahkan apapun maupun siapapun. Mereka perlu diajar bahwa setiap pelajaran adalah berharga, jauh melebihi semua kerugian dan kesakitan dalam kegagalan.
Anak perlu diajar bahwa kegagalan sesungguhnya adalah orang yang tidak mau belajar dari kegagalan. Apakah anak terlalu terburu-buru dan kurang berhikmat dalam mengambil keputusan? Apakah anak kurang berusaha dengan sungguh-sungguh? Apakah anak terlalu menggampangkan tantangan? Deretan pertanyaan ini tentu saja masih dapat diperpanjang.
Pelajaran akan lebih lengkap apabila orang tua juga mau belajar dari kegagalan anak-anak. Mungkin orang tua kurang memberi arahan dan dukungan? Mungkin orang tua terlalu berlebihan memberikan tuntutan dan tekanan pada anak-anak? Deretan pertanyaan ini juga masih bisa diperpanjang.
Langkah kelima adalah soal pemberian konsekuensi.Â
Langkah ini sekilas bertentangan dengan semua nasihat positif sebelumnya. Namun, dalam kenyataannya tidak demikian. Seandainya kegagalan disebabkan oleh kesalahan anak, orang tua perlu menolong mereka untuk berani bertanggung-jawab. Belajar dari kesalahan adalah satu hal. Menanggung akibat dari kesalahan itu adalah hal yang berbeda. Dua-duanya penting bagi kedewasaan anak-anak.
Langkah keenam, langkah yang terakhir adalah orang tua juga harus menunjukkan kasih tanpa syarat kepada anak.Â
Keberhasilan maupun kegagalan anak-anak tidak seharusnya mendefinisikan siapa mereka di hadapan orang tua. Kasih orang tua tidak ditentukan oleh prestasi anak-anak. Sama seperti Tuhan Sang Penyayang mau menerima kita apa adanya dengan semua kegagalan dan kehancuran kita, demikian pula orang tua harus menerima setiap anak dengan penuh cinta tidak peduli seberapa besar pencapaian mereka.